Jiwanya tidak terima di saat semua orang yang dia sayangi dan dia percaya secara bersama-sama mengkhianatinya. Di malam pertama salju turun, Helena harus mati di tangan anak asuhnya sendiri.
Julian, pemuda tampan yang berpendidikan dibesarkan Helena dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tega menghunuskan belati ke jantungnya.
Namun, Tuhan mendengar jeritan hatinya, ia diberi kesempatan untuk hidup dan memperbaiki kesalahannya.
Bagaimana kisah perjalanan Helena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Perayaan
Di sebuah gedung, pesta megah sedang berlangsung setelah Ferdinan dinobatkan sebagai pengusaha muda sukses. Banyak pebisnis yang datang mengucapkan selamat kepadanya. Berlomba-lomba ingin bekerjasama dengan perusahaan Ferdinan.
"Di mana istrimu yang cantik itu?" tanya salah seorang rekan bisnis Ferdinan sambil tersenyum mencibir, semua orang tahu bagaimana sikap laki-laki itu terhadap istrinya.
"Hah, sudahlah. Jangan membahas wanita itu di hari bahagia ini." Ferdinan mengibaskan tangan, melirik seorang wanita berpenampilan seksi dan cantik yang berada di tengah-tengah mereka.
Dia Lusiana, sekretaris Ferdinan yang baru direkrutnya.
"Kau benar, dia sangat tergila-gila kepadamu. Bahkan sampai melawan orang tuanya hanya karena ingin menikah denganmu. Kukira kau sangat beruntung," ujar Jo masih rekan bisnis sekaligus teman Ferdinan sambil menatap bangga pada temannya itu.
Ferdinan tersenyum bangga, merasa hebat karena dapat menaklukkan seorang wanita dari keluarga kaya sampai tergila-gila dan memberikan segalanya. Ya, kesuksesan yang diraihnya tak lain karena bantuan dari Helena.
"Dia terlalu norak, aku tidak suka. Berbeda jauh dengan Lusiana, yang cantik, seksi, dan selalu bisa memuaskan aku," ujar Ferdinan seraya merangkul pinggang sekretaris yang mendekatinya.
"Nona Lusiana memang cantik dan seksi, pantas untuk diperjuangkan," puji Jo, teman Ferdinan.
Lusiana tersipu malu, melambung tinggi ke langit. Ia berkata lirih, "Biasa saja. Anda terlalu memuji, Tuan Jo."
Mereka berbincang hangat tanpa tahu Helena sudah berada di sana mendengar semuanya. Ia tersenyum mencibir, hatinya telah mati rasa dan tak lagi merasakan sakit.
"Dulu, aku begitu bodoh. Datang dalam keadaan marah dan hanya mempermalukan diri sendiri. Sekarang, aku akan menjadi diriku sendiri. Hidup hanya untuk diriku sendiri," gumamnya sebelum melangkah masuk ke dalam ruang pesta yang diadakan suaminya.
Ia berjalan penuh wibawa, sekilas saja orang-orang tidak mengenali sosoknya. Mereka tertegun melihat kedatangan Helena sebagai sosok yang paling berbeda, elegan dengan dandanan yang sederhana.
"Nona Lusiana luar biasa. Siapa yang tak ingin memiliki pasangan seperti Anda. Cantik dan pintar," puji rekan bisnis Ferdinan semakin membuat Lusiana terbang tinggi tanpa batas.
"Ya, dia memang berbeda. Tak bisa dibandingkan dengan Helena yang norak. Aku bersyukur dia tidak datang malam ini karena hanya akan membuatku malu saja," sahut Ferdinan sembari menggamit dagu Lusiana dengan dua jarinya.
"Oh, jadi suamiku tidak menginginkan kehadiranku, begitu?" ucap Helena sembari mengayuh langkah gemulai mendekati kerumunan suaminya.
Teman-teman Ferdinan menoleh, membelalakkan mata melihat sosok yang nyaris tak mereka kenali. Kecuali Ferdinan yang diam membeku setelah melepaskan lingkaran tangannya di pinggang Lusiana, dan gadis itu secara otomatis menjauh.
"Untuk apa kau datang?" ketua Ferdinan tanpa menatap Helena yang sudah berdiri di dekatnya.
Helena mengangguk anggun ketika bertatapan dengan teman-teman suaminya. Ia tersenyum manis, sengaja menebar pesona.
"Kau tenang saja. Aku datang hanya untuk mengucapkan selamat kepadamu. Selebihnya kau bisa bersenang-senang dengan wanita itu," sahut Helena dengan santai.
Apa? Dia tidak marah? Seharusnya dia marah dan mempermalukan diri sendiri seperti biasanya, bukan? Kenapa hari ini dia tenang sekali?
Lusiana bergumam di dalam hati, dia sudah siap berakting menjadi menyedihkan saat Helena melampiaskan rasa cemburunya.
Ferdinan mendengus, melirik Helena yang masih berdiri di sana sambil melihat-lihat sekitar. Dia sedang mencari seseorang yang dikenalnya.
Kenapa dia terasa berbeda, aroma ini benar-benar membuatku tak dapat menahan diri.
Ferdinan terbuai oleh aroma parfum yang menguar dari tubuh istrinya. Selama ini Helena bahkan tidak pernah menggunakan wewangian karena Ferdinan tidak menyukainya. Malam itu, dia sudah bertekad untuk memulai menjadi dirinya sendiri.
"Itu dia!" Helena bergumam seraya berjalan cepat mendekati meja yang di atasnya berisi minuman.
Dia begitu lihai berjalan dengan heels yang cukup tinggi. Tubuhnya berlenggok bagai model di atas karpet merah, menjadi pusat perhatian semua orang.
"Tania!" panggil Helena saat melihat seorang gadis yang berdiri sendiri memegangi sebuah gelas berisi minuman.
Gadis bernama Tania menoleh dan seketika matanya membelalak. Setelah menikah, Ferdinan tak pernah mengizinkan Helena bertemu dengan teman-temannya.
"Helena!" Tania bergumam lirih, tak percaya wanita itu mendatanginya tanpa takut kemarahan Ferdinan.
Mendengar suara Helena yang sedikit menggema, Ferdinan menoleh. Sepasang matanya yang selalu tajam dan penuh kebencian, malam itu membelalak tak percaya.
Apakah dia benar-benar Helena? Hatinya bergumam ragu.
Kurang ajar! Kau merebut perhatian semua orang dariku! Lihat saja apa yang akan aku lakukan? Lusiana tersenyum jahat.
dan kekuatan sekali jika itu adalah ayah kandungnya si Keano 👍😁
Tapi kamu juga harus lrbih berhati” ya takutnya mereka akan melakukan sesuatu sama kamu dan Keano 🫢🫢🫢