Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir
Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.
Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.
Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.
Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.
"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.
Dan semuanya dimulai dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2: Bayangan di Tepi Hutan
Angin lembut menyapu rambutnya yang acak-acakan saat Caelum berjalan perlahan melintasi hutan lebat dan asing, pohon-pohon semakin tinggi saat Caelum berjalan semakin dalam ke arah hutan, perlahan surai tipis kabut mulai nampak, sudah sekitar satu jam Caelum berjalan di hutan untuk menemukan seseorang, namun belum ada tanda-tanda orang lain yang mungkin melintasi di sekitar hutan tersebut.
Perlahan matahari senja menyinari langkah Caelum, dedaunan tampak sangat indah saat terkena sinar matahari senja, tempat yang terasa asing ini anehnya terlihat indah dan membuat Caelum bertanya-tanya apakah ini mimpi?.
Caelum memperhatikan ada beberapa hewan yang nampak bergerak di selah-selah batang pohon tinggi, "Ada kemiripan biologis dengan spesies di Bumi, tapi, evolusi nya nampak dipengaruhi oleh faktor lain". Dia mencatat hal tersebut dalam catatan imaginer nya.
"Sepertinya butuh pengamatan lebih lanjut untuk mendapatkan lebih banyak informasi"
Setelah beberapa jam berjalan, Caelum mulai merasa lelah, suara keroncongan terdengar dari perutnya. Caelum menemukan buah liar berwarna ungu kehijauan yang nampak seperti buat plum yang ada di bumi, setelah dia melihat seekor binatang mirip burung memakan buah tersebut tanpa ada keanehan atau efek samping, dia yakin kalau buah itu dapat dikonsumsi.
"Rasanya asam-manis, tidak buruk untuk mengisi tenaga" Caelum mengambil beberapa dari buah-buahan tersebut dan menyimpannya untuk menjadi bekalnya sembari menjelajahi hutan.
Matahari semakin condong ke arah barat, atau seperti itulah yang disimpulkan Caelum karena langit mulai tampak gelap, setelah berjalan cukup lama Caelum melihat sebuah gua yang terletak di bawah tebing kecil, terdapat pohon-pohon disekitarnya yang dapat menjadi pelindung alami jika ada binatang buas yang mencoba untuk masuk kedalam hutan, setelah tiba di depan gua, Caelum melihat bahwa gua tersebut terlalu simetris untuk sebuah gua yang terbentuk secara alami.
Di atas gua tersebut tumbuh sebuah pohon raksasa yang daunnya menutupi langit, karena terlalu lelah Caelum memutuskan untuk tidak memperdulikannya dan masuk kedalam gua, di dalam gua tersebut dia melihat ada sebuah mangkuk batu yang menampung tetesan air yang jatuh dari celah atas gua, melihat air jernih tersebut Caelum meminum air itu, seketika sensasi sejuk dan menyegarkan melintasi kerongkongan dan seakan memulihkan rasa lelahnya.
"Sedikit pusing, mungkin air ini tidak higienis"
Caelum menemukan sebuah sudut yang cocok untuk beristirahat.
"Aku terlalu lelah sampai lupa untuk menguji sihirku", Caelum mencoba untuk menggunakan mantra sederhana, untuk menyalakan api unggun.
"ignite" hanya suara pelafalan mantra yang terdengar, tidak ada raesksi sama sekali.
Apakah sihir tidak dapat digunakan di sini, perlahan perasaan tidak nyaman menggerogoti diri Caelum, dia mencoba semua mantra dasar yang dia ketahui dan seperti yang pertama tidak ada reaksi sama sekali, bagaikan menyalakan api tanpa ada bahan bakar, mantra yang diucapkannya sudah tepat dan sesuai dengan prosedur namun, setiap kali mencoba menciptakan fenomena magis, energi dunia atau yang lebih dikenal mana, tidak mau merespon.
Mengatur pikirannya untuk lebih tenang, Caelum memutuskan untuk mencoba melakukan meditasi dan mencari tahu penyebab dia tidak dapat menggunakan sihir.
Setelah beberapa saat melakukan meditasi Caelum dapat menyimpukan beberapa hal. Mana di dunia ini ada, seperti di bumi namun mana yang ada di dunia ini terasa sedikit berbeda dengan di bumi, kalau di bumi mana akan terasa lebih kaku dan dibutuhkan pola dan tahapan secara sistematis untuk mempengaruhi mana dan menciptakan sebuah fenomena magis, sedangkan disini, mana terasa lebih hidup dan memiliki kehendaknya sendiri, jadi pendekatan seperti yang ada di bumi tidak dapat digunakan disini.
