Suamiku Ternyata Seorang Bos

" Kaka....aku minta maaf...."kata Nina ragu dia menundukkan kepalanya takut... atau tepatnya pura-pura takut...

"Kenapa harus minta maaf... Memangnya kamu salah apa?"maura balik bertanya. dia memang berbicara ketus dengan semua orang tetapi tidak dengan adik palsunya ini, sejak dulu dia sangat menyayangi Adik palsunya ini, sehingga tidak ada kata-kata kasar maupun ketus yang keluar dari mulutnya, apapun yang adiknya minta dia selalu memberikan... orang tuanya pura-pura tidak terlalu menyayangi adiknya tersebut... karena sangat pilih kasih terhadap dirinya dan adiknya... ternyata semua itu adalah akting belaka... padahal di belakangnya... orang tuanya itu memberikan segalanya kepada adiknya ini... begitupun juga dirinya yang memberikan apapun yang adiknya inginkan... Jadi selama ini Ninalah yang menang banyak... sangat pintar sekali dia menyembunyikan semuanya.

"ma af ,"kata Nina... air matanya tumpah begitu saja

Maura menaikkan kedua alisnya...

"maaf kenapa Nina.... kenapa kamu malah menangis?, katakanlah lebih jelas..." tanya Maura ingin memancing, kata-kata Nina agar cepat keluar...

"maaf karena aku telah selingkuh dengan calon kakak ipar... hiks hiks hiks, Aku menyesal !"ucapnya menunduk malu... Nina menautkan kedua tangannya meminta maaf kepada kakaknya itu.

Maura tersenyum "tidak apa-apa... seharusnya kalau kamu mencintai Tomi. harusnya kamu katakan saja kepadaku..." Maura menghapus air mata adiknya itu dengan sayang dan penuh perhatian ."kalau kalian memang saling mencintai, aku pasti akan menyerahkannya kepadamu, tidak perlu kalian bersembunyi di belakangku" lanjutnya lagi, Maura untuk menenangkan Adik palsunya itu... padahal dirinya sangat benci dengan wanita di depannya ini yang pura-pura lugu, tapi biarlah... lebih baik dia juga berpura-pura tetap menjadi kakak yang baik untuk adik kesayangannya...

Nina mendongak... menatap kakaknya itu tidak percaya... Kalau kakaknya itu tidak marah sedikitpun kepada dirinya...

"memangnya Kakak tidak mencintai Tomi...?"tanya Nina penasaran karena melihat respon sang kakak seperti tidak terjadi apa-apa. bahkan tidak ada raut marah sedikitpun di wajah kakaknya itu... hanya ada wajah ketenangan dan keikhlasan yang dia lihat.

Maura menggeleng pelan"sejak aku mengetahui kalian berhubungan di belakangku, saat itu juga aku mengubur rasa cintaku pada dirinya"Kata Maura jujur, bahkan saat ini dia sangat membenci laki-laki itu dan adik palsu nya ini yang sangat munafik.

"terima kasih kalau Kakak memang sangat memahami perasaanku... jujur... saat pertama kali aku melihat dirinya, Aku begitu sangat mencintainya kak, selama ini aku memendam perasaanku sendiri..., apalagi setiap hari melihat kemesraan kalian... begitu sangat menyakitkan, Aku sangat menyayangi kakak, sehingga aku tidak ingin membuat Kakak tersakiti karena perasaanku kepadanya, karena yang aku pikirkan kalian saling mencintai, Jadi aku lebih baik memendam perasaan ini sendirian, semakin hari semakin sakit, tetapi waktu itu kak Tomi juga menyatakan perasaannya kepadaku, ternyata Tomi juga bilang kalau dia juga mencintaiku, dia jalan dengan kakak, karena dia merasa bersalah... sebenarnya yang kak Tomi cinta itu adalah aku... Aku berusaha mengatakan kepada Tomi agar mengubur rasa cinta kami, karena kakak mencintainya... makanya dia mau bertunangan dengan kakak dan akan menikahi kakak. tetapi mungkin takdir berkata lain... dengan kejadian ini... yang membuat Kakak akhirnya menikah dengan orang lain, kan otomatis kami memang ditakdirkan untuk berjodoh"kata Nina panjang lebar yang membuat Maura muak dengan cerita palsu adiknya itu....

