NovelToon NovelToon
Transmigrasi Aziya

Transmigrasi Aziya

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Transmigrasi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: lailararista

Aziya terbangun di tubuh gadis cupu setelah di khianati kekasihnya.

Untuk kembali ke raganya. Aziya mempunyai misi menyelesaikan dendam tubuh yang di tempatinya.

Aziya pikir tidak akan sulit, ternyata banyak rahasia yang selama ini tidak di ketahuinya terkuak.

Mampukah Aziya membalaskan dendam tubuh ini dan kembali ke raga aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baru Dimulai

Aziya menatap sekilas Azura yang berpamitan kepada Brianna, setelah itu ia kembali melanjutkan langkahnya menuju Arion yang juga duduk disebelah Brianna, tepatnya diruang tamu.

"Zira, aku mau ke luar sama teman, kamu ikut?"Aziya mengacuhkan ajakan Azura dan memilih duduk di sofa single.

"Pa, Zira mau minta uang."Arion mengernyit bingung, setelah itu ia beralih menatap tajam Brianna.

"Kamu gak kasih uang buat Azira?"Brianna terdiam kaku.

"Aku lupa, sebentar aku ambil dulu."ujar Briana gugup. Sejak kejadian dimana Arion memergoki Briana memarahi Aziya. Arion menjadi dingin kepadanya. Briana sendiri juga menyesalinya. Azira padahal anak kandungnya tapi dia bisa bersikap tidak adil seperti itu. Brianna sendiri juga tidak habis fikir dengan sikapnya kemarin-kemarin.

Aziya hanya memutar bola matanya malas. Ia menatap Azura yang masih berdiri disebelah sofa, menatapnya tajam.

"Lo gak jadi pergi?"tanya Aziya. Azura mengangguk

"Jadi, papa Azura pamit pergi ya."ucap Azura yang di angguki Arion.

"Pergilah, hati-hati."Azura mengangguk dan setelah itu berjalan menuju pintu keluar.

Aziya tersenyum miring menatap punggung Azura yang sudah hilang dibalik pintu. Lihat saja, Aziya akan membalas perempuan busuk itu.

"Non Azira, ini masih perlu? Kalau gak saya buang."pandangan Aziya beralih menatap seorang pelayan yang berdiri disebelahnya. Ia mengerinyit menatap apa yang dibawa pelayanan itu.

"Itu apa?"Aziya beralih menatap Arion yang mengambil kertas ditangan pelayanan itu."ini kamu dapat dimana?"

Pelayanan itu menunduk."saya tadi membersihkan kamar non Azira, saya mau buang itu tapi takutnya nanti perlu."

Aziya memutar bola matanya dan menatap tajam pelayanan itu.

"Bik Rina serius itu dapat dikamar saya?"tanya Aziya dengan pandangan tajam kepada pelayan itu. Rina pun mengangguk yakin.

"Apa itu?"ucap Briana yang baru saja datang dari dalam kamar nya. Brianna mengambil kertas ditangan Arion, ia terkejut saat membaca kertas itu."Zira!"sarkas Briana menatap Aziya tajam.

"Mas kamu lihat, aku gak salah kan? Dia memang keterlaluan."Arion diam menatap Aziya yang hanya menatap kedua orangtuanya datar.

"Azira, jawab yang jujur. Apa benar kamu ngabisin uang Azura sebanyak itu?"Aziya menghela nafas kasar.

"Kalau itu semua benar. Papa boleh cek ke kamar aku, barang yang tertulis disana ada gak sama aku."ujar Aziya. Aziya tidak menyangka Azura bisa se licik ini, dia yang membeli semua barang branded tapi dengan nama Azira. Awas saja dia belum tau saja siapa Aziya.

Arion menghela nafas kasar."sudahlah kalau pun benar semua sudah terjadi."

Brianna menatap Arion tidak terima."gak bisa gitu dong. Yang dipakai dia uang Azura. Keterlaluan banget sih kamu."Aziya menaikan sebelah alisnya.

