NovelToon NovelToon
Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:40.3k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Tiffany, tiba-tiba dijemput oleh kedua orang tua kandungnya. Berharap ini awal kebahagiaan darinya, dimana gadis miskin yang ternyata anak dari keluarga kaya.

Namun tidak, inilah awal dari neraka baginya. Meira yang selama ini tinggal bersama keluarganya, melakukan segala cara untuk menghancurkan Tiffany.

Membuatnya dibenci oleh keluarga kandungnya, dikhianati kekasihnya. Hingga pada akhirnya, mengalami kematian, penuh kekecewaan.

"Jika dapat mengulangi waktu, aku tidak akan mengharapkan cinta kalian lagi."

***
Waktu benar-benar terulang kembali pada masa dimana dirinya baru dijemput keluarga kandungnya.

Kali ini, dirinya tidak akan mengharapkan cinta lagi.

"Kalau kamu menolakku, aku akan bunuh diri." Ucap seorang pemuda, hal yang tidak terjadi sebelum waktu terulang. Ada seseorang yang mencintainya dan mengharapkan cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kotor

Meira menghela napas kasar. Melangkah mendekati Tiffany."Kakak, belakangan ini bukankah pengeluaranmu terlalu banyak. Apa kamu menyuap Bu Diana untuk mengalah? Tidak mungkin bukan..."

Dengan sengaja Meira menutup mulutnya sendiri bagaikan salah bicara. Kasak-kusuk orang-orang mulai berucap. Tentang tidak mungkinnya seorang siswa dapat mengalahkan kemampuan guru.

"Punya bukti?" Tiffany hanya tersenyum menghina.

Meira menggeleng."A...apa seperti di rumah, kakak selalu melakukan kebohongan untuk pamer? A...aku hanya bertanya. Maaf..."

Meira menunduk kemudian melangkah pergi. Bagaikan ketakutan dengan anak kandung dari keluarganya. Namun, tanpa di sadari semua orang, wajahnya diam-diam tersenyum.

Ini sudah cukup, untuk membuat jatuh kredibilitas Diana. Sekaligus, membuat pandangan mereka kembali membenci Tiffany.

"Tidak disangka, Tiffany melakukan kebohongan untuk pamer."

"Gila! Bu Diana saja bisa disuap, hanya untuk membuat satu sekolah heboh dengan kemampuannya."

"Yah! Apa yang dapat diharapkan dari wanita culas."

Itulah kasak kusuk kalimat dari orang-orang yang didengar olehnya. Tiffany menaiki podium kemudian berucap dengan lantang.

"Iri? Aku ini cantik, pintar, body bagus bahkan dari keluarga terpandang, punya pacar kaya. Akan aneh jika kalian tidak iri padaku." Ucapnya tersenyum meremehkan.

Erwin hanya dapat menghela napas melihat kelakuan kekasih majikannya.

***

Erwin yang mengantarnya pulang. Mengingat sampai saat ini Martin masih terjebak di ruang rapat.

Tiffany menghela napas, merayap bagaikan cicak di dinding. Kemudian sedikit mengintip ke arah ruang tamu, menunjukkan Meira dan Safira tengah bicara.

"Jadi Tiffany melakukan itu padamu?" Tanya sang ibu memastikan.

"A..aku tidak tahu. Kakak menggunakan uang Martin untuk menyuap Bu Diana, agar mengalah saat kompetisi. Ibu aku tahu kakak salah. Tapi tolong, jangan marahi kakak. Walaupun kakak mendapatkan skors." Ucap Meira bagaikan tertunduk penuh rasa bersalah.

"Tidak bisa begitu sayang. Kakakmu sudah tidak jujur. Juga melakukan suap. Ibu harus mendidiknya, agar tidak terlanjur bersikap seperti itu."Safira memeluk putri angkat yang dibesarkan layaknya anak sendiri.

Tentu saja lebih mempercayai Meira yang dirawat dan didik dengan baik sejak kecil. Tapi sebuah kepercayaan buta dapat menjadi racun bukan?

Tiffany menghela napas. Ini sudah biasa, Sebelum waktu terulang, dirinya dipukuli sang ibu menggunakan rotan. Karena tuduhan mencontek dari Meira.

Apa akan sama?

Tiffany melangkah tidak peduli, menuju lantai dua. Lebih tepatnya menuju kamarnya.

"Tiffany! Ibu ingin bicara denganmu!" Bentak sang ibu.

Langkah Tiffany terhenti."Ada apa nyonya?" tanyanya.

