NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-24

"Saya malu Ran...." ujar Jasmin seraya menutupi wajahnya yang memerah dengan tangannya.

"Gak usah malu Jas, biasanya juga malu Maluin...." ujar Azizah dengan nada sinis.

"Lagian ikan sama sambelnya enak kok... cuman sayur yang loh masak ajah gak bisa di terima di lidah orang orang...." ujar Azizah lagi mencoba menghibur sahabat nya karena memang kenyataan nya ikan dan sambal buatan Jasmin sangat lezat berbeda dari sayur yang di masaknya yang sangat sulit ia telan.

"Ahhhh---hahah... Gak usah di makan kalo gak enak, bikin gue insecure ajah..." ujar Jasmin seraya menarik kembali mangkok yang berisi sayur buatan nya.

"Eh gak papa Bu, saya suka suka ajah kok, sedikit asin kalo di tambah nasi malah enak..." ujar Rendi seraya menarik kembali mangkok yang di pegang oleh Jasmin.

"Cihhhhh!!!! Penjilat! Kalo asin mah yah asin ajah..." ujar Azizah berdecih.

Setelah selesai makan, Jasmin berpamitan untuk pergi ke salon bersama Azizah hari ini mereka berniat untuk melakukan treatment wajah agar terlihat lebih fresh, entah mengapa akhir akhir ini Jasmin tidak ingin terlihat Kumal di mata siapapun.

"Ron, kamu antar saya..." pinta Jasmin pada Roni.

"Biar Rendi jaga rumah..." ujar nya.

"Terus Rani sama Azzam gak ikut Bu?" tanya Roni yang terlalu berat meninggalkan adiknya di rumah bersama pria yang kurang ia sukai.

"Ngapain? Rani gak mau treatment nan, Azzam lagi malas keluar rumah juga, kenapa emang? Kamu gak mau ngantar saya?" tanya Jasmin dengan memborbardir.

"Eh-hh enggak kok Bu, saya cuman nanya ajah..." ujar Roni sedikit terbata.

"Ayo cepetan ahh..." ujar Jasmin padahal ia sengaja meninggalkan Rendi bersama dengan Rani, karena Jasmin tahu betul ada sesuatu di antara mereka yang belum selesai.

Benar saja, setelah Jasmin pergi, Rendi masuk ke dalam rumah, padahal sedari tadi ia berdiri di luar pintu rumah.

"Ran, maafin aku, aku gak bisa kalo terus terusan didiemin sama kamu..." ujar Rendi saat melihat Rani yang tengah duduk bersama Azzam.

"Kita udah bukan siapa siapa lagi, jadi gak seharusnya kamu nuntut aku atas sikap aku ke kamu... ini hidup aku jadi aku mohon jangan terlalu mempermasalahkan sikap aku ke siapapun...." ucap Rani dingin tanpa menatap Rendi yang berdiri tepat di belakangnya.

"Ran, aku tahu aku salah,.. Aku ninggalin kamu hanya karena balas dendam keluarga ku, meski bagaimanapun aku gak bisa liat ibu ku terus terusan terpuruk dengan kegilaan nya Ran...." ujar Rendi dengan suara tercekat.

"Saat kamu membatalkan pernikahan kita tepat dua hari sebelum acara, apa kamu pernah berpikir jika akupun bisa gila?" tanya Rani dengan dada yang mulai bergemuruh saat kembali mengingat hari hari kemarin

"Aku salah Ran, aku pria yang tidak pantas di bilang pria, aku pecundang... Aku pergi ninggalin kamu hanya karena aku takut identitas ku terbongkar sebelum balas dendam keluarga ku tercapai..."

"Tanpa memikirkan jika kamu bisa saja gila karena aku tinggalkan tanpa kata kata perpisahan..." ucap Rendi dengan suara bergetar bahkan nyaris menitikkan air matanya saat kelopak matanya mulai dipenuhi linangan air mata.

Hatinya begitu sakit saat memikirkan bagaimana perasaan Rani dahulu saat ia tinggalkan tepat dua hari sebelum pernikahan nya di laksanakan, ia pergi tanpa memberi kabar pada Rani tanpa berpamitan dan tanpa membatalkan pernikahan dengan benar, hanya karena ia pergi terburu-buru kabur ke luar negeri untuk menutupi identitasnya yang hampir ketahuan saat menjalankan misi untuk membongkar kematian dari kakak sang ibu.

Sedangkan setelah sampai di klinik kecantikan, ia segera mendaftar ke kasir untuk melakukan treatment bersama Azizah, seraya menunggu giliran nya masuk ke ruangan Jasmin memilih menunggu sembari memesan makanan yang ada di kantin klinik

"Jas?" sapa seseorang seraya menepuk pundak Jasmin dengan lembut.

