NovelToon NovelToon
Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: LebahMaduManis

Aksa bertemu dengan gadis pemilik toko kue yang memikat hatinya, namun ia terpikat bukan karena gadis itu sendiri, melainkan terpikat karena gadis itu sangat mirip mendiang istrinya.

Aksa berusaha mendekati Si Gadis untuk bisa mendapatkannya, bagaiman pun caranya ia lakukan bahkan dengan cara licik sekalipun, asalkan ia bisa memiliki gadis yang sangat mirip dengan mendiang istrinya

Akibat obesesi Aksa yang melampaui batas, gadis itu pun terjerumus dalam lembah penuh hasrat Si Pria yang dominan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LebahMaduManis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Flashback

"Erinaaaaaa ..." suara melengking itu terdengar jelas di bandara yang penuh dengan orang-orang entah yang akan meninggalkan tempat itu atau yang baru datang, atau mungkin sedang menunggu kedatangan bahkan mengantarkan kepergian seseorang.

Lambaian tangan yang menyertai, tatkala Erina baru sampai setelah kurang lebih enam tahun ia tak menginjakan kaki di Negara kelahirannya. Raditya senantiasa menunggu kepulangan sang sahabat, yang telah terjalin sejak mereka SMP

Erina membalas lambaian tangan, setelah ia melihat sumber suara, ia berlari kecil menghampiri laki-laki yang memanggilnya "sudah lama nunggu kak Radit?" Tanya Erina

"Iya, aku udah enam tahun nunggu kamu pulang" Ejek Raditya, senyuman tersimpul di wajah laki-laki berusia dua puluh enam tahun tersebut "ayo kita langsung ke mobil aja"

Semenjak Erina memutuskan melanjutkan pendidikannya di Jerman, Erina sudah tak banyak berkomunikasi dengan teman-teman SMAnya, hanya beberapa orang terdekat saja, termasuk Raditya, yang rentan usianya terpaut selisih 1 tahun lebih tua dari Erina, bisa dibilang Raditya adalah kaka kelas Erina.

"Makasih kak Radit udah mau nunggu aku di bandara, dan nganterin aku ke rumah tante Talia, tante lagi sibuk di toko jadi ga bisa jemput"

"Gak apa-apa Erina, kan udah biasa, aku sering antar jemput kamu waktu SMA, gak usah sungkan"

Saat ini Raditya menjadi satu-satunya orang yang bisa Erina andalkan, entah pada siapa lagi ia harus meminta bantuan selain Raditya yang selalu ada Untuk Erina, dan selalu berusaha meluangkan waktu untuknya.

"Kak Radit kerja dimana sekarang?"

"Aku kerja di salah satu kantor penyedia layanan Pariwisata, yang bekerjasama dengan perusahaan penerbangan. Erina kamu mau ga lamar kerja di perusahaan penerbangan, kebetulan kemarin aku lihat diiklannya dia perlu Chef Assisten, mengingat kamu sudah pasti faham bagian itu. cobalah, barang kali kamu termasuk kriteria yang diinginkan disana, nanti aku kirimkan alamat emailnya ke kamu ya"

Flashback off

Tersadar dari lamunannya setelah salah satu karyawan menepuk bahu Erina "selamat pagi Mba Er, bengong aja" ucap karyawannya

beranjak ke dapur, memastikan sendiri bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses baking masih tersedia, sebagai penanggung jawab dapur produksi tentunya ia harus melakukan pengecekan itu secara berkala "ini banyak bahan yang sudah menipis stoknya, aku harus ajukan pembelian bahan-bahan sesegera mungkin" ungkap Erina dalam batinnya setelah ia memeriksa persediaan bahan.

Erina menghampiri Talia yang baru saja datang dan duduk di kursinya, sebagai pengelola dan pemegang keuangan toko, tentu segala keperluan bahan produksi harus melalu izin dan kesepakatan Talia

"Tante kenapa bahan-bahan di gudang stoknya sangan sedikit, kita ga bisa menunggu bahan benar-benar habis kemudian baru setok lagi yang baru, aku minta hari ini juga datangkan bahan-bahan yang sudah aku catat" Ucap Erina kemudian mengulurkan selembar kertas berisi catatan keperluan bahan produksi

Talia menarik nafas dan mengembuskannya cepat, ia menarik sebelah sudut bibirnya, dan matanya menatap tajam Erina, Talia dengan cepat mengambil kertas tersebut.

Di pandangnya lamat-lamat kertas itu oleh Talia "baiklah akan tante ajukan pembelian bahan-bahan dan mengirimkan secepatnya" ujar Talia

"Terima kasih Tante"

Setelah memastikan bagian dapur sudah Erina selesaikan bagian tugasnya, sesekali ia berada di depan menyambut setiap pelanggan yang datang dengan ramah.

Erina bekerja terlalu keras hingga semua bagian ia lakukan, padahal sudah ada karyawan dengan tugasnya masing-masing, namun Erina lebih senang ia yang turun tangan sendiri.

Ia merogoh ponsel di saku celananya, menyalakan ponselnya berharap notifikasi datang dari Raditya kekasihnya, namun nihil tak ada notifikasi yang di tunggu-tunggu di handphonenya.

