sah , , , ,
mereka menikah di tempat yang tidak terbayangkan sedikitpun dalam hidup mereka.
UGD tempat pertemuan antara seorang lelaki dan perempuan yang tidak saling mengenal,
seorang wanita bercadar, dan seorang CEO muda, tiba-tiba harus menikah saat itu juga.
yuk, ikuti kisah mereka, yang kangen dengan kisah cinta manis Adam dan Ara juga nanti sedikit nyempil sebagai pelengkap kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan Mila dengan Ara
Mila menghentikan langkah nya,ia melihat sosok wanita yang beberapa bulan lalu telah di nyatakan tewas,
tubuhnya menegang, sampai mau melangkah saja susah, semua sendi seakan tak bertulang. Mulutnya diam terpaku, sampai suara seseorang mengagetkan nya.
" Mila..., kenapa diam saja...? , yang lain sudah pada masuk, ayo ikut masuk juga!" ajak Nabila ramah menyadarkan Mila dari keterkejutan nya.
" eh i iya Nabila, aku langsung pulang saja, kebetulan mobilku di seberang sudah bisa jalan lagi" tolak Mila harus, tetapi ekspresi nya terlihat sangat cemas, Nabila bisa menangkap semua gerak gerik Mila, ia penasaran , apa sebenarnya yang membuat Mila cemas, tapi ia pura-pura tidak tahu saja, ingin mencari tahu sampai kapan Mila akan bersikap seperti ini.
" ayolah, sudah tanggung.... Pas banget waktu nya , aku bersama Ara sudah masak banyak, jadi sekalian saja kau makan siang di sini!" ujar Nabila tersenyum, tetapi sorot matanya seakan mengulitinya hidup-hidup ,
" lain kali saja , aku minta maaf!" tolak Mila masih tergagap.
" jadi benar, yang aku lihat tadi bukan hantu, tapi wanita sialan itu, tapi kenapa bisa jadi begini " gumam Mila dalam hati.
Nabila semakin penasaran saja, wajah Mila berubah drastis ketika melihat adik iparnya Ara, berbeda saat baru turun dari mobil,
" udah ayo, tak baik loh, menolak rejeki" bujuk Nabila yang tetap kekeuh mengajak Mila, karena setelah ini, ia akan mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi.
Mila mengembuskan nafasnya kasar, karena ia harus bersikap seperti biasa saja, agar orang-orang tidak curiga dengan dirinya.
" baiklah, ayo... aku jadi tidak enak" ucap Mila berusaha menormalkan ekspresi nya .
Nabila berjalan beriringan dengan Mila, matanya sesekali melirik ke arah Mila , , , yang sikapnya sedikit berbeda,
setelah sampai di ruang makan , Nabila mempersilahkan Mila untuk duduk.
sementara semua orang sudah menunggu kedatangan Nabila sedari tadi.
" kemana saja kak, lama sekali !" sungut Ara melipat kedua tangannya di depan dadanya.
semuanya gemas melihat perilaku Ara yang menurut mereka lucu, tapi tidak dengan Mila , rasa bencinya semakin menjadi melihat Ara tetap menjadi pusat perhatian.
" maafin kakak, tadi kakak mengajak Mila dulu, karena tadi Mila tidak mau ikut bergabung dengan kita." ucap Nabila melirik ke arah Mila, yang sedang tersenyum ke arah semua orang.
" wah, ada kak Mila juga !" ucapnya heboh, Ara langsung mendekat ke arah Mila dan memeluknya.
Mila membalas pelukan nya dan pura-pura tersenyum,meski merasa canggung.
" bagaimana kabarmu Ara ? , aku sangat terkejut melihat mu ! " tanya Mila di sela-sela pelukannya.
" Alhamdulillah kak, Allah masih melindungi ku, dan lihatlah sekarang aku baik-baik saja" jawab Ara melepaskan pelukannya,
" syukurlah, aku senang melihat mu baik-baik saja" ucap Mila ramah,
tapi semua sikap Mila kepada Ara tidak lepas dari penglihatan Nabila.
" kenapa kamu bisa lolos dari kejadian itu?" tanya Mila yang membuat semua orang menatap dirinya.
" m m maksudku, saat itu bukannya ada jasad yang mirip dengan mu, tapi aku senang, karena itu bukan dirimu !" ralat Mila, karena dirinya kurang hati-hati dalam berkata, hampir saja membuat semuanya curiga.
" cerita nya panjang kak, nanti suatu saat kakak juga tahu" ucap Ara kembali ke tempat duduknya di samping suaminya.
