NovelToon NovelToon
The Killer

The Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Pembaca Pikiran / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Wei Lin Hua, seorang assassin mematikan di dunia modern, mendapati dirinya terlempar ke masa lalu, tepatnya ke Dinasti Zhou yang penuh intrik dan peperangan. Ironisnya, ia bereinkarnasi sebagai seorang bayi perempuan yang baru lahir, terbaring lemah di tengah keluarga miskin yang tinggal di desa terpencil. Kehidupan barunya jauh dari kemewahan dan teknologi canggih yang dulu ia nikmati. Keluarga barunya berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan yang mencekik, diperparah dengan keserakahan pemimpin wilayah yang tak peduli pada penderitaan rakyatnya. Keterbelakangan ekonomi dan kurangnya sumber daya membuat setiap hari menjadi perjuangan untuk sekadar mengisi perut. Lahir di keluarga yang kekurangan gizi dan tumbuh dalam lingkungan yang keras, Wei Lin Hua yang baru (meski ingatannya masih utuh) justru menemukan kehangatan dan kasih sayang yang tulus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 02

"Sialan! Gara-gara kau lahir sebagai seorang putri, aku gagal menjadi selir kesayangan Tuan Adipati!" teriak seorang wanita dengan suara melengking, amarahnya membara seperti api yang siap membakar segalanya.

Wei Lin Hua yang tengah tertidur lelap di dalam buaian mulai menggeliat gelisah saat mendengar teriakan bernada murka itu. 'Siapa yang berani mengganggu tidur nyenyakku, sialan!' umpatnya dalam hati, matanya masih terpejam rapat.

Bayi mungil yang berada di atas kasur sutra itu menggeliat semakin kuat dan kemudian meledak dalam tangisan yang memilukan. Air mata membasahi pipi halusnya saat sang ibu, dengan mata yang berkilat penuh kebencian, menodongkan sebilah pedang berkilauan ke arahnya.

'Sialan! Siapa wanita gila yang berani-beraninya menodongkan senjata padaku!' teriak Wei Lin Hua dalam hati, amarahnya mulai terpancing. Ia mencoba membuka matanya, namun kelopak matanya terasa berat.

Tangisan bayi itu semakin menjadi-jadi saat melihat sang ibu yang berniat membunuhnya. Pedang itu semakin mendekat, memantulkan cahaya yang menyilaukan. 'Tu—tunggu... Aku... Bayi?' Seketika Wei Lin Hua terkejut bukan main saat mendapati bayangan dirinya terpantul di bilah pedang. Ia melihat tubuh mungil seorang bayi yang tengah berbaring di atas kasur, menangis dengan histeris, dan itu adalah dirinya.

'A—apa ini? Apa yang terjadi?' ucapnya panik dalam hati, jantungnya berdegup kencang. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, namun hanya bisa menggeliat lemah. Ia terjebak dalam tubuh seorang bayi yang tak berdaya.

'Tidak! Aku tidak boleh mati sebelum mendapatkan penjelasan!' teriak Wei Lin Hua dalam hati, matanya terpejam erat saat mata pedang itu semakin mendekat, siap menembus dada mungilnya yang rapuh. Aroma anyir darah tiba-tiba menusuk hidungnya, membuatnya semakin ketakutan.

"Han Linyi! Apa yang kau lakukan pada putriku?!" teriak seorang pria paruh baya dengan suara menggelegar, amarahnya terpancar jelas dari setiap kata yang diucapkannya. Langkah kakinya yang berat menggema di seluruh ruangan.

Wei Lin Hua yang berada di dalam tubuh bayi itu berusaha menoleh ke arah suara, namun itu sangat sulit. Lehernya terasa lemah dan penglihatannya belum sempurna, hanya mampu menangkap sosok buram seorang pria yang mendekat dengan cepat.

Trang...

Pedang yang berada di genggaman Han Linyi, atau ibu Wei Lin Hua, terlempar jauh ke sudut ruangan oleh Wei Nan, suami Han Linyi. Senjata itu membentur dinding dengan keras, menciptakan suara nyaring yang memekakkan telinga. "Apa kau sudah gila, hah?! Kau ingin membunuh putri kita sendiri?!" teriak Wei Nan, wajahnya merah padam menahan amarah. Dengan gerakan cepat, ia merebut Wei Lin Hua bayi dari atas kasur dan mendekapnya erat dalam pelukannya.

'Benar, wanita itu sudah gila, Ayah,' ucap Wei Lin Hua dalam hati, merasa aman dalam dekapan ayahnya. Ia bisa merasakan kehangatan dan cinta yang terpancar dari pria itu. Ya, dia tahu bahwa Wei Nan adalah suami Han Linyi saat pria itu mengakui dirinya sebagai putrinya, yang berarti dia adalah ayahnya.

"Dia bukan putrimu! Untuk apa kau membiarkannya terus hidup?!" teriak Han Linyi dengan nada histeris, kata-katanya bagai petir yang menyambar Wei Lin Hua.

'Ah, sial! Apakah aku anak hasil perselingkuhan?!' Seketika Wei Lin Hua dilanda kepanikan yang luar biasa. Otaknya berputar mencari jawaban atas pertanyaan yang tiba-tiba muncul itu.

Dia tidak tahu apa-apa. Dirinya yang tiba-tiba berada di tubuh seorang bayi, lalu mendapati dirinya memiliki ayah dan ibu, dan kini, ia ternyata adalah anak dari hasil perselingkuhan ibunya? Dunia terasa runtuh di sekelilingnya.

