NovelToon NovelToon
Pewaris Kerajaan Mafia

Pewaris Kerajaan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: ZHRCY

Ethan, seorang kurir yang diperlakukan seperti sampah oleh semua orang, dikhianati oleh pacarnya, dipecat oleh bosnya. Tepat pada saat dia hampir mati, seorang lelaki tua memberitahunya identitas aslinya. Sekarang, dia bukan lagi sampah yang tidak berguna, dia disebut Dominus, raja dunia!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Beberapa jam kemudian...

Langkah kaki terburu-buru menerobos rerumputan liar. Seorang biarawati muda dengan pakaian lusuh dan sepatu penuh lumpur mendekati sumber suara aneh yang ia dengar sejak sore. Ia adalah bagian dari misi penyelamatan anak-anak jalanan di wilayah pinggiran.

“Suster Mira!” teriak seseorang dari belakang. “Ke sini! Ada seorang anak kecil terluka!”

Mira tertegun. Di balik semak-semak, seorang anak laki-laki terbaring tak sadarkan diri. Tubuhnya dipenuhi darah dan luka tembak. Nafasnya nyaris tak terdengar, tetapi... dia masih hidup.

“Ya Tuhan… siapa yang melakukan ini padamu?” bisiknya.

Dia langsung berlutut, membuka tas darurat, dan menekan luka Ethan dengan kain bersih. Dua pria dari kelompok penyelamat lainnya segera datang dengan tandu. Mereka mengangkat tubuh Ethan yang dingin dengan hati-hati.

Di tangannya, masih tergenggam erat sebuah cincin tua berukir Dominus—penuh darah, tapi tak terlepas.

Beberapa hari kemudian, di ruang perawatan Panti Asuhan Mirevale House

Ethan membuka matanya.

Lampu putih menggantung di langit-langit. Bau antiseptik menyengat. Tubuhnya dibalut perban dan kaku. Dia tak bisa bergerak. Dia bahkan... tak tahu siapa dirinya.

“Namamu siapa, Nak?” tanya suster yang duduk di samping ranjang.

Ethan menatapnya kosong. Air mata mengalir, menggeleng pelan.

Hujan turun pelan-pelan di atap seng bangunan tua yang berdiri di pinggir kota Brighton. Panti Asuhan Mirevale terlihat seperti tempat yang waktu lupakan. Catnya mengelupas, jendelanya buram, dan suara tangisan bayi menjadi musik latarnya.

Namun di kamar belakang, tempat paling tenang di seluruh bangunan itu, seorang anak laki-laki duduk diam di pinggir ranjang, membungkus tubuhnya dengan selimut tipis.

Tubuhnya masih dipenuhi luka. Perban melingkari dada dan perutnya, bekas luka tembak membekas permanen di kulitnya. Tapi luka itu bukan yang paling parah. Luka di dalam dirinya—yang tak kasat mata—jauh lebih dalam dari yang bisa dilihat siapa pun.

Namanya Ethan. Tapi dia bahkan tidak tahu nama itu miliknya.

Suster Mira masuk membawa semangkuk bubur hangat.

“Ethan... waktu makan,” ucapnya lembut.

Anak itu menoleh. Mata hitamnya terlihat kosong, tanpa cahaya. Dia tidak pernah menolak makanan, tapi juga tidak pernah mengucapkan terima kasih.

Dia menerima mangkuk itu, memandanginya lama, lalu mulai menyendok perlahan.

“Apa kamu ingat siapa namamu?” tanya Suster Mira untuk ketiga kalinya minggu ini.

Ethan hanya menggeleng. Tidak ada kebohongan di situ. Ia sungguh tidak ingat siapa dirinya. Tidak ingat siapa yang menembaknya. Tidak tahu mengapa tubuhnya penuh luka. Yang ia tahu... hanya rasa sakit.

Tapi ada satu hal yang selalu dia genggam, bahkan saat tidur: sebuah cincin logam tua yang melekat di jarinya. Cincinnya terlalu besar untuk anak seusianya, dan meski beberapa suster pernah mencoba melepasnya, tangan kecil itu selalu menggenggam kuat.

Cincin itu seperti bagian dari dirinya.

Sejak hari itu, Ethan hidup seperti bayangan. Ia tidak pernah bertanya, tidak pernah bicara banyak, dan tidak pernah tertawa. Tapi yang paling menakutkan dari semuanya adalah—dia selalu mengingat semuanya setelah panti asuhan, tapi tidak ada satupun kenangan sebelum itu.

“Siapa namamu?”

“Apa kamu punya keluarga?”

“Apa kamu melarikan diri?”

Semua pertanyaan itu datang dari suster, dokter, dan bahkan pihak pemerintah, tapi jawaban Ethan hanya satu: diam.