"Mama gak bisa ngaca? Gak bisa instrospeksi diri? Mama lupa gimana perlakuan mama ke aku selama ini?"Briana terdiam setelah itu ia menegakkan tubuhnya menatap tajam Aziya.

"Jadi kamu mau balas dendam dengan cara ngabisin uang Azura?"Aziya menggeleng.

"Gak perlu dengan cara sampah kayak gitu ma, nanti juga dendam aku akan terbalaskan. Bersamaan dengan penyesalan kalian."Aziya berdiri. Sekilas ia menatap Brianna dan Arion yang terdiam. Setalah itu ia benar-benar pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

...•••••...

"Kenapa bawa gue ke sini?"Azura menatap sekeliling nya. Dia dan seorang pria berjalan disebuah lorong.

Pemuda itu memberhentikan langkahnya dan menatap Azura genit."Mau bermain sama gue?"Azura terdiam. Namun setelah itu ia mengangguk dengan malu-malu.

Pemuda itu tersenyum miring, lalu mengandeng Azura masuk kedalam kamar hotel. Didalam kamar Azura menatap kokohnya tubuh pemuda itu. Pemuda itu menatap Azura genit. Ia menuntun Azura berbaring di atas ranjang dan langsung menerjang tubuhnya.

Jeritan demi jeritan terdengar dikamar hotel itu, karena permainan menggairahkan. Tanpa sadar seseorang mengambil foto dan video Mereka. Senyum licik terukir dibibir orang yang bersembunyi dibalik gorden itu.

...••••...

"Enak banget jadi ganteng, sudahlah dapat uang dapat enaknya juga."ujar seorang pemuda yang duduk lesehan menyandar dinding-dinding gedung.

"Bener banget, orang kayak kita apa lah."

"Agung menang banyak anjirlah."

"Gak papa kita nanti juga dapat."Ujar Tomi. Pemuda itu meneguk air kaleng terakhirnya dan membuang asal.

"Kita gak kerja tapi dapat uang, enak juga kan itu." Mereka semua mengangguk membenarkan ucapan Burhan.

"Tapi, gue kasian sama Asep. Video in doang gak bisa ngerasain."ujar jamal sembari tertawa.

"Bener banget, tersiksa dia pasti."ujar toib.

"Kasian barangnya bangun tapi gak bisa nidurin."Udin ikut tertawa. Tanpa sadar orang yang mereka tertawakan datang sambil menatap tajam mereka.

"Kalian pikir lucu."ucap Asep yang membuat mereka semua bungkam. Burhan yang tengah minum pun tersedak karena kedatangan tiba-tiba Asep.

"Gimana tugas nya Sep? Aman?"Asep menghela nafas kasar dan duduk disebelah toib sambil merampas kasar minuman kaleng miliknya. Toib sendiri hanya menghela nafas melihat minumnya sudah habis tidak bersisa.

"Aman sih aman, tapi kaki gue pegel ngumpet kelamaan. Mana denger suara tuh cewek ngelengking banget lagi."mereka semua tertawa mendengar ucapan Asep.

"Pasti lo juga pengen kan?"ujar toib. Asep menatap datar toib.

"Gue normal, ya pasti lah pengen."

"Si agung udah selesai?"tanya Tomi yang membuat Asep menggeleng.

"Satu ronde doang gue langsung keluar pas tu cewek pamit ke toilet. Gak kuat gue lama-lama disana."

"Pasti tu agung masih enak-enak"ujar Burhan yang di angguki mereka semua.

"Bodo lah, gue mau kirim ke si bos dulu."ujar Asep dan mengeluarkan ponselnya.

Sedangkan disisi lain Aziya berdiri diatas balkon dengan gelas wine ditangannya. Jangan tanya dari mana Aziya mendapatkan nya. Pastinya Aziya beli diam-diam beberapa hari lalu. Dulu dia sering minum itu, meskipun tidak terlalu sering karena dibatasi oleh Daddy dan kakak laki-lakinya.