'Oh, siapapun, tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini,' ucap Wei Lin Hua dalam hati, bingung dan putus asa dengan situasi dan keadaan yang menimpanya saat ini. Ia berharap semua ini hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.

"Meskipun dia bukan putri kandungku, kau masih istriku saat melahirkannya," suara Wei Nan melembut, nada bicaranya penuh kesedihan saat melihat Han Linyi mulai terisak. Ia mendekap Wei Lin Hua kecil semakin erat, seolah melindungi bayi itu dari dunia luar yang kejam.

Wei Nan tahu betul, istrinya menangis bukan karena menyesal telah mencoba membunuh bayi mungil itu, melainkan karena ia gagal menjadi selir kesayangan di kediaman adipati di kota. Ambisi dan obsesinya telah membutakan hatinya.

'Kau terlalu baik pada wanita itu, Tuan. Dia sudah melahirkan anak dari pria lain, tapi kau masih mau menerimanya dan mengakui bayi itu sebagai putrimu sendiri,' ucap Wei Lin Hua dalam hati dengan nada lemah. Ia merasa iba pada Wei Nan, pria yang begitu tulus dan baik hati, namun harus menerima kenyataan pahit dikhianati oleh istrinya sendiri.

"Pergilah. Bukankah kau selalu ingin bebas dariku? Maka aku akan menceraikanmu, seperti yang selalu kau inginkan," ucap Wei Nan dengan suara yang bergetar, air mata mulai membasahi pipinya. Ia tidak sanggup lagi hidup bersama wanita yang tidak pernah mencintainya.

Han Linyi hanya bisa terisak tanpa henti, menyadari bahwa pria yang selama ini menjadi suaminya tidak pernah membencinya, meskipun ia telah mengkhianatinya dengan keji. Penyesalan mulai menghantuinya, namun semuanya sudah terlambat.

"Tapi Wei Lin Hua akan tetap bersamaku, menjadi putriku. Aku tidak percaya padamu untuk merawatnya, saat kau sendiri dengan tega ingin membunuhnya hari ini," ucap Wei Nan lagi, suaranya tegas dan penuh tekad. Ia tidak akan membiarkan Han Linyi menyentuh putrinya lagi.

'Ayah... Apakah di dalam mimpi ini, aku akhirnya akan mendapatkan seorang ayah?' ucap Wei Lin Hua dalam hati, air mata haru mengalir di pipi mungilnya saat mendengar perkataan Wei Nan. Ia merasa begitu tersentuh dan bahagia, seolah mimpi buruknya akan segera berakhir dan digantikan dengan kebahagiaan yang selama ini ia dambakan.

Wei Lin Hua tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Pelukan hangat dan menenangkan dari Wei Nan membuatnya merasa aman dan nyaman, hingga akhirnya ia terlelap dalam tidurnya. Kegelapan menyelimutinya, membawanya jauh dari mimpi buruk yang baru saja dialaminya.

Wei Lin Hua kembali terbangun saat perutnya terasa keroncongan, memaksanya untuk membuka mata. Ia mengira bahwa mimpi buruk itu sudah berakhir, dan ia akan kembali ke kehidupannya yang normal.

Namun, saat ia membuka mata, ia melihat dua sosok pria muda yang wajahnya terlihat samar-samar. Cahaya redup dari lentera yang tergantung di dinding membuat penglihatannya terbatas. 'Siapa mereka?' tanya Wei Lin Hua dalam hati, mencoba mengenali kedua pria asing itu.

Sedangkan kedua pria muda yang tengah menjaga adik bayi mereka di dalam kamar terkejut saat mendengar suara aneh yang tidak terlihat wujudnya. Mereka saling bertukar pandang, mencoba mencari sumber suara misterius itu. "Apakah kau mendengarnya, Adik?" tanya Wei Liu Han dengan nada berbisik, matanya memindai seluruh ruangan.

"Kau juga mendengar sesuatu, Kakak?" tanya Wei Liu Yuan dengan wajah penasaran, ia mendekatkan telinganya ke arah sumber suara.

'Ada apa dengan mereka?' Wei Lin Hua kembali bertanya dalam hati, merasa bingung dengan tingkah laku kedua pria itu.

Lagi, suara itu kembali terdengar, namun mereka tetap tidak mengetahui siapa yang berbicara. Bulu kuduk mereka meremang, perasaan aneh menyelimuti mereka. "Tidak mungkin kan, adik bayi yang berbicara?" bisik Liu Han kepada Liu Yuan, dengan nada tidak percaya.

"Rasanya memang tidak mungkin, tapi..." ucapan Liu Yuan terhenti saat mereka lagi-lagi mendengar suara seseorang yang terdengar jelas di telinga mereka.

'Hey, aku lapar... Dan juga haus...'

Liu Yuan dan Liu Han langsung menoleh ke arah Wei Lin Hua, adik bayi mereka yang baru lahir beberapa minggu yang lalu. Mata mereka membulat sempurna, mulut mereka terbuka lebar karena terkejut. "Dia bisa berbicara?!" ucap keduanya hampir bersamaan, dengan nada pelan dan penuh keterkejutan. Mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

1
Murni Dewita
double up thor
Murni Dewita
lanjut
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
hai kak aku mampir
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩: aku suka ceritanya kak semangat ya
total 2 replies
Murni Dewita
tetap senangat
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
💪💪💪💪
Murni Dewita
menarik
Murni Dewita
next
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
👣
Andira Rahmawati
kerennn
Andira Rahmawati
lanjutt..crasy up dong thorrr💪💪💪
SamdalRi: Gak bisa crazy up, 3 bab aja ya/Smile/
total 1 replies
Gedang Raja
bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!