" aku sangat bersyukur kamu bisa kembali Ra, saat semua orang tahu kamu tiada, disini seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan, suamimu, kakak mu dan juga ayahmu sangat terpuruk saat itu, untungnya ada aku yang selalu setia di samping Mike, setidaknya kami bisa melalui waktu bersama-sama untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan, karena kasian melihat om Abraham yang seperti tidak ada selera untuk hidup" ucap Mila panjang lebar, yang membuat tuan Abraham dan Mike menatapnya dengan perasaan merasa bersalah,
tapi tidak dengan Nabila, ia hanya biasa saja, meski dalam hatinya ia memikirkan sesuatu.
" terimakasih kak, kau sangat baik, tapi walaupun kau bukan jodoh kakak ku , setidaknya kau sudah seperti saudara ku" ucap Ara tulus yang di angguki oleh tuan Abraham.
Nabila jadi seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa, ia terus saja diam, tanpa tahu situasi sebelumnya.
" iya nak, sedari dulu kau sangat baik, orang tuamu pasti bangga memiliki putri sepertimu" ucap tuan Abraham yang membuat Mila seperti di atas awan, dan sesekali melirik Nabila yang diam saja, melihat semua orang memujinya.
Adam sesekali memperhatikan gerak gerik Mila .... penuh selidik, ia jadi curiga melihat sikap Mila, apalagi melihat ekspresinya tadi sewaktu mengatakan kalau istrinya kenapa bisa selamat, seolah-olah menginginkan istrinya tiada.
tapi biarlah, mungkin hanya kebetulan saja,
Adam membisikkan sesuatu kepada istrinya.
" sayang, mas sudah sangat lapar," bisik Adam yang membuat wajah Ara memerah.
dan mengangguk.
" baiklah, karena semuanya sudah berkumpul, mari kita makan siang bersama" ucapnya dan di angguki oleh semuanya.
Ara melayani suaminya dengan baik, dan bergantian menyiapkan untuk ayahnya,
saat akan mengambilkan nasi untuk ayah nya bertubrukan dengan Nabila.
Nabila dan Ara terkekeh dibuatnya.
" mumpung aku disini, biarkan aku saja kak, yang melayani ayah, biar kakak ipar fokus ke kak Mike saja" ucap Ara mengedipkan sebelah matanya kepada Nabila, dan sukses membuat Mike tersipu.
" baiklah,!" ucap Nabila lembut.
Mila semakin mendidih di buatnya, barusan semua orang memujinya, lantas sekarang kembali lagi ke setelan awal, tidak memperdulikan nya lagi, ia meremas kuat-kuat rok span yang ia pakai di bawah meja.
" awas kalian berdua, aku akan benar-benar membunuh kalian, wanita murahan, sialan, kenapa juga ja****g itu masih hidup, di tambah lagi parasit baru " gumam Mila dalam hati.
setelah acara makan siang selesai, Mike dan juga Mila kembali ke perusahaan nya masing-masing , Adam juga kembali ke perusahaan nya, dan akan kembali lagi di sore hari untuk menjemput anak istrinya.
sekarang tinggallah Nabila dan juga Ara, karena anak-anak Ara sudah mulai tidur siang, di ikuti oleh kakeknya juga.
" Ara , bolehkah aku menanyakan sesuatu?" tanya Nabila lembut.
" iya kak, ada apa ?" jawab Ara tersenyum.
" sebenarnya ada hubungan Mike dengan Mila?" tanya Nabila yang penasaran, ia sudah menyiapkan hatinya .
" emmm, sebenarnya kak Mila adalah teman kak Mike semasa kuliah, dan anaknya rekan bisnis ayah, dan tidak lama setelah aku melahirkan mereka menjadi sepasang kekasih " jawab Ara tidak enak, tapi ia harus jujur bukan.
deg ....
nyeri , , ,,
entah kenapa Nabila merasa sakit mendengar ucapan Ara barusan, padahal ia belum punya perasaan apapun kepada Mike,
" jadi.... Aku menjadi pelaku kandasnya hubungan mereka" ucap Nabila menunduk, ia merasa bersalah sekaligus entah mengapa perasaan nya sakit.
" eh , kak, jangan sedih, kakak sekarang adalah istri kak Mike, jadi mulai sekarang kak Nabila fokus mencuri hati kak Mike, jangan pikirkan macam-macam" ucap Ara merasa bersalah, ia menggenggam tangan kakak iparnya.
" tetap saja Ra, gara-gara aku mereka pasti sakit... Karena harus berpisah, kalau begitu...aku ikhlas kalau harus mundur Ra, daripada selama hidup ku di hantui rasa bersalah" ucap Nabila berkaca-kaca.