"Nyonya? Aku ini ibumu!" Safira menghela napas."Tiffany, ibu dengar kamu di skors. Karena menyuap guru untuk mengalah, agar kamu terlihat hebat di sekolah. Kenapa kamu menjadi begini?"

"Aku di skors bukan karena itu. Tapi karena mendorong Meira. Jujur saja aku belum puas." Sebuah kalimat penuh senyuman dari Tiffany.

Ini sudah biasa, benar-benar sudah biasa. Entah berapa kali Tiffany dihukum oleh pihak sekolah karena mencelakai Meira. Lebih tepatnya karena Meira berpura-pura dicelakai oleh Tiffany.

Safira meraih sapu bulu dari pelayan. Kemudian berjalan ke menghampiri Tiffany."Berani-beraninya kamu mencelakai saudaramu sendiri!" Hendak melayangkan sapu bulu pada putrinya.

"Ibu mau aku mengadu pada Martin? Ingat! Dia ingin keluarga ini menjagaku dengan baik." Tiffany tersenyum mengangkat sebelah alisnya.

"Kamu...." Safira pada akhirnya membanting sapu bulunya di lantai.

Ini membuat Tiffany semakin yakin. Nama ayang dapat memberikan perlindungan mutlak padanya.

Hingga Meira berjalan mendekat, bagaikan memberikan nasehat."Kakak! Kakak jangan membohongi ibu lagi. Kakak mendapatkan nilai 100 di ulangan harian matematika. Kemudian berkompetisi dengan Bu Diana di hadapan semua siswa. Bu Diana mengalah... mungkin Bu Diana memang membocorkan kunci jawaban pada Tiffany. Kemudian mengalah saat pembuktian. Kakak itu perbuatan yang tidak jujur.''

"Apa benar? Kamu membuat malu!" Geram Safira, mengingat beberapa bulan ini sejak pindah sekolah, tidak ada prestasi signifikan yang didapatkan oleh Tiffany.

"Aku memang mendapatkan nilai 100. Jadi apa yang harus aku lakukan, nyonyaku yang paling cantik. Putrimu saja yang terlalu idiot, ulangan semudah itu tapi hanya mendapatkan nilai 89." Tanya Tiffany pelan.

"Meira belajar dengan sungguh-sungguh! Dia jujur! Tidak sepertimu yang bahkan menyuap guru hingga di skors." Bentak Safira.

"Tanyakan pada kepala sekolah, kenapa besok aku di skors. Nyonya punya otak untuk berpikir bukan? Punya pulsa handphone bukan? Atau paket internetnya habis? Mau aku belikan?" Tiffany tersenyum di hadapan ibunya. Tidak ada anak baik lagi, sebelum waktu terulang, entah berapa kali hatinya disakiti. Sang ibu lebih percaya dan membela Meira. Tapi sekarang tidak lagi, segalanya dapat berubah. Termasuk hati Tiffany yang tidak mengharap cinta lagi.

"I...ibu tidak perlu sampai menghubungi kepala sekolah. Ini aib yang memalukan, aku yakin kakak sudah menyesal." Meira tertunduk, tidak ingin kebohongannya terbongkar.

"Aku heran kamu keturunan siapa. Ayahmu berprestasi dari masih muda, bahkan mendapatkan beasiswa di bidang matematika. Ibu, lulus kuliah dengan IPK tinggi. Begitu juga dengan kakakmu. Tapi kamu, mungkin gen kami tidak menurun padamu. Bahkan melakukan hal yang memalukan seperti ini..." Safira menggeleng heran.

"Kakak! Ibu hanya menasehati jangan diambil hati." Ucap Meira mendekat. Bukankah ini adegan biasa, dimana Meira akan berpura-pura di dorong oleh Tiffany.

"Aku belum puas." Ucap Tiffany menjambak rambut Meira yang mendekat. Kemudian menendang betisnya cukup kencang.

"Sakit!" Pekik Meira hendak melawan, tangannya bergerak ingin menampar Tiffany.

Plak!

Tiffany lebih dulu menamparnya.

"Ibu! Kakak membenciku karena---" Kalimat Meira yang memeluk Safira disela.

"Bacot! Iya! Aku membencimu karena kamu anak angkat yang selama ini menempati posisiku kenapa!? Seharusnya kamu yang di panti asuhan, dan aku yang menjadi nona muda dari kecil." Tiffany menghela napas kemudian berteriak."Siapa yang tidak membenci sebuah ketidak Adilan macam ini!? Dasar pengganti gila! Wanita murahan tidak sadar diri yang bahkan tidur dengan Beno!"

