NovelToon NovelToon
KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Preman / Mafia
Popularitas:382
Nilai: 5
Nama Author: ilwa nuryansyah

menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2

Udara di dalam gudang tua itu seketika terasa tebal dan panas, dipenuhi debu dan niat membunuh. Di satu sisi, ada *Jin Woo-jin (2-B), sang Harimau Kyokushn, berpostur seperti tembok batu, dikelilingi dua anak buahnya.

Di sisi lain, Kim Hyun (2-C), terlihat jauh lebih ramping dan biasa, dengan mata yang kini memancarkan fokus militer yang tajam.

Dong-hoon tergeletak, Min-ho gemetar di ambang pintu, menyaksikan dengan ngeri.

"Kau pikir kau siapa, anak anak ingusan?" Jin Woo-jin mendengus, mengangkat tinjunya yang sebesar batu. Otot *trapezius*-nya menegang, siap melepaskan kekuatan yang mampu merobohkan. "Kau harus belajar bahwa di CSB, keadilan hanya setara dengan kekuatan mentah!"

Jin Woo-jin tidak menunggu. Sebagai praktisi Kyokushin Karate, ia adalah *tank* yang mengandalkan serangan langsung, pukulan keras (seperti Seiken atau tinju lurus), dan tendangan tingkat rendah yang menghancurkan kaki.

Jin Woo-jin meledak ke depan dengan kecepatan yang mengejutkan untuk ukuran tubuhnya. Ia mengincar dada Hyun dengan Tendangan Mae Geri (tendangan lurus ke depan) yang diisi penuh kekuatan pinggul. Tendangan ini dirancang untuk mematahkan tulang rusuk.

Hyun tidak menghindar jauh. Insting "CQC (Close Quarters Combat)"nya mengambil alih. CQC bukanlah seni pertunjukan; itu adalah sistem yang dirancang untuk "melumpuhkan musuh secepat mungkin" dalam jarak sangat dekat.

Hyun melakukan gerakan kecil ke samping (*slip*) dan, alih-alih menangkis, ia membiarkan tendangan itu lewat sangat dekat. Saat kaki Jin Woo-jin kembali ditarik, Hyun memanfaatkan momentum itu.

Dalam sepersekian detik, Hyun bergerak ke "blind spot" Jin Woo-jin. Tangannya yang terlatih tidak mengincar wajah, melainkan area yang paling rentan: "tenggorokan dan pangkal telinga."

Pertama, ibu jari Hyun menekan titik di bawah rahang Jin Woo-jin (*pressure point*) dengan cepat. Jin Woo-jin tersentak, sedikit terkejut dan bingung.

Kedua, sebelum Jin Woo-jin bisa bereaksi, Hyun menggunakan tepi tangannya (Karate Chop yang dimodifikasi CQC) untuk mengarahkan pukulan keras dan singkat ke sisi leher Jin Woo-jin, tepat di area arteri karotis. Ini adalah serangan statis (dirancang untuk melumpuhkan keseimbangan dan kesadaran), bukan serangan pemukul.

**DUK!**

Dampaknya terasa seperti sengatan listrik. Jin Woo-jin, si raksasa, terhuyung mundur. Matanya melebar, tubuhnya terasa berat dan goyah. Ia tidak menyangka serangan itu datang begitu cepat, begitu efisien dan begitu terfokus pada titik lemah. Kyokushin mengajarkan pertahanan fisik yang keras, tetapi CQC mengabaikan pertahanan dan langsung menyerang sistem saraf.

"A-apa yang kau lakukan?" geram Jin Woo-jin, berusaha menstabilkan napasnya.

Dua anak buahnya yang tadi menyeringai kini ketakutan. Mereka melihat pemimpin mereka, yang seharusnya tak tersentuh, goyah hanya karena dua gerakan kecil.

Hyun maju selangkah, posturnya rendah, bahunya rileks—menunjukkan ia siap melepaskan kecepatan eksplosif kapan saja.

"Aku mengajarkanmu cara bertarung yang sesungguhnya," jawab Hyun dingin. "Bukan hanya memamerkan otot."

Jin Woo-jin murka. Dia telah dipermalukan. Mengabaikan rasa sakit dan pusing, ia kembali menyerang. Kali ini ia memilih serangan favoritnya: "Uraken Shuto" (pukulan punggung tangan) diikuti dengan "Low Kick" yang terkenal kejam di Kyokushin.

