Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
...Happy Reading...
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
Alfa pun langsung menampar wajah Morgan dengan kuat, membuat pipi Morgan memerah. Morgan terkejut, sejak kapan Alfa begitu berani melawannya.
"Kau... kau berani memukulku?" tanya Morgan, memegang wajahnya yang sakit dengan mata membulat.
"Kenapa aku tidak berani?" balas Alfa, menatap Morgan tajam. "Kau menghina ibuku yang sudah meninggal, dan kamu pikir aku akan berdiam diri saja? Tidak, aku tidak akan membiarkan kamu menghina ibu ku tanpa konsekuensi," kata Alfa, dengan nada yang tegas dan mata yang berkobar.
Morgan terkejut dengan reaksi Alfa, ia tidak menyangka bahwa Alfa akan berani melawannya seperti ini.
"Kau... kau tidak tahu siapa aku," kata Morgan, sambil mencoba untuk mengancam Alfa.
"Tidak peduli siapa kamu," kata Alfa, sambil menatap Morgan dengan mata yang tajam. "Aku tidak akan membiarkan kamu menghina aku dan ibu ku. Jika kamu ingin bertarung, aku siap," kata Alfa, dengan nada yang penuh dengan keberanian.
"Kurang ajar, kau memukulku! Akan ku pukul kau!" ucap Morgan, mengangkat tangannya ingin meninju Alfa. Namun, dengan sigap, Alfa menahan tangan Morgan dan memelintir tangan Morgan dengan kuat.
"Aduh sakit, sakit!" teriak Morgan kesakitan, sambil mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman Alfa. Namun, Alfa tidak melepaskannya, malah semakin mempererat cengkeramannya.
"Ingin memukulku? Memangnya kau mampu?" tantang Alfa, sambil menatap Morgan dengan mata yang tajam.
"Lepaskan! Sakit tahu!" teriak Morgan mengeluh kesakitan.
"Tidak akan aku lepaskan sampai kau meminta maaf atas penghinaanmu terhadap ibuku," kata Alfa, sambil mempererat cengkeramannya.
"Sekali lagi, kalau kau menghina ibu ku, ku patahkan tanganmu!" ancam Alfa, dengan nada yang tegas dan mata yang berkobar.
Morgan merasa takut, ia tidak menyangka bahwa Alfa akan berani melawannya seperti ini. Ia mencoba untuk meminta maaf, "T-tolong... aku minta maaf," kata Morgan meringis kesakitan.
"Aku nggak menghina lagi, lepaskan tangan ku!" teriak Morgan, sambil mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman Alfa.
"Baiklah, aku lepaskan!" kata Alfa, tersenyum sinis.
Sebelum ia melepaskan tangan Morgan, Alfa menendang bokong Morgan dengan keras, membuat Morgan tersungkur ke depan.
"Brukk!" suara tubuh Morgan jatuh ke tanah.
"Aduhh!" keluh Morgan, meringis kesakitan sambil memegang bokongnya yang sakit.
Alfa hanya tersenyum sinis, "Ck! Dasar payah!" katanya, sambil berbalik badan untuk masuk ke kelas.
Alfa tidak ingin suasana hatinya terganggu oleh Morgan yang tidak tahu diri. Ia berjalan dengan langkah yang mantap, meninggalkan Morgan yang masih terkapar di tanah. Morgan hanya bisa memandang Alfa dengan mata yang penuh dengan kebencian.
"Tunggu saja kau Alfa, tunggu pembalasan ku!" ucap Morgan dengan geram, menatap kepergian Alfa ke kelasnya. Ia merasa sangat marah dan kesal karena telah dihina dan dipukul oleh Alfa. "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi!" gumam Morgan dalam hati.
Sementara itu, Alfa memasuki kelas dengan langkah yang santai, ia tidak peduli dengan Morgan yang masih terkapar di luar.
Saat sampai di kelas, Alfa duduk di kursinya, seperti biasa. Ia mulai mencoret-coret di atas mejanya, ekspresi wajahnya yang santai menunjukkan bahwa ia tidak lagi memikirkan tentang Morgan. Coret demi coret di atas mejanya bertambah banyak, Alfa tampaknya sedang memikirkan sesuatu yang serius.
Alfa duduk di kursinya, ia melihat layar hologramnya.
[Misinya yang sedang berlangsung]
"Kapan misi ini selesai ya? Apa nanti saat pulang sekolah?" tanya Alfa sedikit lesu, sambil memperhatikan layar hologramnya dengan mata yang tidak fokus.
Alfa merasa bosan menunggu guru datang, ia pun mengeluarkan ponselnya karena ada pesan masuk. Ia memeriksa pesan tersebut, melihat siapa pengirimnya.
"Hmm, siapa ya?" gumam Alfa, sambil membuka pesan tersebut.
"Hey Alfa, ponsel siapa kau pakai itu?" tanya seorang siswi bernama Rani, melihat ke arah Alfa yang memegang ponsel. Setahu mereka, Alfa itu anak miskin, jangankan punya ponsel, buat bayar sekolah aja sering nunggak.
"Ini ponsel ku, kenapa?" tanya Alfa, mengerutkan alisnya. Ia tidak suka dengan nada Rani yang seperti menuduhnya.
"Kamu itukan miskin, jangankan untuk beli ponsel, untuk makan sehari-hari saja kamu nggak punya, dari mana kau dapatkan ponsel itu? Kamu mencuri ya?" tanya Rani, menuduhnya dengan nada yang tidak percaya.
Siswi lain di sekitar mereka mulai memperhatikan percakapan tersebut, dan beberapa dari mereka mulai mengangguk-angguk setuju dengan Rani. "Iya, memangnya Alfa bisa punya ponsel?" kata salah satu siswi.
Alfa merasa kesal dengan tuduhan tersebut, "Aku tidak mencuri, ponsel ini memang milikku. Aku tidak perlu menjelaskan kepada kalian dari mana aku mendapatkannya," kata Alfa, sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.
Rani dan siswi lain masih tidak percaya, mereka terus menatap Alfa dengan mata yang skeptis. "Kita lihat saja, kalau kamu tidak mencuri, maka kamu pasti tidak akan bisa membuktikan bahwa ponsel itu milikmu," kata Rani, sambil tersenyum sinis.
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
baru jumpa untuk 2x
tidak apa la athor punya cerita
semangat