Mengulang Kisah

" lalu Cyntia?" suara Alena mengecil. Alena memberanikan diri untuk bertanya.

Mendengar nama itu, emosi Oscar mulai naik. Ia pun terkejut darimana Alena mengetahui Cyntia.

" jangan pernah sebut nama nya dan ngga perlu ungkit masa lalu, aku sudah selesai lama dengan nya!"

" maaf ,waktu itu aku mendengar pertengkaran kalian " aku Alena

Oscar melihat Alena. Ia mendengarkan apa yang ingin diceritakan Alena

" kamu bilang sama dia kalau saat itu aku adalah orang yang penting buat mu, apa waktu itu kamu sudah memiliki perasaan sama aku?" tanya Alena pelan.

Oscar masih menatap Alena. Bagaimana ia menjawab nya karena ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Pada saat itu perasaan nya masih belum sepenuh nya pergi dari Cyntia, Walaupun ia sudah menyukai Alena.

Oscar menjelaskan dengan pelan tentang ucapan tersebut.

"Cyntia orang yang sangat posesif, aku putus dengan nya karena sifat nya itu, bahkan pasien wanita pun ia cemburui, aku tidak bisa seperti itu, karena ia bisa melukai siapa pun. aku memutuskan nya secara sepihak, dan ia tidak terima, ia masih mengejar ku sampai saat kamu sakit waktu itu, aku sedikit memperhatikan mu dan ia kembali cemburu, makanya aku bilang seperti itu supaya dia berhenti mengejar ku"

Oscar menceritakan kejadian hari itu.

" apa dia berhenti mengejar mu setelah itu?" tanya Alena penasaran.

" aku tidak peduli ia mengejar ku atau tidak, yang aku pedulikan saat ini adalah hubungan kita bukan masa lalu ku!" Oscar menghentikan Alena menanyakan perihal tentang Cyntia. Karena jika Alena tau cerita setelah itu. Alena akan merasa sedih, dan Oscar tidak ingin Alena mengetahui hal tersebut.

" jadi kapan kamu mulai menyukaiku? "

Oscar tersenyum, dan menyentuh kening Alena dengan jari.

" ada berapa banyak pertanyaan yang kamu siapkan buatku?" ucap Oscar

" masih banyak, jadi kamu harus jawab satu persatu"

Oscar menarik nafas panjang.

" kapan?" Alena masih penasaran karena Oscar belum menjawab pertanyaan nya.

Oscar menatap Alena " sejak pandangan pertama "

Oscar menyukai Alena sejak pertemuan pertama namun ia belum menyadari nya pada saat itu. Hati nya selalu berdebar ketika bertemu dengan Alena namun ia menutupinya dengan sikapnya yang ketus.

Alena membulatkan mata dan tersenyum.

" kenapa kita sama?" ucap Alena.

Oscar mengeryitkan dahi nya. Ia senang tapi juga merasa bingung mendengar jawaban Alena.

"maksudnya?"

" aku juga kurang tau tepat nya kapan, tapi setelah ku ingat-ingat, sejak pertama kamu menolongku, ada perasaan yang aneh dalam hati tapi disisi lain aku juga merasa kesel dan benci sama kamu. Jadi aku tidak menyadari perasaanku sama kamu saat itu"

Oscar tersenyum lebar, ia sangat bahagia bisa mengungkapkan perasaan nya, kini mereka pun bersama menjalin sebuah hubungan kasih.

Mereka berpelukan merasakan kebahagian hari ini, mereka sedang dimabuk cinta, masih merasakan manisnya memulai hubungan baru bersama orang yang di cinta.

Tak terasa waktu telah terlewati. mereka pun segera pergi menuju bandara.

" rasanya aku sudah mulai merindukanmu" ucap Alena yang mata nya mulai berkaca-kaca.

Oscar memeluk Alena kembali, ia juga berat meninggalkan Alena ketika mereka baru memulai hubungan mereka.

" tunggu aku sebentar " ia mengecup kening dan bibir Alena.

Oscar pun akhir nya pamit pergi. Mereka berpisah sementara sampai bulan depan Oscar datang kembali bersama nya.

