Ketika banyak yang mulai mempermasalahkan penampilan ku, disitulah perubahan mulai merubah penampilan ku. Ya, gadis cupu ini sudah berubah menjadi cantik, Zevana Willen, kini dia sudah bisa mengepakkan sayapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyqilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi yang lesu
“ I-iya kak, tidak apa-apa. “ Jawab Zevana dengan senyuman samarnya.
“ Sekali lagi aku minta maaf ya, aku tidak bermaksud mengejutkan mu seperti itu. Kamu benar-benar terlihat begitu cantik malam ini Ze. “
“T-terimakasih kak Bian. “
Ternyata pria itu adalah Febian, kini Zevana hanya bisa tertunduk malu saat mendengarkan pujian dari Febian.
“ Kenapa kamu menunduk seperti itu? Apa kamu sedang malu? “ Tanya Febian sambil terus mengamati gerak-gerik Zevana.
Zevana semakin merasa malu karena Febian tahu jika saat ini dirinya memang sedang malu, padahal Zevana ingin menyembunyikannya, tapi sepertinya ia terlalu menunjukkan bahwa dirinya sedang sangat malu saat ini bahkan sampai wajahnya terlihat begitu memerah. Zevana tidak bisa menutupinya dan semakin dirinya ingin menutupi rasa malunya itu, itu malah membuatnya semakin terlihat jelas jika dirinya sedang merasa malu saat ini.
“ Ze…kamu sangat lucu. “ Ucapnya lagi sambil tertawa ke arah Zevana.
“ He..hehe…”
Zevana terpaksa tertawa untuk menanggapi perkataan Febian, ia juga merasa sangat canggung saat ini.
Saat mereka sedang dalam situasi yang sangat canggung dan Zevana juga kebingungan untuk memilih topik pembicaraan. Untung saja Dandy tiba-tiba saja datang dan membuyarkan suasana yang begitu canggung selama beberapa menit itu.
“ Kak Bian, ternyata kakak di sini, aku dari tadi mencari kakak. “ Keluhnya.
“ Iya, kakak sedang mengobrol dengan Ze. “
“ Hai Ze, wah…kamu benar-benar luar biasa. “
Dandy melihat ke arah Zevana lalu kemudian ia memberikan dua jempolnya pada Zevana.
“ Luar biasa? Maksudmu? “ Tanya Zevana bingung.
“ Iya, malam ini kamu tampak sangat luar biasa, bukan hanya cantik, kamu terlihat seperti pemilik acara ini, kamu sangat mencolok Ze, bahkan aku dari tadi mendengar banyak orang yang berbisik dan membicarakanmu. “ Ungkapnya.
“ Benarkah? Tapi kamu sangat berlebihan Dandy, jangan terlalu memujiku seperti itu, aku tidak terbiasa dengan pujian-pujian seperti itu. “
“ Tapi apa yang dikatakan Dandy benar Ze, dan itu bukan hanya pujian, itu adalah fakta. “ Sahut Febian yang sangat setuju dengan apa yang baru saja di katakan Dandy.
Zevana hanya bisa tersenyum dengan wajah yang semakin memerah, dan itu membuatnya semakin terlihat semakin manis dan juga imut.
“ Ze, kalau kamu terus seperti ini, sepertinya aku bisa jatuh cinta padamu. “ Ungkap Dandy.
Zevana yang mendengar perkataan Dandy menjadi begitu terkejut, ia sampai terperangah dan menatap Dandy dengan kedua mata yang sudah terbelalak.
“ Aku hanya bercanda, jangan menatapku seperti itu, aku tahu kamu tidak suka aku berbicara seperti itu kan? “ Ucapnya lagi lalu kemudian mengalihkan pandangannya dari Zevana.
“ Tentu saja, kamu ini…jangan bercanda seperti itu lagi, tidak lucu. “ Omel Zevana masih dengan mata yang melotot ke arah Dandy.
“ Sudah-sudah…Ze, Dandy, bagaimana kalau besok kalian datang ke restoran emerald. “
Febian tiba-tiba saja menawarkan Dandy dan juga Zevana untuk datang ke sebuah restoran ternama di kotanya.
“ Ada apa kak? Apa ada pesta di restoran itu? “ Tanya Dandy menyelidik.