Gusar, mungkin itu yang Erina rasakan, berkat kesalah pahaman diantara mereka, sia-sia menjelaskan jika diiringi rasa emosi, lawan bicara perlu waktu untuk menenangkan diri agar dapat menerima segala penjelasan tanpa interupsi.

Bagaimana ia tak gusar, saat ini hanya Raditya tempatnya berkeluh kesah, tempat ia bercerita random tentang aktifitas yang ia lalui. Semenjak perubahan dalam sikap Raditya yang sudah tak sehangat dulu, menjadikan Erina memendam semua sendiri, kini ia kesepian, ia perlu mengungkapkan segala isi hatinya, agar bebannya tak terlalu berat

Erina kembali ke dapur dan kembali memakai celemek yang ia tanggalkan di meja, ia memutuskan untuk membuat deesert berbahan dasar keju dengan campuran strowberry yang akan ia berikan untuk Raditya, berniat mendatangi kantor Raditya di jam istirahat kerjanya.

Erina mulai menyiapkan bahan-bahannya, belum sempat ia eksekusi bahan, Tali sudah memanggilnya "Erina, kita harus bicara" ucap Talia

"Iya tante" terlihat dari bidikan maga Talia, seperti ada yang ingin ia sampaikan dengan serius pada Erina, membuat Erina segera melepas apron yang ia kenakan, dan melangkahkan kakinya cepat menghampiri si Tante.

"Duduk Erina" pinta Talia

Erina memicing "ada apa tante?"

"Ada masalah, pemasok bahan yang biasa mengirimkan bahan-bahan ke toko kita, mendadak ga bisa kirim, alasannya disana pun bahan kosong"

"Semua bahan yang kita perlukan?" Tanya Erina

"Iya dia ga bisa memberikan pasokan ke kita Erina" talia memijat pelan dahinya

"Kita masih punya pemasok alternatif lain kan?"

"Sudah berusaha tante hubungi pemasok lain, namun masih belum ada respon" Talia mendecih

"Aku akan cari pemasok lain, bagaimana pun secepatnya bahan harus sudah tersedia lengkap" Ujar Erina

Ia beranjak dari tempat duduknya dan kembali ke dapur dengan langkah kaki cukup cepat dan kasar, ia menemui beberapa karyawan yang sedang mengolah "stop dulu diproduksi yang sekarang ya, kita lihat di etalase hidangan apa yang sudah mulai berkurang" bisik Erina kepada karyawannya, di lanjut mengintruksikan kepada karyawan lain yang berada di tempat yang sama.

Salah satu karyawan menghampiri Erina yang sedang berdiri dan menyenderkan pinggangnya di meja dan berkutat pada ponselnya "Ada apa mba? Tidak biasanya kaya gini"

"Kita kehabisan stok bahan pak, jadi produksi di perlambat saja pak, sampai stok bahan baru datang" jelas Erina

Erina sudah tak memikirkan terlalu dalam masalhnya dengan Raditya, ia saat ini lebih memikirkan bagaimana cara mendapat pasokan bahan dengan cepat dan lengkap, jika ia tak mengusahakannya secepatnya, toko bisa saja tutup karena tak ada yang bisa di sajikan.

Akhirnya Erina paham, perjuangan mendiang orang tuanya, bersusah payah mendirikan toko ini, mengembangakan tokonya hingga di kenal di penjuru kota. begitupun dengannya, ia sama gigihnya kali ini untuk tetap mengelola usaha peninggalan orang tuanya.

Saat Erina remaja, ia mengamati kedua orang tuanya terperangkap dalam aktifitas yang padat di toko, hingga beranggapan bahwa mereka mengabaikan dirinya, dalam benaknya ia pernah berucap "Aku mau jadi istri pengusaha perusahaan besar yang mempunyai banyak karyawan dan terpandang, aku gak mau kaya Bunda yang harus banting tulang membersamai Ayah hingga melupakan anaknya sendiri" ucapan anak remaja yang seakan haus belaian kasih sayang hangat kedua orang tuanya, ia belum mengerti jerih payah dan sulitnya membangun usaha yang didirikan dari nol.

Erina didik oleh kedua orang tua yang pekerja keras, dan tekun tentu saja mengubah persepsinya, Erina kini tumbuh dewasa dengan penuh ambisi, ia pun sudah melupakan ujaran nyelenehnya saat remaja.

Dering telpon berbunyi, Erina mengecek ponselnya, ada notifikasi pesan masuk. Bukan notifikasi dari Raditya lagi yang saat ini ia tunggu-tunggu, namun balas dari beberapa pemasok yang sudah coba ia hubungi.

Erina membuka ponselnya, notifikasi pesan whats App dari nomor tak di kenal

...***...

1
aliyanila
ayo lantkan ceritanya, aku penasaran
LebahMadu: siapp.. di tunggu
total 1 replies
LebahMadu
semoga secepatnya bisa banyak pembaca ya , dan terus dukung karya2ku👍
LebahMadu
Terima kasih dan tunggu plotwis2 berikutnya
LebahMadu
Terima kasih sudah mampir 😍
aliyanila
cerita sebagus ini, penulisannya bagus. bisa2nya sepi
aliyanila
tiap babnya bikin penasaran
aliyanila
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!