Dara, gadis yang baru berusia 19 tahun yang mempunyai ibu tiri yang sangat jahat, kini Dara yang baru saja tamat SMA di nikahkan oleh ibu tiri nya dengan pria asing yang tidak Dara kenal. Selama pernikahan nya suaminya tidak pernah mencintai nya, Dara malah sering mendapatkan siksaan dan hinaan dari mertua dan kakak ipar nya.
Dengan tiba-tiba Dara diceraikan oleh suaminya, lantaran tidak bisa memiliki anak atau mengatakan Dara wanita mandul oleh keluarga suami nya. Padahal usia pernikahan mereka baru seumur jagung, akhirnya Dara merasakan frustasi dan dia nekat memasuki sebuah bar.
Dibar Dara bertemu dengan pria misterius, dari sana lah Dara tak sengaja melakukan hubungan terlarang dengan pria itu. Saat ini lah kehidupan Dara berubah menjadi 180 derajat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Keras nya hidup membuat Dara menjadi sosok yang tangguh dan mandiri, kebal dengan segala macam siksaan termasuk kelaparan, hanya saja Dara tidak pandai melindungi diri sendiri dan selalu di siksa.
Dara ketiduran di gudang itu sampai Ia merasa terusik dengan suara musik yang sangat kuat, Dara menegakkan kepala nya walau lemah sambil celingukan. Dara berusaha berdiri lalu melihat dari lubang jendela yang telah berlubang demi mencari apa yang sedang terjadi.
"Mereka berpesta tanpaku?" lirih Dara.
Dara menggeleng kepala nya, "Kenapa aku begini? Apa yang salah dengan ku? Apa kamu pernah diajak sebelum nya Dara? Jangan bertingkah..?!" Dara mengutuk pikiran nya sendiri.
Dara hendak berpaling namun tiba-tiba Ia mengerutkan kening nya, Dara memutar kepala nya kembali melihat lubang jendela tadi betapa terkejut nya Dara melihat Abian telah kembali.
"itu mas Abi.! Dia udah kembali." gumam Dara merasa senang seperti cahaya kecil hadir dalam diri nya yang kegelapan.
"Mas?? mas??? Mas Abi??" teriak Dara. Abi tak mendengar teriakkan Dara sama sekali dia malah sibuk telfonan yang membuat Dara frustasi, Ia melihat disekitar namun tak menemukan pintu manapun untuk keluar.
Srrekkk!!
Dara yang sedang fokus seketika menatap seekor tikus terjatuh dari atas, Ia perlahan mendongak dan melihat langit-langit atap Gudang telah terkelupas di makan rayap. Tiba-tiba Dara mendapatkan petunjuk dari tikus itu.
"ahh!! Kenapa aku nggak pernah kepikiran?" gumam Dara tersenyum cerah di wajah nya yang telah penuh kotoran debu sungguh menjijikkan bagi Orang yang gila kebersihan.
Dara mengambil sebuah kain lalu dia ikatkan ke pinggang nya, tak lupa Dara memasukkan ponsel dan charger hp nya ke dalam perut nya.
"Hanya ini harta ku satu-satu nya, aku harus bisa meminta bantuan mas Abi untuk membawaku keluar supaya bisa buat kartu bank." gumam Dara penuh tekad.
Bagi banyak orang ponsel Dara ini mungkin tak menarik sama sekali karna sudah retak dan tak layak lagi di gunakan, tapi bagi Dara ponsel nya adalah harta yang di dalam nya ada akun pribadi nya yang memiliki banyak Uang disana namun belum di tarik.
"Semoga aku bisa melewati nya." lirih Dara.
Dara memastikan ponsel nya baik-baik saja lalu mengambil kursi usang dan meja dengan semangat la memanjat ke atas langit-langit gudang, Ia bersusah payah memanjat walau hampir terjatuh tapi tangan Dara yang telah kebal dengan pukulan rotan masih mampu bergelantungan menahan bobot tubuh nya yang ringan seperti kapas benar-benar tak berdaging. Dara bersusah payah merangkak di atas atap ,gudang itu sampai berhasil naik ke atap tapi tidak ada tangga untuk turun ke bawah, Dara kebingungan bagaimana cara nya Ia turun jika tidak ada tangga.
Dara mengedarkan pandangan nya dengan cemas hingga Ia melihat sebuah pohon besar, Ia segera merangkak ke arah Pohon itu dengan segala kekuatan yang tersisa Ia memegang ranting Pohon yang bergoyang-goyang.
Sraakkhh!!
Ranting pohon itu pun patah karna terlalu kecil untuk di jadikan pijakan kaki Dara, walau sangat ringan tetap saja ranting kecil tak bisa menahan bobot tubuh nya.
Duggghh!
Dara terjatuh ke bawah dan kepala belakang nya terkena batu membuat kepala Dara langsung membuatnya pusing, untung saja Dara tidak pingsan. Dara memegang kepala belakang nya yang sakit dan perlahan menonjol.
"Cepat banget benjol nya." lirih Dara yang tak punya kekuatan lagi untuk berteriak. Abian yg berada tak jauh dari sana, tak mendengar keributan yang Dara buat karna jarak nya cukup jauh, Abian sibuk telfonan.
"Kau yakin? Kenapa Tuan Nicoles yang tersembunyi itu sulit di temui?" tanya Abian dengan nada heran.
