Lingkaran Dosa

Sebuah mobil mewah memasuki halaman rumah yang terlihat megah, seorang wanita turun dari mobil tersebut melangkah anggun untuk memasuki rumah yang merupakan miliknya. Begitu dirinya memasuki ruang tamu bangunan tersebut seorang gadis manis langsung menyambutnya dengan pelukan hangat sambil berkata.

“Mama..........kangen.....Mama kemana sih ngak biasanya mama sampai ngak pulang karena pekerjaan.”, ucap dara begitu menghampiri mamanya sambil berpelukan dan cipika cipiki..

"Mama juga kangen sayang... Iya Mama minta maaf ya sayang. gmn liburan kalian asyik??? Kakak.kamu mana??, ucap tante Tati pada anak keduanya mengalihkan cercaan anak pada sang ibu.

Kemudian mereka mengobrol santai membahas liburan dan permasalahan ciwi ciwi... Antara ibu dan anak yang terlihat begitu akrab.

Dara anak kedua tante Tati yang peling ceriwis dari pada kakak nya Sinta. Dia selalu bisa membuat suasana rame dan selalu menceritakan kesehariannya pada ibunya.

Berbanding terbalik dengan Sinta yang hemat bicara. Dulunya Sinta adalah anak yang sangat ceria, namun saat umurnya memasuki usia empat tahun dirinya menyaksikan ayahnya tengah memadu kasih di pembaringan. Di usia segitu Sinta kecil memang belum mengerti tapi dia tau bahwa wanita yang bersama ayahnya yang tidak mengenakan apa apa seperti bayi baru lahir itu bukan ibunya. Semenja itu dirinya irit bicara ditambah perpisahan antara kedua orang tuanya membuatnya jadi anak yang pendiam.

"Tok......Tok.....Tok......", suar pintu diketuk namun tidak ada jawaban.

"Tok...Tok.....Tok.....".ketukan kedua

Namun, saat akan mengetuk yang ketiga pintu itu terbuka dengan sendirinya. Terlihat seorang gadis dengan kaca mata berambut panjang yang di kuncir kuda. Wajahnya cantik dengan kulit putih mulus seperti ibunya yang membedakan ibu dan adiknya bertubuh ramping padat berisi sedang kan Sinta berpostur tinggi kurus dan bisa di bayangkan kalau dirinya kutilang dara *kurus tinggi langsing da" rata*.

"Anak Mama... Sini peluk mama kangen sama kamu", ucap tante Tati begitu melihat anak sulungnya. Dan sinta pun membalas namun tanpa ekspresi.

"Hei kamu kok murung abis pulang jalan jalan, apa ada masalah sayang", tukas tante Tati yang menyadari ada yang janggal pada anak gadisnya tersebut.

"Ngak ada ma cuma lagi bete aja. Ngak tau kenapa perasaan ku ngak karuan aja ma", balas Sinta sambil berjalan menuju ranjangnya dan di ikuti oleh wanita single parent itu.

"Kak Sinta kayaknya lagi jatuh cinta tu ma..", tiba tiba Dara nyerocos begitu sampai di ambang pintu kamarnya..

"Apaan sih dek.. ngak ada ma...", balas Sinta malu malu. Kemudian ketiga charles angle itu mengobrol bersama di kamar Sinta membuat keakraban mereka begitu hangat walau tanpa sosok seorang ayah.

Ditempat lain disebuah bengkel yang tidak begitu besar kini Clara tengah berbincang dengan seorang mekanik yang juga merupakan pemilik langsung dari bengkel tersebut.

"Kemungkinan besok baru bisa selesai mbak.... Selain mengganti kaki,ban, dan pelek juga harus dibetulin serta ada beberapa bagian yang lecet juga harus di poles lagi mbak", ucap mekanik bernama Yanto pada wanita cantik didepannya.

"Ngak apa apa mas, saya percayakan saja semuanya pada mas Yanto, kalau masalah biaya gimana mas??", balas Clara pada laki laki berpakaian mekanik itu.

"Aman saja itu mbak, lagian saya sudah kenal lama sama Roy jadi bisa kita bicarakan nanti",balas Yanto santai sambil melirik ke arah Roy yang berdiri disamping wanita yang jadi lawan bicaranya seperti patung pajangan tanpa suara.