“ Iya, kakak ada pertemuan dengan salah satu partner bisnis kakak, dan setelah itu kakak mau mentraktir kalian. “
“ Oke, aku akan datang. “ Ucap Zevana lalu kemudian tersenyum ke arah Febian.
“ Oke, aku juga akan datang, lumayan, makan gratis di restoran mewah. “ Sahut Dandy yang juga setuju untuk datang ke restoran yang disebutkan Febian.
Selama acara pertunangan Alian dan Aryan berlangsung, mereka selalu bertiga, dan mereka terlihat semakin akrab. Bahkan Febian selalu memberikan perhatian lebih pada Zevana. Dandy juga sesekali menjahili Zevana dan sangat senang melihat wajah Zevana ketika sedang kesal padanya.
…..
00.00
Sudah tengah malam dan acara pun akhirnya selesai, Zevana juga terlihat sudah sangat lelah. Zevana masuk ke dalam mobil milik Aryan dan ikut dengan Alian dan juga Aryan untuk pulang bersama.
“ Kak? Kenapa kakak tidak langsung membuat acara pernikahan saja? Acaranya sangat meriah melebihi acara pernikahan. “ Keluh Zevana.
“ Ze, sebenarnya kakak ingin cepat menikah, tapi kakakmu sangat bersikeras ingin menikah setelah kamu lulus sekolah. “Jawab Aryan.
“ Kenapa begitu? “ Tanya Zevana bingung.
“ Entahlah, kamu tanya langsung saja. “ Jawab Aryan lalu kemudian melihat ke arah Alian.
Alian menghela nafasnya sejenak lalu kemudian ia menjawab pertanyaan Zevana.
“Kalau kamu sudah lulus sekolah nanti, kamu pasti sudah mandiri dan kamu juga sudah tidak terlalu bergantung dengan kakak, dan kakak ingin banyak meluangkan waktu untukmu saat kamu masih sekolah Ze, mama dan papa terlalu sibuk, jadi kakak mengerti bagaimana perasaanmu, kamu pasti butuh teman curhat untuk menemani keluh kesahmu, itu juga menjadi alasan kakak untuk memutuskan kembali ke kota ini. “ Jelas Alian.
“ Ahhh, kakak…kenapa kakak berpikir sampai sejauh itu? Padahal aku baik-baik saja dan tidak mempermasalahkannya selama ini. Kakak, terima kasih karena kakak sudah menjadi kakak terbaik untuk adikmu ini. “
Zevana berkata sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajahnya. Ia terlihat sangat berlebihan sehingga membuat Alian dan Aryan sampai tertawa karena melihat tingkahnya itu.
“ Kenapa kalian tertawa? Apa aku terlihat menggemaskan? “ Tanyanya sambil memaksakan senyumannya lalu kemudian mengedip-ngedipkan kedua matanya pada Alian dan Aryan secara bergantian.
“ Sudah Ze, kamu mengganggu kak Aryan saja, dia sedang fokus menyetir, jangan memperlihatkan wajahmu yang sok imut seperti itu. “ Omel Alian sambil menahan tawanya.
“ Oke, aku mau tidur saja, kalau sudah sampai tolong bangunkan aku ya kakak-kakak tersayang ku. “ Pinta Zevana lalu setelah itu ia menyandarkan tubuhnya dan kemudian memejamkan kedua matanya.
…..
Sesampainya di rumah.
Zevana sudah tertidur pulas bahkan sampai mendengkur, Alian dan Aryan tidak tega untuk membangunkannya, dan akhirnya Aryan memutuskan untuk menggendong Zevana sampai ke kamarnya.
“ Apa Ze tertidur? “ Tanya Sania yang baru saja turun dari mobilnya.
“ Iya ma…setelah mengoceh dia langsung tidur di dalam mobil. “
Sania dan Langga yang mendengar jawaban Alian pun tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Dasar anak itu…” Gumam Sania sambil menatap Zevana yang sudah tertidur dan saat ini sedang digendong oleh Aryan.
“ Ryan, hati-hati, jangan sampai terbangun…” Pekik Langga yang tampak khawatir karena anak bungsunya itu pasti akan sulit tertidur kalau sudah terbangun tengah malam.
Aryan dengan perlahan menaiki anak tangga, ia bahkan terlihat kesulitan saat ingin membuka pintu kamar Zevana, lalu kemudian Alian segera membantunya untuk membukakan pintu kamar Zevana.
