NovelToon NovelToon
Cinderella N Four Knight

Cinderella N Four Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Naruto / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:348
Nilai: 5
Nama Author: Vita Anne

Hinata di titipkan pada keluarga Hashirama oleh ayahnya yang menghilang secara tiba-tiba.

Di sana, di rumah besar keluarga itu yang layaknya istana. Hadir empat orang pangeran pewaris tahta.

Uchiha Sasuke
Namikaze Naruto
Ootsutsuki Toneri
Kazekage Gaara

Akankan Hinata bisa bertahan hidup di sana?

Disclaimer : All Character belongs to Masashi Kishimoto. Namun kisah ini adalah original karya Author. Dilarang meniru, memplagiat atau mencomot sebagian atau keseluruhan isi dalam kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. First Fraction

Hinata masih terlelap dalam tidurnya ketika Nyonya Mizuke menghampiri nya pagi ini.

Gadis itu membuka matanya perlahan, dia mendengar suara seseorang berada Dalam kamarnya. Selang infus di tangannya telah terlepas. Membuat dia bertanya-tanya siapa yang telah melepasnya kemarin.

Yang dia ingat, dia hanya tertidur karena dia begitu mengantuk setelah beberapa hari dia merasakan sakit di perutnya.

"Umm... Nyonya Mizuke!" Panggil Hinata seraya bangkit dari tidurnya. Dia merenggangkan tubuhnya yang terasa sedikit kaku karena terlalu lama berbaring.

"Kau sudah bangun?" Tanya Mizuke selagi dia membersihkan sofa dengan mesin penyedot debu."Kau sudah merasa lebih baik?"

"Umm! Aku merasa jauh lebih baik sekarang!"Sahut Hinata mengangguk seraya tersenyum lebar."Bagaimana kabar putri mu yang melahirkan? Apa dia sehat? Bagaimana dengan bayinya?"

Mizuke beranjak mendekati Hinata seraya tersenyum lebar.

"Mereka sehat! Syukurlah Tuan Hashirama begitu perhatian pada anak-anak ku. Mereka tidak kekurangan apapun saat ini."

"Syukurlah!" Hinata mendesah tenang.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu di depan. Tuan menyuruhku membawa semua yang kau perlukan ke sini. Agar kau tidak perlu berjalan jauh ke ruang makan."Ucap Mizuke seraya melipat selimut yang ada di kaki Hinata.

"Aku bisa melipatnya Nyonya!"interupsi Hinata pada apa yang tengah di lakukan Mizuke. Dia merasa tidak enak selalu menyusahkan wanita paruh baya itu.

Mizuke hanya tersenyum dan kembali melakukan tugasnya.

"Pergilah sarapan! Buburnya akan segera dingin."

Hinata hanya bisa mengangguk dan gadis itu menuruti perintah Mizuke.

...°°°...

Hinata tengah menyantap bubur di meja yang ada di kamarnya, di balik jendela besar yang menghadap ke taman di sebelah balkon kamarnya. Dia tidak ingin banyak mengeluh dengan semua yang terjadi belakangan ini. Dia bersyukur keadaannya membaik. Dia harus berterima kasih pada pria itu, Namikaze Naruto.

Pintu kamar gadis itu yang besar terbuka. Memperlihatkan si bungsu berdiri di sana, di ambang pintu.

"Boleh aku masuk?" Tanya pria berambut merah tersebut, Gaara. Hinata yang sedang memasukan sesendok bubur ke mulutnya hanya mengangkat sebelah alisnya seraya mengangguk. Memberi izin agar pria itu bisa masuk.

Pria itu memasuki kamar Hinata seraya mengedarkan pandangannya.

"Kakek benar-benar melakukan perubahan total pada kamar ini!" desis pria itu.

Mendengar apa yang terlontar dari Gaara membuat Hinata tercekat.

Apa pria ini bisa memberi tahu tentang pemilik kamar ini sebelumnya?

