NovelToon NovelToon
Nikah Muda Karena Terpaksa

Nikah Muda Karena Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Damian pemuda urakan, badboy, hobi nonton film blue, dan tidak pernah naik kelas. Bahkan saat usianya 19 tahun ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Gwen, siswi beasiswa. la murid pindahan yang secara kebetulan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah milik keluarga Damian. Otaknya yang encer membuat di berkesempatan bersekolah di SMA Praja Nusantara. Namun di hari pertamanya dia harus berurusan dengan Damian, sampai ia harus terjebak menjadi tutor untuk si trouble maker Damian.

Tidak sampai di situ, ketika suatu kejadian membuatnya harus berurusan dengan yang namanya pernikahan muda karena Married by accident bersama Damian. Akan tetapi, pernikahan mereka harus ditutupi dari teman-temannya termasuk pihak sekolah atas permintaan Gwen.

Lalu, bagaimana kisah kedua orang yang selalu ribut dan bermusuhan ini tinggal di satu atap yang sama, dan dalam status pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Tragedi Di Rumah Damian

Gwen meringkuk dalam pelukan Jessica, sedangkan Damian tengah disidang ayahnya di ruang keluarga, setelah insiden Damian kepergok ibunya hampir melakukan adegan tak pantas pada Gwen.

Gwen masih menangis ketakutan, akibat perbuatan Damian. Meskipun hal itu langsung ketahuan oleh bu Jessica, dan Gwen masih selamat, namun dia masih cukup ngeri jika saja bu Jessica tak datang.

"Papa baru saja mau ngasih kamu ampunan, dan sekarang kamu membuat ulah lagi, huh!"

Damian diam saja meski wajahnya sudah membiru, akibat dipukul oleh ayahnya. Dia masih dalam keadaan hangouver saat ini, otaknya belum bisa bekerja dengan benar.

"Sorry, Pa."

"Kamu pikir dengan minta maaf semua akan selesai, dan kamu bebas. Jika maaf itu berguna nggak bakal itu ada polisi dan penjara." Pak Arthur sudah lelah dan jengah dengan sikap sang anak, dan kali ini putranya benar-benar keterlaluan. Lihatlah itu murid kesayangannya jadi ketakutan dalam pelukan sang istri.

"Kenapa kamu ngelakuin hal itu?" tanyanya.

Damian masih diam, wajahnya menunduk, seolah lantai keramik itu adalah pemandangan yang paling indah saat ini.

"Jawab!" teriak Arthur.

"Aku sakit hati, Pa."

"Kenapa? Masalah video itu? Karena Papa kasih hukuman ke kamu? Karena Papa menyita semua fasilitas kamu? Dan karena Papa kasih kamu skors lagi selama satu minggu?" Pak Arthur berkata menggebu-gebu, sampai napasnya terengah. Ini adalah tamparan keras baginya. Ia pemilik sekolah, ia kepala sekolahnya, tapi justru anaknya sendiri berbuat hal memalukan seperti itu.

"Ya karena dia yang nyebar videonya, karena dia yang ngirim video itu ke hape Papa!" Kali Ini Damian mendongak dengan wajah kesalnya.

"Saya nggak pernah ngirim video itu, Pak." Gwen bersuara setelah bisa menenangkan diri.

"Mana ada penjahat ngaku."

"Diam kamu. Kamu sudah selidiki jika yang melakukan itu, Gwen? Memangnya yang nyimpen itu video hanya Gwen seorang? Lalu gimana dengan pacar kamu itu? Apa tujuannya dia memvideo kegiatan tak pantas kalian? Tuhan masih baik sama Papa dan Mama, jika saja kamu melakukan itu dengan pacar kamu itu, Papa nggak yakin jika Papa nyuruh kamu nikahin dia, rumah tangga kalian akan baik-baik saja."

Damian diam dengan tangan yang saling mengepal di atas lutut.

"Berapa kali kamu berbuat hal seperti itu dengan pacar kamu itu?" tanya Arthur.

Damian masih diam, seolah bibirnya terkunci rapat kali ini.

