NovelToon NovelToon
Married To Mr. Killer

Married To Mr. Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Intan Puspita Dewi (17) tidak pernah membayangkan masa mudanya akan berakhir di meja akad nikah. Lebih parah lagi, laki-laki yang menjabat tangan ayahnya adalah Argantara Ramadhan—dosen paling dingin, killer, dan ditakuti di kampus tempatnya baru saja diterima.

Sebuah perjodohan konyol memaksa mereka hidup dalam dua dunia. Di rumah, mereka adalah suami istri yang terikat janji suci namun saling membenci. Di kampus, mereka adalah dosen dan mahasiswi yang berpura-pura tak saling kenal.

"Jangan pernah berharap aku menganggap ini pernikahan sungguhan," ucap Arga dingin.

Namun, sekuat apa pun mereka menjaga rahasia, tembok pertahanan itu perlahan retak. Ketika benci mulai terkikis oleh rasa cemburu, dan dinginnya sikap perlahan mencair oleh perhatian, sanggupkah mereka menyangkal bahwa cinta telah hadir di antara skenario sandiwara ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertanyaan di Balik Kemudi

"Maaf, Ka..."

Satu kata itu meluncur dari bibir Intan, pelan namun daya rusaknya setara dengan hantaman palu godam.

Sorak-sorai di kafe itu seketika mati. Senyum lebar di wajah Rio dan Dinda luntur dalam sekejap mata. Raka masih berdiri di sana, tangannya yang tadi terulur perlahan turun ke sisi tubuh. Cahaya penuh harap di matanya meredup, tergantikan oleh kepingan kekecewaan.

"Gue... gue nggak bisa," lanjut Intan dengan suara bergetar. Hatinya menjerit perih karena harus berbohong. Ia tidak bisa mengatakan alasan yang sebenarnya—bahwa ada laki-laki lain yang kini berstatus suaminya menunggu di rumah.

"Gue sayang sama lo, Ka. Banget. Tapi gue takut... gue takut kalau kita pacaran dan gagal, gue bakal kehilangan sahabat terbaik gue."

Raka terdiam cukup lama. Ia menelan ludah, jakunnya bergerak naik turun menahan perih. Namun, Raka tetaplah Raka yang selalu menempatkan perasaan Intan di atas segalanya. Ia memaksakan sebuah senyum getir.

"Oke," ucap Raka serak. "Gue ngerti, Ntan. It's okay."

Malam itu berakhir dengan kekacauan rasa. Intan segera pamit dengan alasan tidak enak badan, meninggalkan Raka yang terpaku menatap punggungnya yang menjauh.

Lima belas menit kemudian.

Intan masuk ke dalam mobil sedan hitam yang sudah menunggunya di ujung jalan. Ia menghempaskan tubuhnya ke jok penumpang, menutup pintu, lalu menyandarkan kepalanya ke kaca jendela yang dingin. Air matanya masih menetes satu-satu.

Di kursi pengemudi, Argantara tidak langsung menjalankan mobilnya.

Pria itu melepas kacamata bacanya, melipatnya perlahan, lalu menaruhnya di dashboard.

"Sudah selesai acaranya?" tanya Argantara. Suaranya datar, namun ada ketajaman yang tersembunyi di sana.

Intan tidak menjawab. Ia hanya memejamkan mata, membiarkan air mata meluncur lagi. Bayangan wajah Raka yang hancur tadi masih menari-nari di pelupuk matanya.

Argantara mencengkeram setir erat-erat. Ia tahu Intan pergi menemui teman-temannya. Ia juga tahu, dari cerita-cerita Intan yang tidak sengaja ia dengar saat menelepon Dinda, bahwa Raka selalu ada di sana.

Melihat Intan menangis setelah pulang dari pertemuan yang seharusnya menyenangkan, insting laki-laki Argantara terusik. Ada rasa panas yang menjalar di dadanya—bukan amarah dosen kepada mahasiswa, tapi kecemburuan suami kepada istrinya.

Mobil mulai melaju membelah jalanan Jakarta yang basah.

"Kenapa menangis?" tanya Argantara lagi, kali ini nadanya menuntut jawaban. Matanya melirik spion tengah, mengawasi gerak-gerik Intan. "Apa teman-temanmu menyakitimu? Atau... si Raka itu melakukan sesuatu?"

Mendengar nama Raka disebut, bahu Intan bergetar. Isakannya terdengar samar.

Argantara mengerutkan kening. Reaksi itu menjawab sebagian dugaannya.

"Jadi benar karena dia," gumam Argantara sinis. "Apa yang dia lakukan? Dia menyatakan perasaan sama kamu? Atau dia memaksa kamu melakukan sesuatu yang tidak kamu mau?"

Intan masih bungkam. Pikirannya melayang jauh. Ia sedang membayangkan bagaimana besok ia harus menghadapi Raka. Apakah persahabatan mereka akan hancur selamanya? Apakah Raka akan membencinya?