Di jari manisnya, ia memakai sebuah cincin tua. Logamnya usang dan tergores, tidak ada nama atau simbol yang bisa dikenali. Cincin itu satu-satunya hal yang ditemukan bersamanya. Tapi Ethan tidak tahu asal-usulnya. Hanya perasaan aneh saat melepasnya: gelisah, kosong.

Dia tidak tahu mengapa itu begitu penting. Tapi dia tidak pernah melepasnya.

Tahun-tahun berlalu.

Ethan tumbuh dengan cepat. Lebih cepat dari anak-anak lain. Ia tidak pernah sakit. Tidak pernah lelah. Dan meskipun makan seadanya, tubuhnya berkembang seperti remaja yang terlatih. Posturnya tegak, ototnya kokoh. Tapi bukan itu yang membuatnya mencolok.

Yang membuatnya dijauhi adalah tatapan matanya.

Tatapan dingin. Kosong. Seperti orang yang pernah melihat kematian.

“Dia anak iblis,” bisik seorang anak di lorong.

“Dia kan ditembak tiga kali tapi tidak mati,” sahut yang lain.

Beberapa suster pun mulai canggung berdekatan dengannya. Mereka mencintainya, tapi sekaligus takut. Ethan tahu itu. Dia bisa membacanya di raut wajah mereka.

Penghinaan menjadi hal biasa.

Anak-anak yang iri atau takut kerap memancing emosi Ethan. Melempar bajunya ke toilet. Mengolok-olok dia di depan kelas. Membisiki anak baru untuk menjauhinya.

“Dia seperti binatang buas,” kata anak tertua di panti, Dario, suatu hari.

Tapi Ethan tidak pernah membalas. Tidak pernah bicara. Ia hanya menyimpan semuanya... di dalam.

Namun suatu hari, saat Dario dan dua anak lain menjatuhkan makan siangnya ke lantai dan menyuruhnya makan dari sana, Ethan berdiri perlahan, menatap mereka... dan dalam satu gerakan cepat, menjatuhkan Dario dengan sapuan kaki yang nyaris tanpa suara.

Dua lainnya kabur. Dario bangkit dengan hidung berdarah dan trauma yang tidak akan pernah ia lupakan.

Ethan duduk kembali, mengambil sisa makanannya dari lantai, dan makan tanpa suara.

Di malam hari, Ethan sering bermimpi aneh. Bayangan api. Suara jeritan. Sosok pria bersetelan jas... tapi wajahnya selalu kabur. Kadang ia terbangun dengan napas tersengal, peluh membasahi wajah. Tapi saat ditanya suster keesokan harinya, dia hanya menggeleng.

“Aku tidak ingat.”

Dia berusaha sangat keras untuk mengingat hidupnya sebelum dia ditemukan oleh para suster di panti asuhan. Tapi kepalanya seperti dipenuhi kabut tebal. Setiap kali mencoba melewatinya, ia hanya menemukan rasa sakit dan ketakutan.

Dan tak ada satu pun dari mereka—bahkan dirinya sendiri—yang tahu, bahwa masa lalunya suatu hari akan datang mencarinya.

Beberapa minggu kemudian, psikolog anak datang ke panti. Pria berkacamata itu berbicara lama dengan Ethan. Menggali masa lalunya, mencoba menstimulasi ingatannya dengan gambar dan pertanyaan.

“Apakah kamu ingat ayahmu?”

Diam.

“Apakah kamu pernah tinggal di tempat seperti ini sebelumnya?”

Gelengan kepala.

Namanya Ethan. Bukan karena ia tahu itu nama aslinya, tapi karena Suster Mira memberinya nama itu.

“Kau butuh nama, Nak,” katanya waktu itu sambil membasuh darah kering di wajah anak itu. “Ethan. Kuat dan bertahan. Seperti kamu.”

Ethan hanya menatapnya, tanpa protes.

BERSAMBUNG...

Bab ini bikin hati ikut nyesek, ya?

Kita baru aja menyelami masa kecil Ethan—gelap, penuh luka, dan penuh misteri. Dari anak kecil tak dikenal yang ditemukan di semak berdarah-darah... sampai jadi sosok pendiam yang menyimpan banyak rahasia. Dan satu hal yang terus membekas: cincin misterius yang nggak pernah ia lepaskan.

Pertanyaannya sekarang,

❓ Siapa Ethan sebenarnya?

❓ Apa arti cincin Dominus itu?

❓ Dan... masa lalu macam apa yang menantinya di balik kabut ingatan yang hilang?

Tenang… ini baru permulaan.

Makin ke depan, cerita Ethan bakal semakin panas, penuh ketegangan, dan tentu saja... rahasia yang mulai terbuka satu per satu.

Jangan lupa kasih komentar, ya!

Simpan bab ini biar nggak ketinggalan

Follow cerita ini biar kamu jadi yang pertama baca bab selanjutnya!

Sampai jumpa di bab berikutnya~

Ethan belum selesai. Justru baru mulai. ✨

1
Glastor Roy
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!