"Dami, kalau ditanya Papa kamu itu jawab!" sambar Jessica yang masih mendekap tubuh Gwen. Gadis itu sudah tak menangis, namun masih trauma dengan kejadian yang baru saja dia alami.

"Beberapa kali ta-"

"Apa!" Arthur melotot menatap putranya, hampir saja bola matanya itu lepas dari tempatnya. "Bisa-bisanya kamu berbuat hal tak bermoral seperti itu, kamu itu mau jadi apa, huh!"

"Papa dengerin aku dulu napa sih. Aku emang beberapa kali ngelakuin itu, tapi sebatas kaya di video nggak lebih. Aku juga mikir kali, aku masih waras. Nggak mungkin lah aku sampai mau gitu dan bikin Alicia berbadan dua. Aku juga tahu kok dia cewek nggak bener."

"Terus kenapa kamu pacarin?" sentak Jessica yang masih tidak mengerti jalan pikiran sang anak.

"Cuma buat have fun aja."

Arthur tak tahu lagi, ia berbalik hanya untuk memijat pelipisnya yang sekarang terasa berdenyut-denyut.

Ia melirik ke arah Gwen yang sekarang sudah sedikit tenang. ia mengehela napas pasrah, lalu membuka bibirnya untuk bertanya pada Gwen. "Gwen, Bapak ingin tanya. Tadi kamu ke sini dengan tujuan apa?"

Gwen mendongak takur-takut. "Saya cuma mau mengembalikan buku milik Damian, Pak. Saya datang dan ketemu Bi Asih di bawah. Kata Bi Asih, Damian ada di kamarnya. Saya hanya ingin mengembalikan bukunya terus pulang, tapi Damian-"

"Sudah cukup, Bapak sudah paham. Damian yang nyeret kamu ke dalam?"

Gwen mengangguk, meskipun Damian memberikan tatapan membunuhnya. Namun, ia tak takut kali ini. Dia berkata jujur, dia ingin membela harga dirinya.

Arthur menekan pelipisnya lagi. Ingin sekali ia menghajar putranya sekali lagi, namun wajah anaknya sudah babak belur karena ia pukul tadi. "Kalau Mamamu nggak mergokin kamu, apa yang akan terjadi? Kamu akan merusak masa depan, Gwen. Kamu akan bikin dia trauma seumur hidup. Kenapa kamu nggak bisa berpikir jernih, Huh? Kenapa kamu selalu mengedepankan pikiranmu yang kotor itu, Dam? Inilah yang Papa kecewa sama kamu. Kamu itu salah pergaulan, sampai sekolah kamu berantakan."

"Mending Dami suruh nikah aja, Pa," putus Jessica.

"Nggak, Ma. Aku nggak mau nikah. Aku nggak mau terikat komitmen, aku masih muda."

Jessica menggelengkan kepalanya, ia menuntun Gwen untuk duduk di atas sofa. "Kamu sudah nggak apa-apa, 'kan?" tanyanya pada Gwen.

"Iya Tante, saya sudah lebih baik." Ia menyeka kedua matanya yang masih sembab. Namun, hatinya sudah lebih tenang. Gwen bersumpah akan menghajar Damian setelah ini, karena hampir saja merenggut kesuciannya.

"Maafkan Damian, ya. Kami gagal mendidiknya. Tante tahu kamu pasti trauma dengan tingkah bejat anak Tante."

Gwen mengangguk, namun kini ia melirik sadis ke arah Damian, hingga pemuda itu menelan ludahnya kasar. Cukup ngeri juga dengan tatapan gadis itu. Masa depan adik kecilnya terancam, apalagi dua kali Gwen melakukan kekerasan pada miliknya yang berharga.

'Habislah gue, bisa-bisa kena lumpuh layu beneran gue.'

"Kamu harus nikah, Mama setuju dengan usul Papa kamu, dan kamu nggak boleh ngebantah."

Damian menggeleng cepat, wajahnya agak horor kali ini.

"Nggak, nggak mau. Aku nggak mau nikah, aku masih ingin bebas. Nilaiku udah bagus, paling bagus malah satu kelas. Aku janji bakalan naik kelas tahun ini. Jangan paksa aku buat nikah deh, Ma, Pa."