Ponsel Aziya berdering. Aziya mengangkat nya setelah tau siapa yang menghubungi nya.

"Gimana?"ujar Aziya, setelah menekan tombol hijau

"Udah gue kirim, lo liat aja bos. Jangan lupa sama yang udah lo janjiin."Aziya menghela nafas jengah.

"Iyaaa."ujar Aziya dan langsung mematikan sambungan telepon sepihak.

Aziya membuka riwayat pesan di via email-nya. Ia tersenyum miring saat melihat video dan foto Azura."Lo benar-benar murahan Zura."ujarnya.

Aziya meletakkan gelas wine diatas meja dan berlari kecil masuk kedalam kamarnya, ia harus menyimpan bukti ini ke dalam flash disk agar tidak hilang. Kehancuran menanti lo Azura. Bantin Aziya tersenyum jahat.

...★★★...

Diruang tamu sebuah rumah mewah, Gabriel duduk dengan Gabriella di sebelahnya, Gabriella tampak bermain dengan bonekanya bersama Gabriel. Saat sedang asik bermain, Gabriel melihat Gilbert yang baru saja datang langsung menaiki anak tangga dimana ada kamarnya, tanpa melirik Gabriel dan juga Gabriella yang masih berumur 3 tahun itu.

Tidak lama setelah itu pintu rumah mereka kembali terbuka, masuklah Jessica dengan wajah lelahnya, kedua orang tuanya sepertinya baru pulang bekerja, Gabriel menatap Jessica yang juga menatapnya. Jessica tampak tersenyum singkat kepada Gabriel, sementara Gabriel hanya membuang muka.

Jessica menghela nafas dan memilih pergi menuju kamarnya, dia sangat kelelahan karena seharian bekerja, Jessica sengaja selalu pulang malam karena dia selalu canggung berada di antara mereka. Anak-anaknya dan suaminya.

Tidak lama setelah itu Jessica kembali turun, dia hanya meletakkan tas dan jas nya ke lantai atas.

"Kalian sudah makan malam?"tanya Jessica, namun tidak dijawab Gabriel, sedangkan Gabriella hanya cengengesan menatap Jessica, Gabriella tidak seperti anak-anak lainnya yang senang saat melihat orang tuanya ada dihadapannya setelah seharian ditinggal, dia akan berlari ke hadapan Gabriel apa bila Gabriel masuk kerumah, beda dengan orang tuanya, Gabriella terlihat jelas tidak dekat dengan kedua orang tuanya.

Karena tidak ada respon, Jessica mendekati Gabriella. "Ella udah makan, sayang?" Gabriella mengangguk.

"Cudah," ucapnya.

"Makan pakai apa?" Tanya Jessica lagi sambil menoel pipi Gabriella, anaknya selucu ini, kenapa bisa-bisanya Jessica menyia-nyiakan Gabriella? Sungguh dia ibu yang bodoh.

"Tidak usah bertanya, tanpa anda saya bisa mengurus adik saya."sarkas Gabriel yang membuat Jessica terdiam. Dengan ragu dia menatap Gabriel yang terlihat sangat membencinya, hatinya terluka untuk itu. Anaknya membencinya.

"El. Mami mintak maaf, selama ini mami tidak pernah jagain kalian."lirih Jessica.

"Terlambat."tukas Gabriel tajam dan berdiri dari duduknya, tanpa menatap Jessica, Gabriel langsung pergi menuju kamarnya, meninggalkan Gabriella dan Jessica.

Jessica menatap punggung Gabriel yang berjalan menuju tangga, dia menghela nafas berat dan setelah itu memalingkan wajahnya menatap Gabriella. Dia memeluk Gabriella untuk menyalurkan rasa rindunya kepada buah hatinya.

"Mami sayang, Ella. Sayang El juga."

1
lailararista
selamat membacaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!