Suamiku Ternyata Seorang Bos

kemudian Maura melanjutkan perjalanannya kembali, kalau untuk arah pulang dia akan melewati restoran yang kemarin lagi.

"kebetulan ponselku ketinggalan di restoran California bites , bisakah kau mengantarku ke sana" kata Dave yang membuat Maura terkejut, pasalnya itu adalah restoran yang menyajikan makanan tidak murah.

"serius...?"tanya Maura tidak percaya.

Dave mengangguk," kebetulan aku sopir pengantar bahan baku di restoran tersebut".

" ow.... baiklah" kata Maura, menghembuskan nafasnya pelan,

Tak lama kemudian mereka sampai Di pelataran restoran tersebut"mau makan juga..?" tanya Dave pelan.

"tidak, perutku masih kenyang, kau ambillah ponselmu segera, Aku menunggumu di sini"Kata Maura tidak sabaran.

Dave keluar dari mobil tersebut dan setengah berlari,

Maura hanya melihat kepergian Dave , melihat langkah tegap laki-laki tersebut membuat dadanya berdebar, menurutnya laki-laki tersebut tidak pantas sebagai seorang sopir, melihat dari kulitnya yang terawat juga bentuk tubuhnya yang gagah. walaupun penampilannya amburadul, tetapi tubuhnya sangat wangi rambutnya juga halus walaupun panjang. Semalam saat Dave tertidur, Maura menyusuri pemandangan yang ada di sampingnya itu, ia memperhatikan semua yang ada pada laki-laki tersebut, di mana laki-laki itu tertidur dengan sangat nyenyak, setelah Maura menelusuri wajahnya, ternyata laki-laki itu sangatlah tampan, apalagi saat tertidur. karena Maura melihat laki-laki itu menggigil jadi dia melepaskan jaketnya untuk dia jadikan sebagai selimut, tak tanggung-tanggung, Maura tidur di sampingnya dan memeluk tubuh laki-laki itu yang menurutnya sangat harum.

Dave masuk lewat pintu samping karena kebetulan restoran itu belum buka, karena ini masih pagi, restoran buka mulai jam 10.00 siang sampai jam 10.00 malam, bahkan kalau terlalu ramai bisa sampai tengah malam baru tutup.

Dave masuk dengan cara mengendap-endap,

semua karyawan sudah kumpul di sana karena setiap pagi mereka akan meeting.

"selamat datang tuan..., Kenapa Anda datang pagi sekali..?"tanya sang manager tersebut sopan karena sudah mengetahui siapa Bos mereka.

"aku akan mengambil ponselku yang ketinggalan semalam" kata Dave sopan. bagaimanapun juga manajer tersebut usianya lebih tua dari dirinya.

sang pelayan lari terpogoh-pogoh dan mendekat ke arah bosnya itu"Tuan ini ponsel Anda ,juga dompet Anda, semuanya tertinggal di ruang kerja anda..."

Dave menerimanya"terima kasih" .

"aku ada misi untuk kalian semua, mulai saat ini jangan memanggilku tuan di depan semua orang, kecuali hanya kita semua yang ada di sini" kata Dave,

"dan kalau ada yang menanyakan tentang siapa diriku ini, kalian boleh menjawab, kalau saya ini sebagai sopir pengangkut barang bahan baku" kata Dave menatap tajam para pekerjanya itu.

semua orang tidak berani menanyakan Kenapa harus seperti itu,

"baik Tuan"ucap mereka menurut. kemudian Dave keluar lagi dari restoran tersebut setelah membuat semua pekerjanya itu bertanya-tanya, tetapi tidak ada yang berani untuk bertanya soal tadi.

Dave berjalan mendekat ke arah mobil yang masih terparkir di halaman restorannya.

kebetulan pintunya tidak dikunci jadi Dave bisa masuk begitu saja.

Dan ternyata Maura sedang tidur di kursi kemudi, kepala menyender dengan mulut terbuka. Dengan iseng Dave mengambil ponselnya dan memotret istrinya tersebut yang menurutnya sangat menggelikan,

Cekrek....

Dave lupa untuk mematikan suara ponselnya, akibatnya Maura terbangun karena terganggu oleh suara ponsel.

Dave segera menaruh ponselnya kembali ke saku celananya setelah melihat hasil jepretannya.