Jin Woo-jin memutar pinggulnya, mengayunkan "Low Kick" yang mengincar betis Hyun. Ini adalah tendangan yang bisa membuat kaki musuh lumpuh seketika.

Namun, Hyun bergerak seperti bayangan. Ia "bukan" menghindari tendangan itu. Sebaliknya, ia melangkah maju ke dalam tendangan itu, memotong jarak.

Saat tendangan itu meleset tipis, Hyun menggunakan teknik yang diajarkan ayahnya: "Pertahanan Balik Instan."

Ia menangkap tendon pergelangan kaki Jin Woo-jin, memuntirnya dengan gerakan memelintir kecil namun tajam, dan pada saat yang sama, ia menggunakan seluruh berat badannya untuk memberikan "serangan siku ke tulang rusuk" (sebuah teknik CQC yang mematikan).

**KRAK!**

Bukan suara tulang patah, tapi suara hantaman keras yang membuat Jin Woo-jin menjerit pendek. Dia jatuh ke lutut, memegangi sisi tubuhnya. Napasnya tercekik.

Hyun berdiri di atasnya, mengakhiri serangan dengan tendangan ringan ke samping wajah Jin Woo-jin, lebih sebagai "pernyataan kekuasaan" daripada pukulan yang melumpuhkan.

"Pertarungan selesai," kata Hyun.

Tetapi, Jin Woo-jin, si Harimau Kyokushin, terkenal karena "ketahanan dan kemarahannya" yang luar biasa. Meskipun kesakitan, matanya memerah karena amarah. Pertarungan belum berakhir. Dia masih memiliki kartu AS untuk dimainkan.

"Kau pikir itu saja?!" raung Jin Woo-jin. Ia menyeringai kesakitan. "Kau belum melihat "kemarahan sejati"Geng 2-B!"

\*\*Jin Woo-jin\*\* terhuyung di lantai gudang yang berdebu, rasa sakit di tulang rusuk dan lehernya membakar.

Ia adalah salah satu petarung paling tangguh di Kelas 2-B, dan dipermalukan dalam hitungan detik oleh siswa pindahan. Amarahnya mengalahkan rasa sakit, dan matanya kini memancarkan kegilaan.

"\*\*Serang dia!\*\* Jangan biarkan dia bergerak!" raung Jin Woo-jin kepada kedua anak buahnya.

Dua anak buah itu, yang selama ini hanya berdiri ketakutan, akhirnya bergerak. Salah satunya, seorang siswa bertubuh besar dari klub \*\*Boxing\*\*,

mencoba melingkari Hyun dari sisi kiri, sementara yang lain, yang dikenal karena cengkeraman \*\*Judo\*\*-nya yang kuat, menyerang dari depan.

Hyun tahu bahwa CQC paling efektif dalam situasi satu lawan satu, tetapi ia juga dilatih untuk menghadapi ancaman multi-target. Kuncinya adalah \*\*efisiensi brutal\*\* dan \*\*menghilangkan ancaman terdekat\*\*.

Saat siswa Judo itu mencoba meraih kerah seragamnya untuk melakukan \*take down\* (bantingan), Hyun melakukan gerakan yang mematikan dan cepat. Alih-alih melawan cengkeraman, Hyun membiarkan tangannya meraih, dan dengan kecepatan kilat, ia memutar pergelangan tangan siswa Judo itu ke sudut yang salah.

\*\*KLETAK!\*\* Terdengar suara \*klik\* sendi yang bergeser.

Siswa Judo itu menjerit kesakitan, cengkeramannya putus, dan ia langsung mundur, memegangi pergelangan tangannya yang kemungkinan terkilir atau bahkan patah. Ancaman satu telah dilumpuhkan.

Saat itulah petarung Boxing itu melepaskan serangan. Dia adalah petarung jarak dekat yang cepat. Sebuah \*\*Hook Kanan\*\* bertenaga mengarah ke pelipis Hyun.

Hyun tidak bisa menggunakan teknik \*pressure point\* yang memerlukan akurasi tinggi saat berhadapan dengan pukulan secepat itu. Ia menggunakan teknik \*\*parry militer\*\* yang lebih kasar. Ia menangkis pukulan itu dengan siku, membelokkan lintasannya, dan segera maju ke depan, memotong jarak.

