NovelToon NovelToon
Harem Sang Putri

Harem Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Cinta Istana/Kuno / Satu wanita banyak pria
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: miaomiao26

Seharusnya, dengan seorang Kakak Kaisar sebagai pendukung dan empat suami yang melayani, Chunhua menjadi pemenang dalam hidup. Namun, kenyataannya berbanding terbalik.

Tubuh barunya ini telah dirusak oleh racun sejak bertahun-tahun lalu dan telah ditakdirkan mati di bawah pedang salah satu suaminya, An Changyi.

Mati lagi?

Tidak, terima kasih!

Dia sudah pernah mati dua kali dan tidak ingin mati lagi!
Tapi, oh!

Kenapa An Changyi ini memiliki penampilan yang sama dengan orang yang membunuhnya di kehidupan lalu?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miaomiao26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Tampaknya Selirmu Hamil

Chunhua berbalik, melihat An Changyi yang sedang duduk. "Apakah Yi'er menyalahkan Putri ini karena membuatmu dihukum?" tanyanya dengan nada genit yang dibuat-buat.

An Changyi tiba-tiba merinding.

Dia tidak tahu apakah sejak dulu Chunhua selalu seperti ini?

Melihat An Changyi yang seperti mengabaikannya, Chunhua mencondongkan tubuh lebih dekat.

Seketika aroma obat bercampur darah menyeruak. Chunhua menarik napas lebih dalam dan semakin mendekat hingga tubuh bagian depan mereka menempel.

Dia memeluk An Changyi dan berbisik, "kenapa aromamu seperti dia?"

Sejenak, tubuh An Changyi menegang sebelum rileks dan membalas pelukan Chunhua. "Sepertj siapa? Hua Zhen?" tanyanya.

Chunhua melirik sebentar dan mendengus geli. "Bukan dia."

An Changyi mengeratkan pelukannya. Sudut bibirnya terangkat dan matanya berbinar melankolis. "Bukan dia? Apakah pria lain di rumahmu?"

Chunhua menggeleng, rambut hitamnya menggesek kulit An Changyi. "Bukan."

An Changyi melepaskan pelukannya, kemudian mendorong Chunhua menjauh. Dia melipat kedua tangan di dada dan melihat Chunhua dengan raut muram. "Bukan Hua Zhen, bukan para selirmu," tegasnya, "hati Yang Mulia benar-benar luas."

Chunhua terkekeh. "Seluas apapun hati putri ini, sebagian besar adalah milik Yi'er," tuturnya, makin menjadi.

Suasana hening sejenak setelah sindiran itu meluncur.

Hanya terdengar suara halus pakaian yang bergesek ketika An Changyi mengalihkan pandangan.

Tak lama, pintu bergeser pelan. Seorang pelayan masuk membawa nampan berisi mangkuk obat hangat yang mengepulkan uap pahit. "Tuan Muda, ini waktu minum obat," katanya pelan sebelum buru-buru menunduk dan mundur keluar, seperti takut mengganggu momen kasih sayang majikannya.

Chunhua menatap mangkuk itu, lalu tersenyum pelan. Senyum yang terlalu manis untuk dipercaya. "Yi’er, silakan minum obat," katanya lembut, mengambil mangkuk itu sendiri. Nada suaranya lembut seperti selir jahat yang tengah menyiapkan racun untuk kekasihnya.

An Changyi menatapnya lama. "Apakah Yang Mulia berniat menyingkirkanku dengan cara yang lembut?" katanya setengah serius, setengah main-main.

Chunhua terkekeh, mengaduk sendok di dalam mangkuk hingga cairan gelap itu berputar lambat. "Kalau iya, setidaknya kau akan mati di pelukan wanita cantik. Bukankah itu akhir yang indah?"

An Changyi melihat jari-jari chunhua yang bergerak luwes, dia tak bisa menahan senyum tipis yang muncul. "Putri benar-benar punya selera, tapi saya tidak memiliki keinginan mati di bawah rok peoni."

Chunhua mendekat lagi, menyodorkan mangkuk itu hingga uapnya menyentuh wajah An Changyi. “Minumlah agar cepat pulih. Kalau kau mati, aku akan menjadi janda,” katanya dengan nada mengiba, tetapi matanya berkilat iseng.

An Changyi menatapnya sebentar sebelum mengambil mangkuk itu. “Kalau begitu, demi membuat Yang Mulia tenang.” Ia meneguknya dalam satu kali minum.

Chunhua menyangga wajahnya dengan telapak tangan, bibirnya tertarik di kedua sisi. "Anak baik," katanya sembari menepuk rambut An Changyi.

"Tapi, jika dipikirkan lagi, Yi'er sangat luar biasa," lanjutnya, "kamu masih bisa duduk dengan tenang setelah mendapat lima puluh pukulan."

An Changyi meletakkan mangkuk obat. "Jika hukuman kecil ini tidak bisa ditanggung, bagaimana saya pantas menjadi suami Yang Mulia," jawabnya, tiba-tiba teringat bahwa Chunhua suka menyiksa pria-prianya di tempat tidur. "Bagaimana saya bisa mengimbangi hobi kecil Yang Mulia."

Chunhua tertegun sejenak, kemudian tertawa. "YI'er benar-benar pengertian. Putri ini—"

"Yang Mulia." Sebelum Chunhua melanjutkan kalimatnya, Su Yin memanggil dari luar.

Chunhua menoleh ke arah pintu, senyumnya masih menggantung. “Masuklah.”

Su Yin baru melangkah setelah diizinkan. Ia sempat menunduk sedikit ketika melihat posisi Chunhua yang masih terlalu dekat dengan An Changyi, tetapi tidak berkomentar apa pun.

"Katakan."

Su Yin melirik An Changyi, kemudian melihat Chunhua yang mendesaknya berbicara. "Seseorang dari halaman Qingxuan memberi kabar, sejak pagi Tuan Jing terus merasa mual dan pusing. Berharap yang mulia bersedia menemuinya."

Chunhua tercengang, bibirnya berkedut tidak bisa berkata-kata.

Raut wajah An Changyi seketika menghitam. "Selamat Yang Mulia, tampaknya selirmu sedang hamil."

"Fuck!" umpat Chunhua, tanpa sadar menggunakan bahasa asing.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!