NovelToon NovelToon
Antagonist Yang Menghindari Takdir

Antagonist Yang Menghindari Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Obsesi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Saat tragedi mengambil jiwanya, Syifa menemukan dirinya yang masuk ke dunia novel sebagai seorang antagonis yang secara obsesif mengejar protagonist pria bahkan berencana untuk menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih.

Pada akhirnya dia akan mati terbunuh karna alur itu, oleh sebab itu untuk menghindarinya, dia selalu menghindari pria itu.

Namun bagaimana jika tiba-tiba alurnya berubah, pria itu malah memperhatikannya..

"Tidak! ini tidak ada dalam plot!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Syifa membeku.

Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Wenda, ringan namun penuh percaya diri, seolah ia memang berhak duduk di percakapan itu sejak awal. Kayden terdiam sejenak, jelas tak menyangka ada suara ketiga yang menyela.

Kayden pun menoleh.

“Wenda?” alis Kayden terangkat. “Kamu di sini?”

Wenda tersenyum manis, senyum yang terlatih. Ia berdiri, lalu menarik kursi kosong tanpa diminta. “Iya dong. Aku juga sarapan di sini. Kebetulan banget ketemu kalian.”

Kebetulan, katanya.

'Oh.. jadi ini si Wenda itu.. btw kayaknya ini terlalu cepat gak sih? Alurnya udah berubah seberapa jauh thor?,' rasanya Syifa ingin sekali memukuli penulis novel ini, tapi bagaimana jika sebenarnya yang mengubah alur adalah karna kehadirannya?

Dari cara Wenda menatapnya—bukan sekadar tatapan penasaran, tapi seperti pengamatan dan penilaian.

“Syifa?” tanya Wenda seolah baru mengenali dirinya padahal sejak tadi Wenda sudah bertukar pandang dengannya.

Syifa menarik napas. “Iya.. kita ketemu lagi..”

Ucapan itu 100% akan keluar dari mulut tokoh antagonis yang asli, jadi Syifa sebisa mungkin hanya mengikuti alurnya.

“Hmm.. kalau gak salah terakhir kali pas kelulusan SMA ya?”

'Duh.. mana mungkin aku ingat tentang kelulusan SMA.. Ini maksudnya kelulusannya Wenda? soalnya mereka berdua kan kakak kelasku dulu..'

Dengan agak canggung Syifa hanya menganggukkan kepalanya.

Kayden berdeham. “Kamu sendirian?”

“Harusnya sama kamu,” jawab Wenda yang terdengar menyindir. “..Tapi kamu malah jemput orang lain pagi-pagi.”

Syifa menoleh untuk melihat ekspresi wajah Kayden yang sangat seperti harapannya, seolah Kayden kebingungan harus menjawab apa pada Wenda.

Wenda mengangkat bahu. “Aku cuma bercanda, lagian kita udah PUTUS kok.. haha"

Pada topik yang satu ini, jujur saja.. Syifa ingin pergi meninggalkan mereka berdua.

Namun Syifa bisa merasakan ketegangan tipis yang menggantung di udara. Ada sejarah di antara mereka—itu jelas.

Pelayan datang membawa pesanan mereka. Kehadiran pihak ketiga itu sejenak memecah suasana. Syifa mencoba fokus pada rotinya, tapi nafsu makannya mendadak menghilang.

“Kamu kuliah di mana, Syifa?” tanya Wenda tiba-tiba.

“Kampus A**,” jawab Syifa singkat.

"Wah.. berarti kalian berdua sekampus dong"

Lagi-lagi Syifa hanya pasrah meski sebenarnya Syifa sendiri curiga dengan pertanyaan Wenda, mana mungkin wanita itu menanyakan sesuatu yang sudah dia ketahui.

'Basa-basi banget si Wenda.. kamu pasti udah ngulik banyak informasi tentang Kayden dan aku, kan?'

Sendok Kayden berhenti bergerak. “Wenda.”

“Apa? Aku cuma nanya,” balasnya santai.

Entah mengapa ketiganya kini berada di satu meja yang sama.

Syifa menunduk, menahan diri. Ada nada meremehkan yang jelas terasa, meski dibungkus senyum ramah. Ia tahu kenapa wanita ini bersikap seperti itu padanya.

Seribu persen karena cemburu, Wenda juga sedang memastikan satu hal penting: apakah Syifa masih figuran yang lewat sebentar, atau variabel yang benar-benar mampu menggeser alur.

Syifa menghela napas pelan, lalu memaksa dirinya kembali fokus pada piring di depannya. Roti panggang itu kini tampak tak menggugah selera. Setiap gigitan terasa hambar.

“Syifa kelihatan jadi pendiam ya,” ujar Wenda tiba-tiba, nada suaranya ringan namun mengandung penilaian. “Dulu nggak begini, deh.”

Kayden menoleh cepat. “Dulu?”

“Iya,” Wenda menyilangkan kaki. “Waktu SMA, Syifa lumayan aktif. Aku masih ingat, kamu sering ikut kegiatan sosial.”

Syifa hampir tersedak.

'Serius apanya.. aku bahkan nggak tahu kegiatan sosial apa yang kamu maksud.'

1
aria
lanjut
Lynn_: ditunggu ya kak🙏
total 1 replies
Rohimah
cweknya planga plongo Bae,, g bisa tegas gtu,,
Lynn_: maklum kak, baru jadi orang kaya, gampang tergiur, padahal ada uang di atm tapi kok dia gak kepikiran beli sendiri di luar negeri, sekalian jalan-jalan kan ya?, btw makasih sudah mampir dan komen ya kak🙏😇☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!