Dikhianati dan difitnah oleh selir suaminya, Ratu Corvina Lysandre terlahir kembali dengan tekad akan merubah nasib buruknya.
Kali ini, ia tak akan lagi mengejar cinta sang kaisar, ia menagih dendam dan keadilan.
Dalam istana yang berlapis senyum dan racun, Corvina akan membuat semua orang berlutut… termasuk sang kaisar yang dulu membiarkannya mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arjunasatria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Saya permisi, harus kembali ke pesta," kata Corvina.
"Mari kemali ke pesta bersama, Yanng Mulia," ajak Theon, "saya juga harus menyapa Yang Mulia Kaisar."
Corvina diam sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah."
Corvina dan Theon berjalan bersama, melangkah kembali menuju aula pesta. Suara gesekan musik kembali terdengar lagi, tawa para bangsawan, dan aroma anggurbyang manis kembali menyambutnya.
Begitu Ia masuk, semua kepala berbalik. para tamu yang tadinya berbisik tentang pertikaian nya dengan Meriel kini berganti topik karena melihatnya masuk dengan Grand Duke Theon, seorang jendral perang yang biasanya selalu sinis dan terlihat kejam tiba-tiba berjalan berdampingan dengan sang ratu.
Cassian masih berdiri di tengah ruangan, berbincang dengan para pejabat tinggi. Pandagan nya sempat bertemu dengan Corvina. Hanya sepersekian detik, lalu beralih pada Theon, dan membuat suasana tiba-tiba menjadi canggung. Cassian langsung melangkah menghampiri Corvina yang masih berdiri bersebelahan dengan Theon.
"Ratu," ucapnya, nada suaranya datar. "Kamu bersama Grand Duke?" Matanya mentap Theon.
Theon langsung menunduk hormat, "Salam Yang Mulia Kaisar."
Cassian hanya mengangguk, lalu beralih menatap Corvina. Corvina langsung tahu dari reaksi Cassian terhadap Theon, kalau ternyata hubungan Cassain dan Theon tidak beitu dekat layaknya kerabat kerajaan pada umumnya.
"Aku tadi bertemu Grand Duke, saat keluar sebentar untuk menghirup udara segar." jawab Corvina
"Apa kalian cukup lama mengobrol di luar sana?" tanya Cassain
Corvina menatap tajam. "Benar. Apakah itu menyinggungmu, Yang Mulia?"
Cassian mengerutkan keningnya. "Tidak. Hanya saja tak biasa melihatmu bersama seorang pria."
"Kalau menurut rumor yang beredar tentangku, bahwa aku suka bermain-main dengan para pria harusnya Yang Mulia tidak terkejut saat aku berdampingan dengan Grand Duke."
Theon hanya diam memperhatikan Corvina yang nampak tenang saat menghadapi Cassian, membuatnya bibirnya tersenyum tanpa sadar. Sedangkan Cassian, nampak tak senang menengar jawaban dari Corvina.
"Jadi incaranmu kali ini, sepupuku suamimu sendiri?"
Para bangsawan di sekitar mereka pura-pura tak mendengar, tapi jelas rasa ingin tahu mereka melonjak. Corvina menyadari itu. Setiap kata, setiap tatapan di aula ini bisa jadi bumerang buatnya jika ia salah bicara.
"Kalua aku benar-benar ingin menggoda Grand Duke, tentu aku tak akan melakukannnya di depan suamiku sendiri, Yang Mulia."
Cassian terdiam, namun rahangnya mengeras. Corvina mulai merasa cerita hidupnya mulai berbeda. Di kehidupan sebelumnya kejadian seperti ini tidak ada, apa karena kehadiran Theon maka semua nya mulai berubah.
Theon yang sepertinya mulai terganggu dengan tatapan para tamu yang sudah mulai berbisik dan menatap curiga pada Corvina, angkat bicara.
"Yang Mulia Kaisar," katanya dengan sopan, "saya rasa Anda tidak perlu berlebihan, Ratu dan saya tidak sengaja bertemu dan tidak ada percakapan yang mendalam di antara kami. Dan lagi, saya lah yang duluan menyapa Ratu lalu mengajak untuk masuk bersama saya."
Cassian menatap seppupunya itu dengan pandangan tajam yang sulit untuk di artikan. "Aku tahu bagaimana kamu, Grand Duke Theon. Kamu biasanya tidak pernah tertarik berbinang dengan wanita, Apa Ratu terlihat berbeda di matamu?"
Theon tidak menunduk kali ini. Ia hanya tersenyum samar, wajahnya tetap tenang. "Anda sepertinya lebih tahu selera wanitaku, Yang Mulia."
Suasana seketika hening. Beberapa tamu mulai berbisik dan yang lainnya hanya diam memperhatikan ketiganya. Sementara Corvina malah menahan diri untuk tidak tersenyum. Seorang Kaisar, untuk pertama kalinya tampak kehilangan kata.
"Yang Mulia jika anda terus seperti ini, anda akan di rumorkan sebagai Kaisar yang cemburu dengan saudara sepupumu sendiri," kata Corvina dengan suara yang lebih keras, seolah sengaja ingin perkataanya di dengar oleh orang-orang disana. "Sebaiknnya tenangkan diri anda, Yang Mulia. Ini pesta untuk selir Anda, lihatlah Selir Meriel sedang menatapmu dengan tatapan kecewa."
Cassian menatapnya lama, ia bingung dengan sikap Corvina yang begitu berani tidak seperti dirinya yang biasanya. Apakah ia baru sadar, wanita yang dulu mudah ia kendalikan kini berubah jadi sosok yang tak bisa ia tebak?
"Lanjutkan pestanya," ucapnya dingin sebelum berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Corvina dan Theon.
Theon menatap kepergian Cassian dengan pandangan datar, lalu menoleh perlahan ke Corvina. "Yang Mulia Ratu, ternyata tak seperti rumornya."
Corvina menegakkan punggungnya, sambil membuang napas kasar. "Rumor yang mana, Sir theon. Ratu yang suka bermain dengan para pria atau, Ratu yang selalu haus akan perhatian Kaisar?"
Theon hanya tersenyum samar. "Saya tidak mempercayai rumor. Tapi saya jadi ingin tahu, yang mana di antaraya yang benar."
Corvina menatapnya,. "Berhati-hatilah, Sir Theon. Rasa ingin tahu bisa berujug pada hal-hal yang nantinya tak bisa Anda kemdalikan."
"Dan mungkin justru itulah yang membuatnya menarik, Yang Mulia."
Corvina tidak menjawab. Ia melangkah pergi, meninggalkan aroma parfum bunga iris yang samar tertinggal di udara.
Theon menatap punggungnya yang menjauh, sorot matanya dalam dan sulit ditebak.
Di sisi lain aula, Cassian masih memperhatikan dari jauh.
Seketika genggamannya di cangkir anggur menguat, menandakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, kecemburuan yang terasa samar.
Sementara Corvina tahu satu hal pasti malam itu.
Jika di kehidupan sebelumnya ia hidup sebagai Ratu yang hanya menunggu cinta, maka di kehidupan ini ... dia lah yang akan membuat dirinya pantas untuk dicintai.
bertele2