"Eh ya mbak tadi kami menemukan handphone mbak di bawah jok mobil cuman layarnya rusak mbak",sambung Yanto sambil menyerahkan benda pipih berteknologi tinggi itu pada wanita cantik berambut panjang tersebut.

Walau di keningnya ada perban yang menempel tapi tidak menghilangkan pesona keanggunannya. Clara menerima phone cellnya yang terlihat sudah pecah layarnya dan tidak bisa lagi menyala.

Setelah mereka berbincang masalah mobil Roy dan Clara pergi meninggalkan bengkel tersebut.

Saat di pinggir jalan "Sebaiknya kamu hubungi suami mu Ra, agar dia tidak cemas dan bisa menjemput kamu disini. Agar tidak ada kesalah pahaman di kemudian hari Ra", ucap Roy santai saat berdiri di samping wanita berparas ayu itu.

Clara tertawa dengan menutup mulutnya dan reflek memukul lembut bahu pemuda yang telah menolongnya..."Setua itu kah aku dimata mu Roy", balas Clara sambil masih ketawa .

Roy pun heran dengan sikap Clara yang menanggapi ucapannya seperti sebuah candaan.

"Aku belum punya suami Roy. Baru juga mau tunangan bulan depan itu pun ngak jadi", jawab Clara serius.

Jawaban dari Clara membuat Roy berpikir sejenak "Maaf Ra kalau aku menyinggung perasaan mu", tukas Roy merasa bersalah karena melihat mimik wajah Clara yang terlihat sedih.

"Sudah ngak usah dipikirkan, pinjam hp mu aku mau pesan taksi online, kamu ada kesibukkan hari ini Roy??", balas Clara sambil menengadahkan tangan meminta phone cell pada pria yang dipertemukan dengannya karena kecelakaan. Dengan gelengan kepala Roy menjawab.

Kini Roy dan Clara berada disebuah cafe yang memiliki pemandangan langsung kelaut. Tidak ad pembicaraan antara mereka, keduanya sedang sibuk menikmati hidangan didepannya.

Saat makanan sudah habis tinggal minuman yang tersisa. Clara menikmati jus strawberry nya sedangkan Roy secangkir kopi hitam.

"Apa kamu merokok Roy...???, ucap Clara memecah keheningan diantara mereka yang dibalas Roy dengan anggukan.

"Kalau kamu mau merokok, merokok aja aku ngak masalah lagian disini juga bukan area boleh merokok!!!!", tukas Clara sambil memperhatikan pengunjung lain yang juga banyak merokok.

"Apa boleh??", balas Roy yang di tanggapai dengan anggukan oleh wanita cantik di depannya.

Roy mulai menyalakan api kecil dari pematik membakar ujung rokoknya, terlihat nikmat saat Roy melepaskan asap putih dari mulutnya yang berasal dari tembakau yang dipadat berbentuk silinder panjang itu.

"Jadi laki laki tu enak ya Roy...lagi galau pikiran panik bisa ditenangkan dengan sebatang rokok dan secangkir kopi", ucap Clara memperhatikan pemuda didepannya dengan rokok ditangan.

Mendengar itu Roy memutar bola matanya meresapi kata kata dari wanita cantik dengan penampilan berkelas dihadapannya itu. "Siapa bilang jadi cowok itu enak. Hidup laki laki itu isinya hanya ada tuntutan, tanggung jawab dan pertanggung jawaban. Lalu tentang salah dan selalu menjadi pihak yang disalahkan. Sisanya hanya lamunan dan harapan", ucap Roy sambil menatap perempuan didepannya yang juga memandanginya hingga kedua binar mata mereka bertemu.

"Disaat lamunan dan harapan yang tidak menentu itu lah rokok dan kopi menjadi kawan sebagai pengalihan bagi kami kalau kami sebenarnya lagi tidak baik baik saja"tambah Roy kemudian menghirup udutnya nya dan melepaskan asapnya keudara.

Lama binar mata keduanya bertemu namun Clara entah apa yang dilihatnya. Karena saat Roy telah mengalihkan pandangan kesekitar Clara masih diam terpaku menatapnya.

"Hei.... Halllo..... Ra....Clara..." Ucap Roy sambil mengibaskan tangan namun tidak ada tanggapan dari lawan bicaranya tadi. Dengan senyum nakal Roy ingin menjahili wanita cantik yang baru dia kenal.