"Menarik, bukan sihir tidak dapat digunakan di sini, tapi cara penggunaan sihir yang sedikit berbeda yang mengakibatkan sihirku tidak dapat bekerja di tempat asing ini".
Karena tidak dapat menggunakan sihir untuk menyalakan api Caelum memutuskan menggunakan cara primitif yang pernah dia pelajari sebelumnya dengan menggunakan kayu yang saling digesekkan untuk menghasilkan panas dan menyalakan bara api kecil.
Setelah beberapa percobaan akhirnya Caelum dapat menyalakan api unggun.
"Ahhh rasanya kembali ke masa-masa dimana aku belum bisa menggunakan sihir dan mengandalkan diri dan otak untuk mengerjakan pekerjaan remeh seperti ini".
Setelah melakukan beberapa percobaan lain, Caelum memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan semuanya besok.
"Tujuanku saat ini adalah untuk mengetahui dimana aku berada".
Rasa kantuk akhirnya mengalahkannya dan perlahan Caelum menutup matanya.
Sebuah suara lembut dan asing terdengar bergema di dalam gua bagaikan sebuah nyanyian yang menenangkan.
...----------------...
Pagi membawa cahaya hangat yang perlahan menyinari seluruh hutan, suara binatang yang saling bersahutan bagaikan irama musik seakan mencoba untuk membangunkan setiap kehidupan dan menjadi penanda bahwa hari baru telah dimulai.
Di sisi lain hutan, sebuah sosok sedang mengamati hutan, dengan rambut berwarna silver yang indah dan mata hijau yang seakan bersinar saat memantulkan cahaya matahari, sosok tersebut berjalan dengan hati-hati di hutan dengan mengenakan pakaian yang nampakbseperri pakaian berburu, sebuah tas kecil tergantung di kedua sisi pinggang sosok tersebut.
Ketika sosok tersebut berjalan di dekat sebuah gua, sosok tersebut menyadari ada seseorang yang sedang terbaring di dalam gua, dengan waspada sosok itu perlahan mendekat dan menarik sebuah belati dari sarungnya yang tergantung di paha sosok tersbut, terdengar suara aneh yang diucapkannya.
Sosok itu mengerutkan alis, telinganya yang runcing menangkap suara-suara kecil di antara hembusan angin. Ia sedang menjelajahi hutan untuk mengumpulkan bahan langka namun dia tidak menyangka kalau dia akan bertemu dengan manusia. Di hutan ini yang seharusnya menjadi hutan tersembunyi para elf.
"Manusia tidak mungkin bisa masuk sejauh ini kedalam hutan tanpa niat yang baik, apakah dia mata-mata?" gumam sosok tersebut.
Karena manusia sangat jarang dan bahkan mustahil masuk kedalam hutan ini, sosok tersebut tidak menurunkan kewaspadaannya sedikitpun.
Setelah cukup dekat dengan manusia tersebut dia melihat bahwa manusia itu tampak masih muda, dengan fitur wajah dan tubuh sekitar usia remaja serta menggunakan pakaian yang terlihat asing namun dia tahu kalau pakaian yang digunakan oleh manusia tersebut memiliki bahan dan kualitas yang bagus.
Caelum merasakan sesuatu, perasaan sedang di awasi.
Perlahan Caelum membuka matanya, dari sudut matanya dia bisa melihatnya siluet seseorang, perasaan campur aduk mencul dalam benak Caelum.
"Apakah ini manusia lain? tapi aku belum tahu niatnya atau apakah dia orang yang dapat di percaya, tapi melihat dia belum bertindak setidaknya untuk saat ini dia tidak memiliki niat jahat".
Caelum bangkit perlahan, dia tidak menunjukkan kepanikan, tangannya meraba saku jas, namun dia ingat bahwa semua barang sihirnya hilang.
"Siapa kau? " tanya Caelum dengan nada waspada
Setelah dia dapat melihat sosok yang berdiri di dekatnya, ciri fisik yang hanya pernah dia dengar dari cerita fantasi dibumi
"Elf? apakah aku sedang bermimpi?"