"Intan," panggil Argantara. Kesabarannya menipis. Ia tidak suka diabaikan, apalagi saat ia sedang bertanya tentang laki-laki lain. "Saya sedang bertanya sama kamu. Hargai saya yang sedang menyetir untuk kamu."

Hening. Intan seperti raga tanpa nyawa. Tatapannya kosong menembus kaca jendela yang buram.

Rasa cemburu yang awalnya kecil kini membesar menjadi kekesalan. Argantara merasa tidak dianggap. Istrinya duduk di sebelahnya, di dalam mobilnya, tapi jiwanya seolah tertinggal di kafe bersama laki-laki itu.

"Intan!" sentak Argantara keras.

Intan tersentak kaget, lamunannya buyar seketika. Ia menoleh patah-patah ke arah suaminya dengan wajah bingung dan ketakutan.

"Y-ya, Mas?" cicit Intan.

Argantara mendengus kasar. Ia membanting setir ke kiri, menepikan mobil di bahu jalan yang sepi secara mendadak. Rem yang diinjak tiba-tiba membuat tubuh Intan terhuyung ke depan.

"Mas Arga! Kenapa berhenti?!" pekik Intan panik.

Argantara melepas sabuk pengamannya, lalu memutar tubuh menghadap Intan sepenuhnya. Wajahnya dingin, namun matanya menyiratkan emosi yang bergejolak. Ia menatap Intan lekat-lekat, seolah ingin menguliti isi pikiran istrinya.

"Sejak tadi saya bertanya baik-baik, tapi pikiran kamu melayang entah ke mana," ucap Argantara tajam. "Kamu duduk di samping suami kamu, tapi kamu menangisi laki-laki lain. Apa menurutmu itu sopan?"

Intan menunduk, meremas jemarinya. "Maaf... aku nggak bermaksud..."

"Apa yang terjadi di sana?" potong Argantara mendesak. Ia mendekatkan wajahnya sedikit, mengintimidasi. "Jawab jujur. Dia menyatakan cinta padamu? Iya?"

Intan mengangkat wajahnya sedikit, terkejut dengan tebakan suaminya yang tepat sasaran. Reaksi kaget itu sudah cukup bagi Argantara.

"Benar, kan?" Argantara tertawa kecil, tawa yang kering dan tanpa humor. "Anak itu... dia benar-benar tidak tahu batasan. Lalu apa? Kamu terima dia? Kamu mau bermain api di belakang saya?"

"Nggak, Mas!" sanggah Intan cepat, menggeleng kuat. "Aku tolak! Aku tolak dia!"

Jawaban itu membuat Argantara terdiam sejenak. Ketegangan di wajahnya sedikit mereda, namun tatapannya masih penuh selidik.

"Kamu tolak?" ulang Argantara pelan, memastikan.

"Iya," lirih Intan, air matanya menetes lagi. "Aku tolak karena aku sadar posisi aku. Aku udah nikah sama Mas Arga. Tapi aku sedih, Mas... Raka sahabat aku dari dulu. Aku baru aja hancurin hati dia. Aku merasa jahat."

Argantara bersandar kembali ke kursinya. Napasnya yang tadi memburu kini perlahan teratur. Ada perasaan lega yang aneh menyusup di hatinya mendengar penolakan itu. Kemenangan kecil baginya. Namun, melihat Intan yang begitu terpukul karena menyakiti Raka, rasa cemburu itu belum sepenuhnya hilang. Istrinya menolak Raka demi status pernikahan, tapi hatinya jelas masih peduli pada laki-laki itu.

"Bagus kalau kamu sadar posisi," ucap Argantara akhirnya, suaranya kembali tenang namun tetap dingin. "Setidaknya logika kamu masih jalan."

Ia menatap Intan yang masih sesenggukan.

"Hapus air matamu. Saya tidak suka melihat istri saya menangis hanya karena merasa bersalah pada laki-laki lain," perintah Argantara posesif. "Malam ini kita pulang. Jangan bahas dia lagi."

"Baik Mas." Intan mengiyakan dan tak lagi membahas Raka.

Argantara kembali memasang sabuk pengamannya dan menjalankan mobil. Meski wajahnya kembali datar menatap jalanan, dalam hati Argantara timbul tekad baru. Ia tidak mau hanya sekadar menang status di atas kertas. Ia terganggu melihat betapa besarnya pengaruh Raka terhadap emosi Intan.

“Mas nggak perlu khawatir lagi mengenai Raka. Intan tau posisi Intan dan Intan juga tidak akan lagi berkomunikasi dengan Raka.”

Bersambung...

1
Miramira Kalapung
Suka banget sama cerita nya Thor, semoga cepat update yah🥰🥰
sarinah najwa
miris sekali hudupnu pak dosen 😅silahkan menikmati buah dari perbuatAnmu ..
Rian Moontero
lanjuuuttt👍👍😍
Sri Wahyuni
Luar biasa
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤​᭄
sukurin Arga....
makan tuh gengsi Segede gaban😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!