"eh sudah kembali. maaf sepertinya aku ketiduran" kata Maura tidak enak, kemudian dia melihat cermin spion tengahnya untuk membetulkan penampilannya yang menurutnya berantakan...

"sebelum kita kembali ke rumahku, kita berbelanja dulu ke butik yang tidak jauh dari sini"kata Maura yang diangguki oleh Dave.

"terserah kau saja..." jawab Dave datar.

Maura melajukan kembali mobilnya, jalanan sudah sedikit sepi karena para pekerja sudah masuk, sesekali Maura melirik suaminya yang sedang melihat jalanan kota itu.

" apa Anda tidak masuk kerja hari ini...?"tanya Maura pelan, kini dirinya sudah sangat nyaman dengan laki-laki di sampingnya itu. matanya tetap fokus mengemudi.

"aku mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan, karena ingin menyesuaikan diri dengan lingkunganmu..." kata Dave datar tanpa menoleh ke arah Maura.

"apa kamu sendiri tidak masuk kuliah...?" Dave balik bertanya...

Maura menggeleng pelan, "tidak, Aku sebenarnya malas kuliah... untuk apa aku kuliah kalau aku sudah kaya"Kata Maura tersenyum sedikit sombong, karena selama ini ia kuliah juga hanya untuk formalitas saja, tidak pernah bersungguh-sungguh dalam belajar. walaupun nilainya bisa dikatakan cukup, tetapi tidak terlalu tinggi.

"belajarlah sungguh-sungguh, karena kehidupan ini sangat keras... Di mana orang bodoh akan tertindas dan semakin dibodohi oleh orang yang cerdas, " kata Dave yang membuat Maura tertegun. benar katanya, selama ini dirinya sangat bodoh, mudah sekali dimanfaatkan dan dibodohi oleh semua orang.

Maura mengangguk, senyum yang tadi ia tunjukkan kini pudar berganti dengan penuh tekad."terima kasih karena sudah mengingatkanku" kata Maura tulus...

Maura melajukan lagi mobilnya, dan tidak sengaja dia melihat mantannya itu sedang berjalan dengan seorang wanita yang sangat seksi tetapi bukan Nina.

Dia menghentikan mobilnya, takut kalau b******* itu melihat dirinya.

"siapa...?"tanya Dave penasaran...

"itu b******* yang sesungguhnya" Maura menunjuk laki-laki yang sedang berjalan mesra dengan seorang perempuan dan masuk ke dalam mobilnya, laki-laki itu membukakan pintu mobilnya untuk wanita tersebut, perlakuannya begitu sangat istimewa seperti saat dia memperlakukan Maura yang ternyata adalah sandiwara.

Maura mengepalkan tangannya kuat-kuat"brengsek sekali b******* itu, Untung saja hubunganku tidak terlalu jauh dengan laki-laki itu, sungguh rugi sekali kalau sampai Aku terjebak olehnya" gumam Maura yang didengar oleh suaminya itu.

"apa kau tidak apa-apa...? tanya Dave prihatin melihat wanita yang statusnya sekarang sudah menjadi istrinya itu.

"tidak masalah, untungnya aku sudah tahu lebih dulu, pasti sangat rugi kalau sampai kebusukannya terlihat setelah aku menikah dengannya" kata Maura geram, sungguh dia sangat membenci laki-laki itu...

Dave dapat melihat api kebencian di dalam mata istrinya itu, dan Dave memakluminya.

"Ayo kita lanjutkan lagi," kata Maura setelah mengatur nafasnya yang tadi sangat memburu. Maura melajukan mobilnya kembali secara perlahan karena dirinya sudah akan sampai.

setelah mereka sudah pergi dari pelataran butik tersebut, kemudian Maura memasuki halaman butik yang baru saja dimasuki oleh pasangan laknat itu...

Dave melihat butik tersebut yang ternyata adalah butik milik mertuanya ara, adik ipar keponakannya.

mereka turun dari mobilnya dan berjalan ke arah butik tersebut.dave bingung harus melakukan apa, karena takut kalau penyamarannya akan terbongkar secepat itu.

akhirnya dia berpura-pura mengambil teleponnya dan menelepon seseorang.

"kau masuk lebih dulu saja nanti aku akan menyusul" kata Dave yang sedang memegang ponselnya.

"baiklah... jangan lama-lama" kata maura, dan berjalan lebih dulu untuk masuk ke dalam butik tersebut. butik yang begitu mewah, langganan dia saat berbelanja... juga para sosialita.