*****

Hari ini Alena pergi ke kampusnya. Ia melihat Eric berada dikampus.

" haii, ngapain kamu disini?"

" nemuin kamu"

"ooh, sorry ya semalam aku batalin janji"

"iya ngga apa-apa"

" ada apa kau mau nemuin aku?"

" cuma mau lihat kamu aja"

Alena mengeryitkan dahi nya.

"kamu aneh!"

Eric pun tertawa.

"aku mau masuk kuliah dulu" ucap Alena

Eric memberikan jalan untuk Alena dan mempersilahkan nya untuk masuk kelas.

Melihat tingkah Eric yang aneh hari ini, ia menggeleng-gelengkan kepala nya.

********

Usai kuliah Alena langsung pulang ke apartemen nya, ia ingin segera menghubungi Oscar, ia sudah merindukan pacar nya tersebut.

Sesampai di lobby apartemen ia melihat papi nya sedang bersama seorang pria yang ia kenal.

" papi? Eric? " tegur Alena.

Papi nya dan Eric menoleh melihat Alena.

"baru pulang kuliah?" tanya papi nya

Alena mengangguk

"kok kalian bisa barengan?" Alena nampak heran melihat mereka berdua bersama.

" kamu ngga mau bawa kita masuk ke apartemen dulu?"

Alena pun dengan segera mengajak mereka ke apartemen nya.

" papi kenapa ngga bilang kalau mau datang?"

" ada yang mau papi sampaikan " seperti biasa papi nya langsung to the point, ia bukan orang yang suka basa basi.

"papi tidak perlu memperkenalkan siapa Eric, karena kalian sudah saling kenal, yang mau papi sampaikan adalah apa yang sudah dilakukan Eric untuk mu" ucap papinya

Alena semakin bingung dengan ucapan papi nya.

"selama ini yang CEO dari perusahaan rumah sakit yang kamu miliki itu adalah Eric" ucap papi nya.

Alena terkejut mendengarkan penjelasan dari papinya, ia melihat Eric dan Eric tersenyum pada nya.

" perusahaan mu sedang ada sedikit masalah, kamu harus mempelajari nya, dan dia akan membantu mu menyelesaikan nya, kamu harus segera kembali" ucap papinya

" tapi aku belum menyelesaikan kuliah ku Pi" ucap Alena

" aku tadi ke kampus mu, untuk mengurus berkasmu, kamu bisa melakukan kuliah online" ucap Eric

" kenapa kamu ngga ngomong dulu sebelum nya sama aku?!" ucap Alena sedikit kesal

"papi yang menyuruh nya" sela papi nya

" papi itu selalu begitu, mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan dan persetujuan ku!"

" ini bukan waktu nya meminta persetujuan mu, sekarang perusahaan sedang butuh kamu!" ucap papi nya

" perusahaan itu milik ku, tolong hargai aku, papi selalu memutuskan semua nya untuk ku, tidak pernah beri aku kesempatan untuk memutuskan sendiri, Alena cape Pi!"

Alena kesal dan masuk kedalam kamar nya. Eric terkejut mendengar pertengkaran Alena dan papi nya, ia tidak mengetahui bahwa hubungan Alena dengan papi nya kurang baik.

" Lena selalu begitu, dia terlalu manja, aku serah kan urusan Lena sama kamu, bantu dia" ucap papi nya

" baik pak "

" saya harus pergi, saya ada urusan yang harus saya selesaikan, kamu tinggal disini bantu Lena sampai selesai, Minggu depan bawa dia kembali pulang " ucap papi nya

"baik pak"

Papi nya bergerak bergerak menuju depan pintu kamar Alena.

" Eric akan tinggal sama kamu sampai Minggu depan, dia akan bantu kamu, Minggu depan kamu harus pulang menyelesaikan urusanmu disana"

Mendengar itu, Alena semakin kesal, lagi-lagi papi nya seperti itu. Ia menangis didalam kamar.

Papi Alena pun pergi meninggalkan apartemen, sementara Eric tinggal di apartemen Alena sesuai perintah papinya.