Dalam CQC, jarak sangat dekat adalah jarak yang paling aman. Hyun menyematkan tubuhnya ke sisi petarung Boxing itu, dan tanpa memberi kesempatan bernapas, ia memberikan tiga \*\*pukulan lutut\*\* (knee strike) brutal dan beruntun ke ginjal petarung itu.

\*\*DUG! DUG! DUG!\*\*

Petarung Boxing itu tersungkur ke depan dengan suara \*uhuk\* yang menyakitkan, berlutut dan memuntahkan sedikit cairan lambung.

Dalam waktu kurang dari sepuluh detik, Hyun telah melumpuhkan dua ancaman tambahan, dengan cara yang \*\*efisien\*\* dan tanpa memberi mereka kesempatan untuk bertarung sungguh-sungguh. Ini adalah esensi CQC: \*\*non-stop aggression.\*\*

Min-ho ternganga di pintu. Ini bukanlah pertarungan sekolah—ini adalah \*\*pembantaian terorganisir\*\*.

Jin Woo-jin, yang telah mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya, bangkit berdiri. Wajahnya berlumuran debu, matanya penuh air mata kemarahan. Ia mengabaikan gaya Kyokushin yang terhormat dan mengambil senjata terakhirnya: \*\*Sebatang pipa besi\*\* yang tergeletak di sudut gudang.

"Mati kau! Aku akan menghancurkanmu, anak pindahan!" teriaknya, mengayunkan pipa itu dengan liar ke kepala Hyun.

Ini adalah momen berbahaya. Kekuatan tempur Hyun tidak ada artinya jika ia terkena ayunan pipa.

Hyun mundur selangkah, menari menjauhi ayunan pertama. Pipa itu menghantam dinding gudang dengan bunyi \*\*DENTUM\*\* yang memekakkan telinga.

Saat Jin Woo-jin mengangkat pipa untuk ayunan kedua, mata Hyun menyipit. Dia melihat celah: \*\*Saat antara ayunan pertama dan kedua.\*\*

Hyun berlari masuk, menghindari ayunan yang datang. Dalam jarak sangat dekat, pipa itu tidak berguna. Hyun meraih pergelangan tangan Jin Woo-jin yang memegang pipa, dan dengan gerakan secepat kilat, ia memutar pergelangan tangan itu secara paksa ke arah yang berlawanan.

\*\*KRAK!\*\* Kali ini, terdengar jelas suara patahan tulang kecil dari pergelangan tangan Jin Woo-jin.

Pipa itu terlepas dari genggaman Jin Woo-jin.

Jin Woo-jin berteriak nyaring, bukan lagi teriakan kemarahan, tapi teriakan \*\*kesakitan dan keputusasaan\*\* yang membuat bulu kuduk Min-ho berdiri.

Hyun mengambil pipa itu, dan dengan wajah datar, ia hanya membiarkan pipa itu jatuh ke lantai. Ia tidak memerlukan senjata.

Ia maju ke depan, mendekatkan wajahnya yang dingin ke wajah Jin Woo-jin. "Aku bilang aku ingin hidup normal. Tapi kau ingin aku bermain dengan caramu."

Hyun kemudian melakukan apa yang diajarkan ayahnya: \*\*Pukulan Penutup (Finishing Blow)\*\*.

Bukan pukulan bertenaga penuh, melainkan serangan yang dihitung. Hyun melepaskan \*\*pukulan sikut ke perut\*\* (\*Gut Punch\*) Jin Woo-jin—sebuah serangan cepat dan terfokus pada solar plexus.

\*\*BUAGH!\*\*

Jin Woo-jin ambruk seperti karung beras, seluruh udara di paru-parunya keluar. Ia tidak sadarkan diri di lantai, pergelangan tangan yang patah menyisakan genangan darah.

Hyun menatap tubuh besar yang tak berdaya itu. Kemudian, ia berbalik. Ia melihat Dong-hoon yang masih terengah-engah dan Min-ho yang pucat pasi.

Hyun membungkuk di depan Dong-hoon. "Kau baik-baik saja?"

Dong-hoon hanya mengangguk lemah, terlalu takut untuk berbicara.

Hyun lalu berdiri tegak. Pertarungan pertamanya telah berakhir. Kemenangan yang brutal dan tanpa kompromi. Tetapi ia tahu, dengan mengalahkan petarung terkuat nomor tiga di 2-B, ia telah secara resmi \*\*mengumumkan perang\*\* melawan seluruh sistem kekuasaan di Central Sport Busan.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!