Hinata terlihat sedikit tertarik dengan apa yang Gaara ucapkan barusan. Dia kembali berpikir sebelum akhirnya dia bicara. Dia harus mengatur siasat dan membuat pria ini bicara lebih banyak.

"Apa dahulu kamar ini begitu jelek dan tidak terurus? Atau, Jangan-jangan kau iri pada ku karena Kakek membuat kamar ini lebih bagus untuk ku?" Tanya Hinata tiba-tiba dengan pandangan memicing pada Gaara.

Jelas, dia hanya ingin memancing pria itu agar dia dapat informasi yang dia inginkan.

"Ck!" Gaara mendecih mendengar pertanyaan Hinata."... Kau lihat bangunan besar di sana? Itu adalah kamar ku! Kamar mu ini tidak ada apa-apanya di bandingkan apa yang kakek berikan pada ku." Ucap pria itu menyombongkan dirinya seraya menunjuk empat Mansion yang terpisah dari rumah ini. Mansion tempat cucu-cucu Kakek tinggal.

"Tapi ucapan mu sebelumnya terdengar seolah kau mengenal tempat ini dulu!" sahut gadis itu datar sebelum dia kembali memasukan sesendok bubur ke mulutnya.

"Ya, Aku cukup mengenal kamar ini dulu! Dan Pemiliknya." sahut pria itu lagi dengan datar seraya berjalan ke arah piano di sudut ruangan.

Hinata mengangkat wajahnya. Usahanya untuk menarik informasi dari pria ini sepertinya berjalan dengan lancar.

"Apa kalian punya adik yang tersembunyi? Dia laki-laki? Atau perempuan?" Selidik Hinata lagi.

"Jaga ucapan mu! Kakek hanya punya empat orang cucu. Dan sekarang Kakek memiliki cucu kesayangan lagi selain kami."

"Siapa dia?" tanya Hinata santai.

Gaara kembali mendecih seraya terkekeh.

"Dia di depan ku! Sedang sakit dan dia kembali merepotkan seisi rumah dengan itu."

"Aku tidak merepotkan mu Tuan!" Sahut Hinata dengan nada tinggi."Cucu kedua Kakek yang merawat ku!"

Gaara berjalan mendekat dengan antusias pada Hinata. Sebelum dia mulai bicara dengan berbisik.

"Dulu,.. Pemilik kamar ini. Adalah kekasihnya." Ucap pria itu tanpa basa basi.

'Uhuk Uhuk!!'

Hinata tersedak bubur yang ada di mulutnya. Wajahnya yang memerah seketika membuat Gaara meringis takut.

Pria itu segera mengangsurkan segelas air putih pada Hinata dengan cepat.

"Minumlah!" Ucapnya khawatir."Kenapa kau begitu terkejut? Kau membuat ku takut!" decak pria itu.

Hinata menggelengkan kepalanya lesu. Jantungnya seolah lompat dari tempatnya ketika dia mendengar apa yang pria itu katakan barusan.

"Aku baik-baik saja!"

"Benarkah? Kau terlihat sudah baik-baik saja tadi ketika aku datang! Tapi kini wajahmu semakin pucat! Apa aku membuat perasaan mu memburuk? Apa kita perlu ke rumah sakit?" tanya pria itu khawatir.

"Tidak! Tenanglah! Aku baik-baik saja." sahut Hinata dengan suara pelan. Dia seolah kehilangan tenaga nya saat ini.

"Sebenarnya aku datang untuk menghibur mu!" Sahut pria itu lagi dengan wajah bersalah."Tapi, sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat." Ucap pria itu.

Hinata tersenyum lebar.

Si bungsu juga ternyata bisa bersikap manis?

"Terima kasih! Kau sudah menghiburku sejak kau datang tadi." Ucap Hinata seraya tersenyum lebar. Meski dia masih merasa terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar, dia masih berusaha untuk menyembunyikan itu semua."Ahh... Kau tidak bekerja? Ini sudah hampir siang bukan?"

