NovelToon NovelToon
THE TRILLIONAIRE GUARDIAN

THE TRILLIONAIRE GUARDIAN

Status: tamat
Genre:Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Kaya Raya / Tamat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sukma Firmansyah

Seorang kakak miskin mendadak jadi sultan dengan satu syarat gila: Dia harus menghamburkan uang untuk memanjakan adik semata wayangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Di Balik Kain Lusuh

Kamar Presidential Suite di lantai 50 itu bagaikan istana kaca di atas awan. Lantainya dilapisi marmer putih yang berkilau, dan karpetnya terbuat dari bulu angsa asli yang sangat lembut.

Namun, Orion justru berdiri mematung di dekat pintu masuk. Tubuhnya yang mungil terbalut jaket hoodie kebesaran yang sudah belel. Dia menunduk dalam-dalam, menatap sepatu ketsnya yang jebol dan penuh lumpur kering.

"Kak..." suaranya terdengar cemas dan halus. "Aku... aku kotor. Nanti sofanya hitam kalau aku duduk."

Atlas yang baru saja melempar tas berisi uang ke meja, langsung menoleh. Hatinya mencelos melihat adiknya merasa begitu rendah diri. Gadis itu terbiasa tidur di kasur bau apek, dan sekarang dia merasa tidak pantas menyentuh kemewahan.

Atlas berjalan mendekat. Tanpa ragu, dia berlutut di depan Orion. Tangan besarnya dengan lembut melepaskan sepatu kets butut dari kaki kecil adiknya.

"Dengar Kakak," ucap Atlas sambil mendongak menatap mata adiknya. "Kamu itu lebih berharga dari semua perabotan di sini. Kalau sofanya kotor, kita beli pabrik sofanya. Kalau hotelnya komplain, kita beli hotelnya. Mengerti?"

Orion mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. "Iya, Kak."

"Sekarang mandi. Ada bath bomb aroma mawar di kamar mandi. Pakai semuanya. Kakak mau adik Kakak wangi seperti bunga."

Satu Jam Kemudian - Butik Mewah "La Belle Époque"

Mereka turun ke mall eksklusif di bawah hotel. Penampilan mereka masih kontras; Atlas yang gagah tapi memakai baju lusuh, dan Orion yang cantik tapi terlihat seperti gembel kecil yang tersesat.

Atlas menggandeng tangan Orion erat-erat, seolah takut gadis itu hilang ditelan keramaian.

Mereka masuk ke La Belle Époque, butik high-end khusus wanita yang memajang gaun-gaun musim semi seharga ratusan juta.

Dua pelayan wanita (SPG) dengan riasan tebal memandang mereka dengan tatapan sinis. Mereka melihat rambut Orion yang agak kusut dan pakaiannya yang kumal.

"Maaf, Dik," salah satu pelayan menghadang dengan senyum palsu. "Kami tidak menerima sumbangan di sini. Pintu keluar di sebelah sana."

Wajah Orion langsung pucat. Dia bersembunyi di balik punggung tegap Atlas, meremas ujung baju kakaknya ketakutan.

Atlas tidak tersenyum. Tatapannya dingin menusuk, membuat pelayan itu mundur selangkah.

"Siapa bilang kami minta sumbangan?"

Atlas mengeluarkan Black Card metalik dari sakunya—kartu tanpa limit yang dia dapatkan dari System Reward level 1. Dia menjepit kartu itu di antara dua jari, lalu mengetukkannya ke etalase kaca.

Ting. Ting.

Bunyi logam berat itu terdengar nyaring.

"Saya mau beli baju. Panggil manajer kamu kalau kamu nggak mau melayani," suara Atlas rendah tapi penuh otoritas.

Mata pelayan itu melotot melihat kartu hitam legendaris itu. Centurion Card. Simbol kekayaan tak terbatas. Kakinya langsung lemas.

"M-maafkan kelancangan saya, Tuan! Nona!" Pelayan itu membungkuk panik. "Mari, silakan duduk! Saya akan panggilkan stylist terbaik kami!"

Atlas mendudukkan Orion di sofa empuk berwarna merah muda.

"Pilihkan gaun terbaik," perintah Atlas. "Warna pastel. Bahan sutra atau sifon. Jangan yang gatal. Dan panggil salon sebelah, suruh hair stylist dan makeup artist-nya ke sini sekarang. Saya bayar sepuluh kali lipat kalau mereka bisa datang dalam 5 menit."

The Transformation (Sang Putri Muncul)

Tirai ruang ganti beludru berwarna emas itu masih tertutup rapat.