Jessica tetap keras kepala. Dia tidak mau melihat anaknya melakukan hal tak pantas pada wanita yang salah. Jadi agar Damian bisa mengendalikannya, lebih baik ia

menikahkan Damian saja.

"Perjanjian itu batal. Sekarang kamu harus nurut sama Mama, dan Papa."

"Tapi aku masih sekolah, Ma."

"Usia kamu udah sembilan belas tahun. Sudah legal buat nikah. Lagian itu sekolah milik Papamu, nggak mungkin lah Papa mau DO kamu, asal dirahasiakan."

Damian bersikeras menolak, ia benar-benar tak mau menikah. Gwen juga merasa sedikit perasaan tak enak. Ia hanya takut kali ini ia akan terlibat hal lebih jauh lagi dengan Damian. Padahal dengan berakhirnya ia menjadi tutor pemuda itu, Gwen berharap hidupnya bisa tenang, dan bebas dari si kampret Damian.

"Pokoknya aku nolak rencana Mama. Emangnya Mama mau jodohin aku sama siapa? Anak Pak Rt depan rumah? Nggak, nggak mau anak Pak RT aneh, hobinya ngemil kemenyan."

"Mama juga ogah jodohin kamu sama anaknya Pak Rt."

"Lalu mau disuruh nikahin siapa?"

Damian mulai merasakan perasaan tak enak. Ia lalu melirik Gwen, jangan-jangan....

"Gwen lah, siapa lagi," ucap Jessica.

"Apa!" teriak keduanya kompak.

"Tante becanda, bukan? Saya belum mau menikah, Tan"

"Nggak Gwen, Damian harus bertanggung jawab sama perbuatannya sama kamu."

Damian berdecak, 'Udah gue duga.'

"Tapi Gwen nggak hamil, Ma. Baru mau mulai Papa udah mukulin Damian."

Plakk

"Aduh!" teriaknya, karena menjadi sasaran pukulan sang ayah untuk kesekian kalinya.

"Gwen memang tak hamil, tapi kamu sudah hampir merenggut harga dirinya. Papa nggak mau kamu berbuat hal seperti itu, Papa nggak pernah ngajarin kamu buat lari dari tanggung jawab. Pokoknya, kamu harus nikahin Gwen."

"Pak Arthur, sudah Pak. Saya-"

"Jangan menolak Gwen, bilang ke orangtua kamu.

Besok Bapak sama Ibunya Damian, akan datang ke rumah kamu buat ngelamar kamu, titik, putus Pak Arthur.

Gwen hanya bisa mengangguk lesu, dalam hati ia berkata, 'Habis sudah, kalau gue harus jadi istrinya Si kampret Damian. Bisa darah tinggi gue tiap hari.'

'Mau jadi apa gue, punya istri modelan cewek bar-bar itu, 'batin Damian merana.

...***Bersambung***...

1
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thorrr
Lasmin Alif nur sejati
kenapa aku ikut deg degan ya 🤣🤣🤣🤣
Lasmin Alif nur sejati
ceritanya seru thorr, semangat terus nulisnya ya thorr🤭
Ciaaaa: Terima kasih banyak kak, author makin semangat nulis kisahnya🤩
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk yg banyak q ksih bunga lagi deh
kalea rizuky
q ksih bunga biar banyak up ya thor
Ciaaaa: hihii boleh dong, tapi sabar yaa author lagi ada kerjaan nanti di up lagi😊
total 1 replies
kalea rizuky
nah gt jangan mau di injak injak Gwen gue suka cwek. tegas g menye2
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thor
Ciaaaa: sabar ya kak, masih mikir kata" yang akan di rilis😄
total 1 replies
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr
Lasmin Alif nur sejati
mau jadi suami bucin nantinya 🤣
Lasmin Alif nur sejati
kasihan sekali si gwen
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr💪
Ciaaaa: Terima kasih kak, silahkan baca bab selanjutnya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
jangan mau Gwen cowok bekas
kalea rizuky
dih Damian tukang celup ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!