Gaara tersenyum lebar.

"Kau mau ikut ke Galeri ku?" Tanya pria itu antusias.

Hinata membulatkan matanya mendengar ajakan Gaara. Dia tidak percaya cucu keempat kakek secepat ini merubah sikapnya.

Apa dia salah makan sesuatu?

Lalu beberapa saat kemudian wajah pria itu berubah setelah dia mengingat sesuatu. Dia kembali menampilkan expresi datar yang terlihat acuh.

"Kakak tidak akan mengizinkan mu bepergian saat ini." Decak pria itu dengan suara pelan dan terdengar kekecewaan dari nada bicara~nya.

Hinata mengangkat Wajahnya.

"Apa itu Tuan Muda Sasuke? Dia melarangku bahkan untuk sekedar keluar rumah?" Tanya Hinata dengan suara nyalangnya yang tinggi.

Gaara tercekat sesaat. Mendengar nada suara gadis itu yang meninggi membuatnya terkejut.

"Yaak! Naruto yang merawat mu! Dia yang melakukan semuanya. Dia yang melarang mu untuk bepergian untuk beberapa hari ini. Padahal dia sudah begitu sibuk! Sebenarnya, Sasuke juga begitu sibuk di rumah sakit! Tapi kau tahu kan? Kesibukan seorang dokter dengan CEO itu berbeda. Dokter harus mengerahkan otak dan tenaganya demi nyawa manusia! Seorang CEO hanya perlu menggunakan otak mereka dan mereka bisa mengerjakan pekerjaan mereka dimanapun." Jelas Gaara lagi panjang lebar.

Hinata tercekat. Dia tidak bisa menanggapi setiap kata yang keluar dari pria itu. Banyak hal yang dia tidak tahu di sini. Dia merasa seperti gadis bodoh yang begitu polos karena dia tidak tahu apa-apa. Dia hanya datang karena perintah ayahnya. Dia tidak pernah tau apa yang terjadi di sini sebelumnya.

"Bisa kau bayangkan bagaimana rasanya menjadi Dokter juga CEO dari dua bisnis yang berbeda? Aku rasa, aku akan menyerah!" Sambung Gaara lagi.

Hinata masih mencoba mencerna semua yang Gaara ucapkan. Wajah~nya yang tidak biasa membuat pria itu terkekeh.

"Kau terkejut? Ada apa dengan wajah itu?" desis pria itu seraya tersenyum lebar. Lalu dia bangkit dari duduknya."... Kau bisa datang ke galeriku kapan-kapan! Jaga diri mu. Kau harus hidup tanpa otak mu di sini. Jangan banyak berpikir. Nikmati saja semua yang kakek berikan pada mu, Oke!" Ucap pria itu lagi sembari mengusuk puncak kepala Hinata pelan.

Hinata mengangkat wajahnya menatap punggung pria itu yang menjauh dan keluar dari kamarnya.

'Apa yang pria itu lakukan barusan?'

Hinata mengusap kepalanya.

'Apa semua orang di sini mulai kehilangan kewarasannya? Tidak! Mereka semua mulai bersikap seperti manusia normal!

Tapi, Bukankah itu akan lebih mengerikan lagi?

Desis Hinata dalam hati.

...°°°...

"Maafkan aku yang baru bisa menengok mu sekarang! Para orang tua memiliki jadwal yang sangat sibuk. Hingga saat mereka berkumpul, mereka akan melupakan sejenak segala urusan rumah. Aku bersyukur Naruto mengurus mu dengan baik." Ucap Kakek pada Hinata di ruang keluarga.

Di sana ada Hinata dan Sasuke yang hanya diam mendengarkan kakek bicara. Kakek menyuruh Sasuke untuk tetap di rumah sampai dia tiba hari ini.