Tiffany melangkah pergi dengan cepat. Sementara Safira menatap ke arah punggung putri kandungnya. Ini memang tidak adil bagi Tiffany. Tapi ini juga bukan kesalahan Meira. Bagaimana bisa mereka tertukar kala baru dilahirkan?

Tiffany yang hidup di panti asuhan, karena ibu kandung Meira meninggal saat melahirkan. Sedangkan Meira menjadi putrinya, mendapatkan segala perhatian. Apa dirinya memang kurang menjelaskan pelan-pelan pada Tiffany?

"Ibu, betisku sakit." Meira menangis sesenggukan.

"Maafkan kakakmu ya? Ibu akan mengantarmu ke dokter." Ucap Safira pelan.

Sedangkan Meira menghela napas penuh senyuman merasa telah memang. Safira selamanya tidak akan mengetahui kemampuan asli dari Tiffany. Tidak boleh ada sedikitpun cinta untuk Tiffany di rumah ini.

***

Hari telah larut, lampu-lampu di rumah ini sebagian besar telah padam. Safira menghela napas, bisa saja dirinya menghukum Tiffany dikurung dalam gudang tanpa makanan. Tapi jika difikirkan lagi, ini memang tidak adil bagi Tiffany.

Ada banyak hal dalam otak Safira yang kini tengah mengisi pot glass dengan air minum, untuk diletakkan dalam kamarnya.

"Harus bagaimana..." Gumamnya menghela napas dengan banyak beban pikiran.

"Apa sulitnya, naik saja ke atas tubuh ayah. Setelah ayah merasa mendapatkan full service, minta mobil baru." Suara Tiffany yang tengah menggeledah kulkas mencari cemilan terdengar.

"Bukan itu! Kalau itu sudah biasa. Masalahnya..." Kalimat Safira yang tengah melamun terhenti menyadari lawan bicaranya.

"Bagaimana bisa anak perawan sepertimu mengatakan hal yang memalukan!" Bentak sang ibu menyadari lawan bicaranya.

"Karena Martin selalu membuatku tergoda. Bentuk tubuhnya di balik jas, pasti benar-benar bagus. Oh... Martin sayang."

Memang sulit untuk bicara dengan putri gilanya. Apa yang dapat diharapkan oleh Safira?

1
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Ufi Yani
roy kmu hrs tegas&lbh hti2 trhdp meira
Rahma Intan
lanjut
yesi yuniar
dramamu udah gk berlaku lagi dihadapan kak roy 😁
Rahma Intan
😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Miss Typo
hadeh Meiraaaaaa bener² nih orang, sblm ada Tiffany aja dah banyak menukar emas ibunya dgn yg palsu.emang anak gak tau diri gak tau diuntung 😤

bener kata Tiara, Tiffany keren calon istri siapa dulu dong 😁
imau
apalagi yg direncanakan Meira?
ternyata Meira blm kapok juga
Juli Ana
bagus... tetaplah mengulah seperti orang yg tertindas.. maka keluarga Yang memnungutmu akan muak melohatmu
Ummah Intan
Jan sampe ada drama Roy tergoda dgn Meira
Rossy Annabelle
kurang lah gamparnya ,seharusnya langsung tendang aja tu si pick me😬😁
Senjaa💞
tiffany waspadalah..sepertinya meira akan balas dendam dlm waktu dekat ini...berhati hatilah jangan sampai masuk perangkapnya ..
Amelia Rizeki
lha ini....mulai menyerang Roy dia....thor selamat kan Roy donk....kasian
^ã^😉
ya tiffany yang terkeren punya karakter unik setelah mati suri
Juli Ana
nyahok....
si author memang psikopat, selalu buat cerita yg buat emosi Naik Turun..
aku suka Thor...
lope Lope lah pokok nya
Dena
smoga kejadian sebelum waktu terulang roy dan meira tidak terjadi, smoga roy terselamatkan 😑😑
Jeng Ining
sementara di kursi rodanya Martin ngoceh² dlm hati, gegara melihat Tiara nempel² ke Tiffany/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ #bayanganku😂😂
vj'z tri
untuk malam ini puas bisa nampar si lampir bolak balik 🤣🤣🤣🤣🤣
Erchapram
Othot Kohapu memang yang Terkeren, bolehkan aku berguru padamu, Suhu?
Misnawi Misnawi
dasar Meira cewek malaikat tapi berhati iblis, 😖😖😖😖😖😖
Indar
benar tiara, tiffany yg terkeren 👍 dan semoga tiffany bisa melindungi kakaknya dari mak lampir meira
Jeng Ining: iya..moga² ucapan Tiffany ttg brothercomplex jd pengingat Roy utk tdk terjebak dg Meira
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!