NovelToon NovelToon
Elara: Ibu Tiri Bidadari?

Elara: Ibu Tiri Bidadari?

Status: tamat
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Ibu Tiri / Fantasi Isekai / Time Travel / Fantasi Wanita / Reinkarnasi / Tamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: tanty rahayu bahari

Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???

itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.

akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Bangun di Tubuh Penjahat

​Kepala Elara—tidak, kepala Anya—berdenyut-denyut hebat. Kesadaran transmigrasinya terasa seperti dua sungai yang bertabrakan di dalam otaknya: kehidupan Anya yang modern dan membosankan, dan kehidupan Elara yang mewah namun penuh kebusukan.

​Seorang pelayan muda dengan seragam rapi dan wajah pucat terkejut ketika mendengar teriakan Elara. Ia buru-buru mendekat, membawa nampan berisi teko perak dan cangkir porselen.

​“Nyonya Duke, Anda sudah sadar? Syukurlah. Anda tidak sadarkan diri setelah pertengkaran tadi pagi...” Pelayan itu, yang di ingatan Elara bernama Marie, berbicara dengan nada gugup, jelas takut pada wanita yang ada di depannya.

​Anya segera memotong. “Pertengkaran? Apa yang terjadi?”

​Marie terdiam, wajahnya semakin pias. “Nyonya… Anda… Anda yang melempar vas bunga ke arah nona muda Siera saat dia menolak memakai gaun pemberian Anda. Setelah itu, Anda pingsan.”

​Anya merasakan darahnya mendidih, bukan karena marah, tetapi karena kengerian. Melempar vas bunga ke anak tiri? Astaga. Plot novel itu sangat jelas: setiap tindakan kejam Elara adalah bahan bakar untuk kebencian anak-anak tiri, yang puncaknya adalah pembunuhannya di akhir cerita.

​Ia harus mengorek informasi tanpa terlihat panik.

​“Marie, katakan padaku… tanggal berapa hari ini?” tanya Anya, suaranya terdengar serak dan lebih lembut dari biasanya.

​Marie menatapnya aneh, seolah majikannya baru saja kehilangan akal. “Hari ini adalah 25 Juni, Nyonya Duke.”

​25 Juni. Anya segera memproses data dari novel. Kematian Elara terjadi pada awal September di tahun yang sama.

​Dia hanya punya waktu dua setengah bulan!

​Rasa dingin menjalar ke tulang sumsumnya. Dua setengah bulan untuk mengubah kebencian yang sudah mendarah daging selama bertahun-tahun, dua setengah bulan untuk meyakinkan dua anak yang trauma bahwa ia tidak lagi berniat menyiksa mereka, dan dua setengah bulan untuk memenangkan kembali sikap waspada Duke Alaric.

​Mustahil.

​Anya memaksa dirinya duduk tegak di ranjang berkanopi. Ia memerintahkan Marie untuk pergi setelah minum teh herbal yang menenangkan. Begitu sendirian, ia memejamkan mata dan menarik semua ingatan yang tersisa dari Elara Bellatrix.

​Elara adalah putri bangsawan miskin yang menikah dengan Duke Alaric, seorang duda kaya raya dengan dua anak: Siera (10 tahun), pendiam dan pemberontak tersembunyi, dan Rian (7 tahun), sensitif dan selalu ketakutan. Elara menikahi Duke bukan karena cinta, melainkan karena ambisi sosial dan kekayaan. Ia membenci anak-anak tiri itu karena mereka adalah pengingat akan mendiang istri Duke yang dicintai.

​Ingatan-ingatan yang berputar-putar adalah potongan-potongan horor:

​Mengunci Rian di kamar gelap karena Rian merusak gaunnya secara tidak sengaja.

​Merobek buku-buku sekolah Siera karena merasa Siera terlalu pintar.

​Seringkali mencaci maki mereka di depan pelayan, merusak mainan kesayangan mereka.

​“Ya ampun, Elara, kau benar-benar iblis,” bisik Anya, menatap bayangannya di cermin perak. Wajah Elara sangat cantik, dengan rambut hitam pekat dan mata biru yang tajam. Namun, di wajah cantik itu, kini terpancar ekspresi ketakutan yang mendalam, bukan kesombongan yang dulu dimiliki Elara asli.

​Ia menyentuh pipinya. Panas. Ia harus segera bertindak.

​Rencana darurat: Hindari Kematian!

​Anya menyadari bahwa dia tidak bisa hanya bersikap baik tiba-tiba. Setelah insiden vas bunga hari ini, kecurigaan Duke Alaric pasti mencapai puncaknya. Jika ia terlalu tiba-tiba berubah, mereka mungkin mengira ia sedang merencanakan hal yang lebih licik.

​Langkah 1: Karantina Diri (Menarik Diri).

​Anya harus menghilang sejenak. Jika dia mencoba mendekati anak-anak sekarang, mereka hanya akan ketakutan. Lebih baik berpura-pura sakit dan mengisolasi diri untuk sementara waktu. Ini akan meredakan ketegangan di mansion.

​Langkah 2: Mencari Harta Karun (Modal).

​Elara adalah wanita yang boros, tetapi setiap penjahat di novel pasti punya tempat rahasia untuk menyimpan perhiasan atau uang yang disembunyikan. Anya perlu modal untuk rencana jangka panjangnya: kemandirian finansial. Jika ia tidak bergantung pada Duke Alaric, ia punya opsi untuk pergi setelah berhasil meloloskan diri dari plot kematian, atau setidaknya, menjadikannya perundingan jika Duke ingin menceraikannya.

​Langkah 3: Mengembangkan Karier atau Bisnis.