Atlas menunggu di luar sambil menyilangkan kaki, meminum teh melati hangat. Jantungnya berdebar. Dia sudah lupa kapan terakhir kali melihat adiknya memakai baju bagus. Mungkin saat orang tua mereka masih hidup, 10 tahun yang lalu.

"Tuan..." suara stylist terdengar dari balik tirai, terdengar kagum. "Adik Anda... dia sangat cantik. Baju ini... sepertinya diciptakan untuk dia."

"Buka," titah Atlas.

Tirai disibakkan perlahan.

Napas Atlas tercekat.

Di sana, berdiri seorang gadis yang nyaris tidak dia kenali.

Orion mengenakan summer dress berwarna baby blue (biru langit muda) berbahan sifon yang jatuh lembut membalut tubuh rampingnya. Aksen pita putih di pinggang mempermanis penampilannya. Sepatu kets bututnya sudah berganti dengan flat shoes putih bertahta kristal kecil.

Rambutnya yang tadi kusam kini berkilau sehat, digerai bergelombang dengan jepit rambut mutiara di sisi kiri. Wajahnya yang sudah dibersihkan dan dipoles makeup tipis natural memancarkan kecantikan yang murni dan ethereal (seperti peri).

Dia bukan lagi gadis gembel dari gang sempit. Dia terlihat seperti putri bangsawan yang baru turun dari kereta kencana.

Orion menatap cermin dengan ragu, menyentuh pipinya sendiri.

"Kak..." panggilnya pelan, berputar menghadap Atlas. "Aneh nggak? Kayak... kayak bukan aku."

Atlas berdiri perlahan, matanya tidak lepas dari adiknya. Ada rasa haru yang mendesak dadanya.

"Nggak aneh, Dek," Atlas mendekat, merapikan sedikit anak rambut di telinga Orion. "Ini baru Orion yang asli. Cantik. Sangat cantik."

Sistem hologram berkedip di retina Atlas.

[Misi Selesai: Makeover Sang Putri.]

[Total Belanja (Baju + Salon + Perhiasan): Rp 250.000.000]

[Cashback 100x: Rp 25.000.000.000 (Dua Puluh Lima Miliar)]

[CRITICAL HIT!]

[Kecantikan Adik memukau publik! Charisma Point +50.]

[REWARD SPESIAL: Skill Pasif - 'Guardian's Eyes'.]

(Anda bisa mendeteksi siapa saja yang memiliki niat jahat/kotor terhadap adik Anda dalam radius 100 meter).

Atlas tersenyum puas. Saldo bertambah, dan dia dapat skill baru untuk melindungi adiknya dari laki-laki buaya darat. Sempurna.

"Ayo," Atlas mengulurkan tangannya, seperti pangeran mengajak berdansa. "Kita makan malam. Kakak mau pamer ke seluruh dunia kalau adik Kakak ini bidadari."

Orion tersipu malu, pipinya merona merah muda, tapi dia menyambut tangan kakaknya dengan senyum lebar—senyum paling bahagia yang pernah Atlas lihat selama bertahun-tahun.

Mereka berjalan keluar dari butik.

Seketika, koridor mall yang ramai menjadi senyap. Semua mata tertuju pada mereka. Seorang pemuda tampan dengan aura bad boy yang dingin, menggandeng seorang gadis yang kecantikannya begitu murni dan bersinar.

Bisik-bisik terdengar:

"Itu siapa? Artis baru?"

"Cantik banget gila..."

"Cowoknya juga ganteng banget, itu kakaknya atau pacarnya?"

Atlas menegakkan bahunya. Tatapannya menyapu sekeliling dengan peringatan tajam: Lihat boleh, sentuh jangan. Atau tanganmu putus.

Mulai hari ini, Atlas bukan lagi kuli panggul miskin. Dia adalah Raja, dan di sebelahnya adalah Putri kesayangannya. Dan dia punya uang tak terbatas untuk memastikan senyum di wajah adiknya tidak akan pernah luntur lagi.

1
mustika saputro
keren banget
Sukma Firmansyah: thanks abangku,jangan lupa baya karya saya yang lain
total 1 replies
Pakde
🙏🙏🙏🙏🙏
Sukma Firmansyah: jangan lupa rating nya pakde, subs juga
kalo ada yang baru biar bisa ketauan
total 1 replies
Pakde
lanjut thor
Sukma Firmansyah: waduh, udah tamat pakde
next novel baru
semoga suka
btw
ada yang kurang kah dari ceritanya
total 1 replies
Sukma Firmansyah
bagus
Sukma Firmansyah
siangan abangku
Pakde
lanjut thor 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!