Setelah itu Aryan berhasil membaringkan tubuh Zevana di atas tempat tidurnya.
“ Fiuhhh…berat sekali, apa yang dimakannya tadi. “ Keluhnya lalu mengelap keringat di keningnya.
Alian yang melihatnya hanya bisa tersenyum lalu kemudian menggandeng tangan Aryan.
“ Malam ini kamu tidur disini kan? Aku khawatir kalau kamu pulang tengah malam begini. “ Tanya Alian sambil terus menggenggam tangan Aryan.
“ Iya, mama mu tadi juga memintaku untuk bermalam di sini, ada dua kamar kosong di rumah ini katanya. “
“ Iya, aku akan mengantarmu ke kamar. “
Lalu Alian mengantar Aryan ke kamarnya…
*****
Esoknya…
Sinar matahari masuk lewat beberapa celah dari tirai jendela kamar Zevana. Zevana menggeliat lalu kemudian membuka kedua matanya dengan perlahan.
Dengan kedua mata yang masih menyipit ia melihat ke arah sekelilingnya dan dia baru tersadar jika dirinya sudah berada di kamarnya.
“ Astaga…kak Lian tidak membangunkanku? Terus? Siapa yang membawaku ke kamar? “
Zevana bertanya pada dirinya sendiri sambil menebak-nebak siapa yang sudah membawanya sampai ke kamarnya semalam.
“ Ah pasti papa…tidak mungkin kak Ryan kan? Kalau kak Ryan pasti sangat memalukan. Pasti papa. “ Ucapnya yakin.
Lalu Zevana beranjak dari ranjang besarnya, ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Zevana mulai berdandan, ia mengeluarkan baju seragamnya lalu memakainya.
“ Ah, padahal aku ingin meliburkan diri hari ini, aku masih sangat lelah, tapi ada ulangan nanti. “ Keluhnya sambil memasukkan buku yang sudah dijadwalkannya ke dalam ransel miliknya.
Dengan langkah kaki yang lesu Zevana keluar dari kamarnya, ia berjalan menuruni anak tangga dengan tidak bersemangat.
“ Pagi…” Sapanya dengan nada suara yang sudah terdengar lesu.
“ Ada apa denganmu? Kenapa kelihatan lesu sekali? Apa kamu sakit? “ Tanya Alian khawatir.
Zevana menggelengkan kepalanya, “ Aku malas ke sekolah, aku ingin meliburkan diri tapi hari ini ada ulangan. “Jawabnya.
“ Astaga Ze, tidak biasanya kamu malas pergi ke sekolah, kamu sarapan dulu, nanti setelah sarapan pasti kamu bersemangat lagi. “ Ucap Sania lalu memberikan roti panggang dan juga segelas susu pada putri bungsunya itu.
Zevana hanya mengangguk lalu melahap roti panggang buatan mamanya itu.
Dan ditengah sarapannya, tiba-tiba saja Zevana teringat sesuatu, lalu kemudian ia bertanya pada Alian untuk memastikannya.
“ Kak Lian, semalam yang membawaku ke kamar siapa? Papa kan? “ Tanyanya.
“ Aku yang membawamu ke kamar, kamu harus membalas jasaku. “ Sahut Aryan lalu tersenyum meledek ke arah Zevana.
“ Ah, kakak pasti bohong, pasti papa, ma? Dimana papa? Apa papa sudah berangkat? “ Tanya Zevana lalu melihat ke arah sekelilingnya.
“ Papa sudah berangkat pagi-pagi sekali, dan semalam memang Aryan yang menggendongmu ke kamar. Kamu harus berterima kasih padanya. “
“ Kalau mama yang mengatakannya berarti benar. “ Ucap Zevana murung.
“ Memangnya kenapa kalau Aryan yang membawamu ke kamar Ze? “ Tanya Alian penasaran.
“ Kak Aryan pasti mendengar dengkuran ku.” Gumamnya tertunduk.
Semua yang berada di ruang makan pun tertawa karena memang semalam Zevana mendengkur dengan kencang saat sedang tertidur.
“ Bukan hanya dengkuranmu, tapi aku juga mengetahui satu hal, kamu sangat berat Ze. “ Ledek Aryan.