​Anya ingat, di Bab 15 novel asli, disebutkan bahwa Elara ternyata mahir dalam seni menjahit dan merangkai bunga, namun ia menganggapnya sebagai hal rendahan. Ini adalah celah plot yang bisa ia manfaatkan! Ia harus mengembangkan keterampilan itu menjadi bisnis.

​Ia turun dari ranjang, merasakan kaki-kaki panjang Elara yang elegan menyentuh permadani tebal. Ia menuju lemari, mengenakan gaun tidur sutra yang sederhana.

​“Waktunya mencari uang, Elara,” gumam Anya pada bayangannya.

​Dia mulai menjelajahi kamar tidur mewah itu. Di balik salah satu lukisan minyak kuno, ia menemukan sebuah kotak kayu berukir. Jantungnya berdebar. Bukan hanya karena ia sedang melanggar privasi Elara, tetapi karena nasibnya bergantung pada isi kotak ini.

​Di dalamnya, ia menemukan beberapa surat cinta palsu dari seorang bangsawan selingkuhan—bukti pengkhianatan Elara yang hanya diketahui oleh pembaca novel—dan sekantung koin emas yang cukup banyak untuk memulai hidup baru di kota kecil.

​Bingo. Modal awal aman.

​Saat ia sedang menyembunyikan kotak itu kembali, pintu kamar tiba-tiba terbuka.

​Duke Alaric.

​Pria itu adalah gambaran kemegahan: tinggi, bahu lebar, dengan mata abu-abu yang dingin dan wajah tegas. Sama seperti yang digambarkan di novel, ia memancarkan aura bahaya dan otoritas.

​“Aku dengar kau sudah sadar,” ujar Duke Alaric, suaranya dalam dan dingin, tanpa sedikit pun nada kekhawatiran seorang suami. “Siera masih ketakutan di kamarnya. Aku ingin tahu, apa tujuanmu? Apa yang kau inginkan sekarang, Elara?”

​Wajah Duke Alaric menunjukkan kombinasi rasa muak, lelah, dan kecurigaan tingkat tinggi. Ekspresinya mengisyaratkan bahwa dia sudah menunggu Elara menunjukkan kegilaan atau rencana jahatnya yang berikutnya.

​Anya menyadari, inilah musuh pertamanya. Bukan anak-anak yang trauma, tetapi pria yang waspada dan sudah kehilangan semua kepercayaannya padanya.

​Ia harus berbohong, tetapi dengan bumbu kebenaran yang meyakinkan.

​“Alaric…” Anya memanggil namanya, mencoba membuatnya terdengar lembut, sedikit rapuh, dan tidak mendominasi seperti Elara asli. “Aku… aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Pertengkaran tadi pagi… itu membuatku menyadari sesuatu.”

​Duke Alaric mengangkat alisnya, tidak terkesan. "Menyadari apa? Bahwa kau adalah monster yang menakut-nakuti anak-anak tak berdosa?"

​Rasa sakit dari kata-kata itu menusuk Anya.

​"Aku menyadari bahwa aku sedang menghancurkan diriku sendiri, Alaric," jawab Anya, memaksa air mata keluar. Ini adalah akting terbaik dalam hidupnya. "Aku lelah dengan kebencian ini. Aku lelah dengan drama. Aku… aku ingin menebusnya."

​Dia mengambil napas dalam-dalam. "Aku ingin menarik diri sejenak. Beri aku waktu untuk menenangkan diri dan memikirkan apa yang aku lakukan pada Siera dan Rian. Aku akan tetap di kamar selama beberapa hari. Aku tidak akan mengganggu mereka."

​Anya menatap lurus ke mata Duke Alaric, membiarkan matanya yang indah menampilkan kesedihan yang tulus.

​Duke Alaric menatapnya lama, matanya menyelidik, mencoba menemukan kebohongan atau manipulasi tersembunyi.

​“Baik,” jawabnya singkat, setelah keheningan yang panjang. “Tetapi ketahuilah, Elara. Jika kau mencoba menyentuh atau mendekati anak-anakku lagi dengan niat buruk, aku bersumpah, aku sendiri yang akan mengakhiri kontrak pernikahan ini, dan kau akan berakhir tanpa apa-apa.”

​Ancaman itu adalah peringatan dari plot yang akan datang. Anya hanya mengangguk pelan, rasa takutnya kini bercampur dengan tekad.

​"Aku mengerti, Alaric. Aku tidak akan mengganggu mereka."

​Saat Duke Alaric berbalik dan meninggalkan kamar, Anya ambruk kembali ke ranjang. Ia telah memenangkan beberapa hari karantina, waktu yang ia butuhkan untuk merencanakan langkah selanjutnya.

​"Dua bulan setengah," bisiknya pada dirinya sendiri, mencengkeram selimut sutra dengan erat. "Aku akan mengubah nasib ini. Aku akan bertahan hidup dan bebas."

...****************...

Bersambung....

Terima kasih telah membaca📖 💞

Jangan lupa bantu like komen dan share ❣️

1
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk ceritanya dan ditunggu karya selanjutnya thor
tanty rahayu: makasih banyak kaka sudah mau berkenan baca karya ku... jangan lupa baca karya ku yang lain ya ka 😍
total 1 replies
Lala Kusumah
semangat Elara 👍👍💪💪💪
Lala Kusumah
teruslah berbuat baik Anya pasti mereka luruh juga hatinya untuk memandang mu 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
semangat Naya 💪💪💪
tanty rahayu: hehehe iya, tapi emang namanya itu itu lg ya 😄
total 4 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
tanty rahayu: makasih banyak kaka 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!