Hinata sudah merasa lebih baik sekarang. Tadi, Saat Kakek tiba di rumah. Dia segera menyambutnya dengan senyum merekah seolah keadaannya memang baik-baik saja.

Meski Dia berusaha mengabaikan Sasuke yang ada di sana. Dia ingin melupakan apa yang terjadi beberapa hari lalu. Pria itu juga bersikap seolah dia tidak melakukan kesalahan.

Hinata mencoba menahan semua sumpah serapah yang ada di kepalanya pada pria itu di depan kakek. Dia ingin semua keadaan tetap normal.

Mari lupakan semua yang terjadi kemarin! Biarkan si bodoh itu menyesalinya sendiri.

"Aku sudah baik-baik saja Kakek! Jangan khawatirkan aku! Cucu cucu kakek bersikap baik pada ku. Aku harus mengucapkan terima kasih yang pantas pada semuanya."Ucap Hinata dengan yakin.

"Syukurlah!" ucap kakek mendesah tenang."Apa kau tertekan belakangan ini? Kau butuh liburan? Kau belum memulai kembali kuliah mu kan? Aku pikir kau butuh waktu untuk sedikit bersenang-senang sebelum kembali memulai kuliah mu kan?"

"Aku, Terlalu banyak membolos belakangan ini. Sehingga aku begitu bingung untuk kembali memulai dari mana Tuan, Ah, Kakek!" Ucap gadis itu pelan.

Kakek tersenyum lebar.

"Tenanglah! Aku akan mengurus cuti kuliah mu. Kau bisa istirahat selama yang kau mau. Kau bisa pergi liburan atau jalan-jalan kemanapun yang kau inginkan, Bagaimana?" Tawar Kakek.

Hinata mengangkat wajahnya.

"Apa aku boleh bicara pada Ayah? Aku begitu merindukan~nya Kakek." Ucap Hinata pelan. Dia menggigit bibirnya dengan kikuk seraya meremas kedua telapak Tangan~nya di atas pangkuan.

Kakek kembali tersenyum lebar.

"Tentu saja! Kau sudah lebih baik sekarang. Kau sudah bisa mengendalikan perasaan mu. Dan itu tidak akan menganggu pekerjaan Ayah mu. Dan aku, Juga harus bicara mengenai pernikahan kalian."

Hinata tercekat. Dia mengangkat wajahnya dengan gugup. Dia belum mau membahas ini sekarang.

"Kakek bisa mengurusnya tanpa meminta persetujuan ku kan?!" Sasuke bangkit dari duduknya. Dia beranjak pergi tanpa mau mendengar lebih banyak lagi apa yang Kakek ucapkan.

Naruto ada di sana saat Sasuke beranjak pergi meninggalkan keduanya tanpa berkata-kata lagi. Pria itu baru menuruni anak tangga terakhir untuk pergi bekerja.

Pandangan keduanya bertemu. Tidak ada yang melontarkan sepatah katapun kecuali mata mereka yang saling melemparkan tatapan dingin.

Kakek melihat Naruto di sana.

"Kau baru akan pergi?"

Pria itu menoleh pelan pada Kakek dan Hinata yang ada di sana.

"Ya! Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan di rumah." jawabnya dengan suara datar. Dan kemudian dia meneruskan kembali langkahnya untuk pergi.

Kakek terpaku. Dia tidak bisa mengucapkan apapun pada kedua cucu nya. Hinata yang ada di sana hanya bisa diam seraya meremas kedua telapak tangannya, lagi.

'Dia ingin pergi saja dari sini jika dia bisa!'

To be Continued

Noted : Chapter selanjutnya akan di beri Rate 18+🚫

1
Aisyah Suyuti
menarik
Aisyah Suyuti
menarik
Novita ariani: terima kasih sudah mampir. semoga bersedia mengikuti kisah ini sampai akhir💙
total 1 replies
Kamiblooper
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Novita ariani: makasih banget udah suka😍😍😍
di tunggu chapter selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!