"tidak apa-apa Nina... mungkin Tomi memang adalah jodohmu, semoga saja nanti suamimu itu setia, dan kalian hidup bahagia se..la...manya" kata Maura tersenyum mengejek... Karena dia sudah tahu betapa bejatnya laki-laki yang Adik palsunya itu banggakan... Untung saja hatinya sudah terbuka melihat dengan mata kepalanya sendiri mengenai kebejatan mantan tunangannya itu. seorang penjahat kelamin yang suka celak-celup sana-sini , sungguh sangat menjijikan

"terima kasih kak... kau sangat baik... kau sangat memahami perasaanku, aku sangat menyayangimu kak"Nina berdiri dan memeluk kakaknya itu... padahal dalam hatinya Dia sedang bersorak

"ternyata kakakku ini masih sangat bodoh, hanya dengan air mata buayaku saja dia sudah luluh" gumam Nina dalam hati....

" tunggu saja kamu beberapa hari ini Maura, sebentar lagi kamu akan didepak dari rumah ini" gumamnya dalam hati, dan tersenyum licik tanpa Maura ketahui...

***

Tak lama kemudian terdengar suara motor dari luar... Maura mendengar itu dan akan melangkahkan kakinya untuk keluar rumah...

"aku akan keluar dulu sebentar, sepertinya Kakak iparmu pulang" kata Maura mengurai pelukan adiknya itu dan berjalan keluar...

sementara... setelah kepergian Maura, Nina meneruskan makanannya sambil sesekali tersenyum mengejek ke arah Maura yang sedang berjalan sampai tidak terlihat.

"dasar bodoh" gumamnya pelan.

***

dan benar saja, setelah keponakannya itu pulang bersama suaminya, lalu Dave pun berniat untuk pulang ke rumah istrinya. dan membawa makanan dari restoran karena dia bertanya kepada karyawannya itu mengenai istrinya, dan Maura belum sempat memesan makanan kemudian langsung pergi meninggalkan restoran tersebut.

"assalamualaikum...?" ucap Dave dari luar rumah, kemudian Dave membuka pintunya sendiri untuk masuk ke dalam rumahnya...

"waalaikumsalam..." jawab seseorang dari dalam rumah dengan suara lembutnya, dan ternyata itu adalah maura...

"anda sudah pulang tuan....?" tanya Maura yang merasa bersalah... karena dirinya sudah menjerat seorang laki-laki yang sudah beristri, walaupun kemarin suaminya itu bilang dia belum pernah menikah.

Dave tersenyum mengangguk, "kebetulan hari ini pengiriman sedang kosong, karena stok bahan baku masih sangat banyak di gudang nya, jadi ada waktu luang untukku untuk pulang, mungkin besok akan lebih sibuk" jawab Dave jujur karena memang di restorannya stok bahan bakunya memang masih sangat banyak.

"ini aku bawa makanan untukmu... mungkin saja kamu belum makan siang..." kata Dave menunjukkan tentengan paper bag yang ia bawa...

"aku tidak lapar, makan saja... aku tahu itu adalah jatah makan siangmu"kata Maura merasa kasihan kepada suaminya itu.

Dave menggeleng"ini sangat banyak, tidak mungkin aku menghabiskan makanan ini seorang diri" kata Dave lembut. entah mengapa berbicara dengan wanita di depannya ini membuat dirinya sangat kasihan. betapa polosnya dia sehingga mudah sekali dimanfaatkan...

maura tersenyum mengangguk"baiklah kalau anda memaksa..." ucapnya terkekeh...dan Dave ikut tersenyum melihat istrinya itu sudah tidak canggung lagi terhadap dirinya... meski sepertinya masih ada tembok yang membatasi antara mereka berdua... karena memang pertemuan mereka juga terlalu singkat... sehingga masih perlu waktu untuk saling beradaptasi...

Maura tidak pernah menanyakan asal usul dirinya, dia tahu kalau wanita di depannya itu berusaha untuk menjaga perasaannya. beda dengan dirinya... semalam dia mengotak-atik laptopnya untuk mencari tahu tentang seluk beluk istri kecilnya ini... di saat Maura sedang tertidur, diam-diam dia bangun dan mengambil laptop canggihnya... sedikit demi sedikit dia mulai tahu tentang permasalahan istrinya itu... dia meretas semua CCTV yang ada di rumah ini, termasuk ruang keluarga nya.