NovelToon NovelToon
WOTU

WOTU

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Kutukan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:462
Nilai: 5
Nama Author: GLADIOL MARIS

Di kota kecil Eldridge, kabut tidak pernah hanya kabut. la menyimpan rahasia, bisikan, dan bayangan yang menolak mati.

Lisa Hartman, gadis muda dengan kemampuan aneh untuk memanggil dan mengendalikan bayangan, berusaha menjalani hidup normal bersama dua sahabat masa kecilnya-Ethan, pustakawan obsesif misteri, dan Sara, sahabat realistis yang selalu ingin mereka tetap waras.

Namun ketika sebuah simbol asing muncul di tangan Lisa dan bayangan mulai berbicara padanya, mereka bertiga terseret ke dalam jalinan rahasia tua Eldridge: legenda Penjaga Tabir, orang-orang yang menjadi pintu antara dunia nyata dan dunia di balik kabut

Setiap langkah membawa mereka lebih dalam pada misteri yang membingungkan, kesalahpahaman yang menimbulkan perpecahan, dan ancaman makhluk yang hanya hidup dalam bayangan. Dan ketika semua tanda mengarah pada Lisa, satu pertanyaan pun tak terhindarkan

Apakah ia pintu menuju kegelapan atau kunci untuk menutupnya selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GLADIOL MARIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APARTEMEN DIATAS TOKO ROTI II

Tiba-tiba, sebuah suara lain terdengar — suara langkah kaki yang tenang, pelan, tapi pasti. Mereka menoleh ke arah pintu.

Bu Redfield berdiri di ambang pintu. Wanita tua itu tidak terlihat terkejut. Tidak terlihat takut. Ia hanya menatap mereka, lalu matanya berpindah ke dinding yang masih berbisik, lalu kembali ke Lisa.

Pandangannya sulit dibaca. Ada kebanggaan? Ada kekhawatiran? Atau mungkin… ada penyesalan?

“Inilah yang kumaksud,” kata Bu Redfield, suaranya datar, tapi menggema di ruangan yang sunyi. “Ini baru permulaan, Lisa Hartman. Apartemen ini bukan sekadar tempat tinggal. Ia adalah cermin. Cermin dari jiwamu yang retak. Setiap ketakutan yang kau pendam, setiap kegagalan yang kau sembunyikan, setiap air mata yang kau telan — semuanya tercermin di sini. Di dinding ini. Di lantai ini. Di udara ini.”

Ia melangkah masuk, tongkat kayunya mengetuk lantai dengan ritme yang tenang. “Dan kau harus memperbaikinya. Bukan dengan melarikan diri. Bukan dengan menutup mata. Tapi dengan menghadapinya. Dengan memperbaiki retakan itu, sebelum cermin ini benar-benar pecah… dan membawamu jatuh bersamanya.”

Lisa menatap Bu Redfield. Lalu menatap dinding yang masih berbisik. Lalu menatap tangannya sendiri.

Ia tahu, Bu Redfield benar.

Ini bukan akhir. Ini adalah babak baru. Babak di mana ia tidak lagi berlari dari bayangan di luar. Babak di mana ia harus berhadapan dengan bayangan di dalam — bayangan yang bernama ketakutan, keraguan, dan keputusasaan.

Dan untuk pertama kalinya, ia tidak merasa sendirian.

 

Malam itu, Sara tidak kembali ke apartemennya.

Ia memeluk Lisa erat-erat di depan pintu, air matanya membasahi bahu jaket Lisa. “Aku nggak bisa, Lis,” bisiknya, suaranya pecah. “Aku nggak bisa tidur di sini. Aku takut… aku takut suara itu datang lagi. Aku takut aku nggak bisa bangun.”

Lisa membalas pelukannya, erat. “Aku ngerti, Sar. Pergilah. Tidur di rumah orang tuamu. Istirahat. Besok… kita lanjutkan lagi.”

Sara mengangguk, lalu melepaskan pelukannya. Ia menatap Lisa terakhir kali, matanya penuh dengan janji yang tidak diucapkan: Aku akan kembali. Aku tidak akan meninggalkanmu.

Lalu ia pergi, langkahnya cepat, seolah takut bayangan akan menariknya kembali jika ia berjalan terlalu lambat.

Ethan tidak pergi.

Ia duduk di sofa tua di ruang tamu, buku catatannya terbuka di pangkuan, pena di tangannya siap mencatat apa pun yang terjadi. Ia menatap Lisa, lalu menatap dinding yang masih berbisik pelan.

“Aku tidur di sini,” katanya, suaranya tegas. “Berjaga-jaga.”

Lisa menatapnya. “Kau nggak harus—”

“Aku memilih,” potong Ethan. “Ini bukan cuma perjalananmu, Lis. Ini perjalanan kita. Dan aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian.”

Lisa tersenyum samar. Senyum yang lelah, tapi tulus. “Terima kasih, Eth.”

Ia berjalan ke kamarnya, menutup pintu perlahan. Ia tidak langsung tidur. Ia duduk di tepi ranjang, menatap jendela yang tertutup kabut. Di luar, kota Eldridge tidur dalam diam. Tapi ia tahu, itu hanya ilusi. Di balik kabut, di balik dinding, di balik mimpi — sesuatu sedang menunggu.

Ia menatap telapak tangannya. Simbol itu masih ada. Masih berdenyut. Tapi sekarang, denyutnya terasa berbeda. Tidak lagi seperti ancaman. Tapi seperti… janji.

Janji bahwa ia akan bertahan.

Janji bahwa ia akan belajar.

Janji bahwa ia akan menang.

Di ruang tamu, Ethan menulis sesuatu di buku catatannya, suara pena mencakar kertas terdengar jelas di keheningan malam. Di luar jendela, kabut Eldridge bergerak perlahan, seolah mengintip, menunggu bab berikutnya.

Mereka semua tahu.

Permainan telah dimulai.

Dan tidak ada lagi jalan untuk lari.

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
GLADIOL MARIS: Semoga betah nemenin Lisa di Wotu dalam perjalannya 🤗
total 2 replies
Không có tên
Kocak abis
GLADIOL MARIS: Waduh, susah nih bikin kakak takut pas baca kayaknya⚠️
total 1 replies
GLADIOL MARIS
Halo teman-teman yang sudah menyempatkan mampir. Aku harap WOTU bisa nemenin kalian nantinya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!