"Hey dim...." Dimas, secara kebetulan ia bertemu Dimas di tempat ia melakukan treatment untuk wajah.

"Lagi ngapain?" tanya Jasmin saat melihat Dimas yang berada di klinik ini pula.

"Biasa, nganter istri bos..." jawab Dimas santai seraya ikut duduk di kursi bersama mereka.

"Kirain loh mau treatment nan juga..." ujar Jasmin terkekeh saat membayangkan Dimas yang cukup maskulin melakukan treatment wajah, karena bagi mereka yang notebene nya orang kampung adalah hal yang tabu bagi pria yang merawat wajahnya seperti wanita.

"Udah cukup tampan ngapain treatment, kayak kurang ganteng ajeh...." jawab Dimas seraya tertawa ringan.

"Lakik loh treatment juga? Buat ngilangin garis garis kasar di wajah Atau ngurangin penuaan?" ledek Dimas pada Jasmin, karena kemarin saat bertemu Jasmin bercerita jika ia sudah menikah dengan pria yang umurnya sudah mendekati tua.

"Operasi plastik biar pada kenceng lagi...." jawab Jasmin dengan nada sebal.

"Yah kagak lah, gue kesini sama temen gue ngapain juga harus ngajak om om, gak boleh dan gak perlu...." lanjut Jasmin

"Biasanya gen z selalu bawa ATM gede biar mudah pembayaran?"

"Yaelah dim, ngapain di bawa bawa bikin malu, mending transfer langsung ke gue ada ATM yang simpel ngapain bawa yang gede gede?" Jelas Jasmin

"Hey heyyy heyyy...." ujar Azizah seraya menjentik hentikan jarinya pada Jasmin dan Dimas yang tengah asik mengobrol sehingga melupakan dirinya yang sedari tadi ada bersama mereka.

"Loh pikir gue kambing conge apa? Enak enak ngobrol berdua gue di anggurin, gak sopan tahu gak Luh?" ujar Azizah lagi dengan nada menggerutu.

"Sorry..." ujar Jasmin dan Dimas bersamaan seraya tertawa cekikikan.

"Huftttt......" Azizah hanya menarik nafas dengan kesal saat hanya mendapat kata maaf dari mereka.

"Jadi loh tuh Dimas yang selalu ke tikung sama orang itu kan?" tanya Azizah pada Dimas karena ini pertama kalinya ia secara resmi bertemu dengan Dimas yang sering Jasmin ceritakan.

"Heheh... Iyah nih, udah dua kali mau nya ke Jasmin eh ketikung Mulu..." jawab Dimas cengengesan tanpa merasa malu meski berbicara di depan orang nya langsung.

"Ckkkk... Pantes ajah selalu ketikung, orang sebodoh ini...." gerutu Azizah dengan suara lirih namun bernada sebal

"Lain kali kalo Jasmin ngejanda lagi, loh jangan malu malu, langsung aja ajak Jasmin nikah jangan di nanti nanti cuman karena malu, takutnya Jasmin keburu sama yang lain lagi, loh tahu sendiri kan Jasmin cukup best seller, gue ajah belum laku sekalipun... Die usah dua kali ajeh... " ucap Azizah PO panjang lebar yang langsung mendapat toyoran dari Jasmin.

"Sialan Jasmin.." umpat Azizah seraya mengelus elus bekas toyoran Azizah.

"Loh pikir gue barang apa?" ucap Jasmin cengengesan, ia tak pernah merasa marah meski Azizah terkesan ceplas ceplos.

"Dimas.. Ayok kita pulang... " panggil seorang wanita yakni Bu Jemi, istri dari pak Jamok selaku menteri PUPR.

"Baik Bu...." jawab Dimas seraya bangun dari tempatnya duduk.

"Sudah selesai kan ngobrolnya?" tanya Bu Jemi halus.

"Udah kok Bu... Mari..." ajak Dimas seraya mempersilahkan istri bos nya untuk berjalan lebih dahulu.

"Maaf yah harus ganggu..." ujar Bu Jemi pada Jasmin dan Azizah.

"Soalnya saya lagi buru buru..."

"Oh ya, saya Jemi kamu Jasmin yah?" tanyaypada Jasmin yang langsung mendapat jawaban anggukan dari Jasmin.

"Ini satu lagi siapa?" tanyanya lagi

"Azizah Bu..." jawab Azizah seraya mengulurkan tangannya.

"Salam kenal saya Jemi..." ujarnya seraya meraih uluran tangan dari Azizah.

Tak lama berbincang Bu Jemi pun berpamitan untuk pulang ke pada Jasmin dan juga Azizah.

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!