"Heii?? Aku sebagai seorang mata-mata aja sulit menemukan Nicoles, semua orang sangat menjaga nya bahkan dia sungguh sulit untuk didekati dan juga jarang mengikuti acara perusahaan selalu asisten nya yang menjadi perwakilan nya."Kata teman nya Abian dari ujung telfon dengan geram.
"Aku benar-benar butuh tambang emas nya, bukankah dikatakan pertambangan nya banyak apalagi semua rumor yang beredar telah tersebar luas kalau dia memiliki banyak pertambangan Ilegal." ucap Abian masih belum menyerah meminta teman nya mencari tahu tentang Nicoles Swondrak Maverick yang disebut sebagai Mafia yang sangat kejam.
Nicolas sangat tertutup dari media, tak banyak yang tahu wajahnya apalagi kekayaan nya. Nicoles melakukan itu semua karna muak dengan para penjilat-penjilat juga wanita murahan yang mengincar nya.
Abian tahu kekayaan Nicoles telah mencapai ambang tanpa batas dan berlimpah ruah, seluruh pertambangan di Negara yang mereka tempati sekarang adalah milik nya baik yang legal maupun Ilegal tak ada yang mampu menangkap nya apalagi mengenali wajah nya.
Hanya memberi sedikit tambang Emas pada Abian tidak akan membuat Nicoles bangkrut apalagi kekurangan uang.
"Sial...! Aku butuh uang 5 M bodoh..!" maki Abian pada tema nya.
Dara yang baru saja tiba tertegun di balik tembok mendengar kata-kata kasar Abian namun yang membuat nya bingung adalah kata 5 M, siapa yang punya uang sebanyak itu? Walaupun Dara sudah memiliki penghasilan lebih dari Novel Online nya namun penghasilan nya tidak sampai 1 M apalagi 5 M.
"Honey?" panggil seseorang membuat Abian menjauhkan ponsel nya.
"Iya Sayang? Aku akan datang." sahut Abian.
Deg!?
Jantung Dara seakan berdetak lebih cepat bukan karna Cinta melainkan rasa takut, Ia sudah banyak mendengar Abian mempunyai kekasih akan tetapi Pria itu tak pernah menceraikan nya, jadi Dara berpikir semua itu hanyalah fitnah supaya Dara menyerah.
"Nanti kita lanjutkan..! Kekasih ku memanggilku." kata Abian lalu mematikan panggilan nya secara sepihak menyimpan ponsel nya dan melangkah pergi memasuki pintu belakang rumah nya.
Air mata Dara sekali lagi luruh begitu saja, "Ja--jadi benar? Kenapa? Kenapa dia nggak menceraikan aku aja? Kenapa terus mempertahankan pernikahan ini kalau dia memang memiliki pacar." lirih Dara sampai ambruk ke lantai saking lemas nya kaki Dara mendengar dari mulut suami nya sendiri yang telah mempunyai kekasih.
Dara berdiam diri cukup lama sampai 20 menit berlalu, Dara berusaha bangkit dan memasuki rumah Adipati lewat jendela ruangan kecil namun terhubung ke Dapur.
Awal nya Dara tidak sanggup mendengar suara musik di ruang tamu yang begitu besar tapi akhir nya musik itu berhenti, dan mereka berpindah ke ruang makan. Dara yang mengintip di balik dinding mendengar suara orang asing di tengah acara yang diadakan keluarga Adipati yang Ia tebak adalah acara untuk menyambut kekasih Abian.
***
Dimeja Makan.
"Kenapa kamu nggak kenalin aku sama istri mu Abi? Aku mau lihat bagaimana rupa nya." rengek Anya.
"Tidak perlu nak..! Dia itu cuma pelayan kami aja, setelah acara ini selesai dia akan bersihkan rumah ini dan mencuci piring dibelakang, kebetulan kami butuh pembantu gratis." kata Dian.
"Ceraikan aja dia nak..! Tak ada guna nya kamu menampung sampah, lagian kita masih mampu membayar pembantu." sahut Rio adalah Ayah kandung Abian.
"Iya Abi! Lagian kamu harus cepat-cepat nikahi Anya nanti diambil orang loh, kalau masih berhubungan dengan Si upik abu itu kamu akan sulit menikah." sahut Dian.
"iya Ma.. Pa..? Aku memang mau menceraikan si bocah dekil, bau, jelek dan mandul itu." jawab Abian yang tak mau kehilangan Anya yang dia anggap sebuah batu berlian bagi nya sedangkan Dara hanya sampah yang tak sedap dipandang mata.
Semua Keluarga Adipati merendahkan Dara juga mengatai Dara sangat percaya diri kalau Abian mencintai nya walau tak pernah main tangan.
"Kami kira kamu mencintai nya Abi, lagi pula selama ini kami tidak pernah melihat kamu menyentuh atau memukul wanita dekil itu." ucap Salma angkat bicara.
"Ciih...! tangan ku terlalu berharga untuk menyentuh sampah yang busuk dan nggak berguna itu." decak Abian membanting sendok makan nya lalu bangkit dari duduk nya.
"Kalian telah membahas kotoran, aku jadi nggak berselera makan." kata Abian lalu berbalik pergi.
Dara yang mengintip di balik dinding dapur mendengar perkataan suami nya, hati Dara merasa di cabik-cabik seketika mendengar kata-kata Abian yang menyebut nya sebuah kotoran atau sampah.
*
Bersambung....................................