NovelToon NovelToon
Dendam Keturunan Pendekar

Dendam Keturunan Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Action / Balas Dendam
Popularitas:936
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Wira adalah anak kecil berusia sebelas tahun yang kehilangan segalanya, keluarga kecilnya di bantai oleh seseorang hanya karena penghianatan yang di lakukan oleh ayahnya.

dalam pembantaian itu hanya Wira yang berhasil selamat karena tubuhnya di lempar ibunya ke jurang yang berada di hutan alas Roban, siapa sangka di saat yang bersamaan di hutan tersebut sedang terjadi perebutan artefak peninggalan Pendekar Kuat zaman dahulu bernama Wira Gendeng.

bagaimana kisah wira selanjutnya? akankah dia mampu membalaskan kematian keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penghianatan Yang Membawa Pembantaian

Di malam yang dingin tepat pukul tengah malam, terlihat beberapa mobil menyusuri jalanan.

Seorang pria paruh baya dengan brewok dan badan kekar terlihat menyetir mobil sementara di sampingnya terdapat seorang pria muda tampan dengan sebuah kacamata hitam.

Pria muda itu bernama Alvaro Tuan Muda keluarga Damian sementara pria paruh baya itu merupakan paman Alvaro dia bernama Jarot.

Keluarga Damian merupakan salah satu keluarga paling besar di Kota Semarang, Bisnis mereka ada di mana mana dan menggurita di berbagai kota tidak hanya di semarang saja, mereka juga mengembangkan bisnis di kota kota besar lainnya seperti bandung dan Surabaya.

Saking banyaknya bisnis mereka wajah Alvaro dapat di jumpai di berbagai papan iklan, sebagai CEO Damian Corp.

Namun di balik wajah tampan, karismatik murah senyum jika di depan publik, Alvaro ternyata memiliki sisi lain di dunia bawah tanah Alvaro di kenal sebagai sosok yang sangat dingin dan kejam, sedikit saja ada yang berkhianat maka Alvaro akan melenyapkannya beserta dengan keluarganya.

Tiba tiba dering telepon terdengar dari ponsel Alvaro. Alvaro memandangi sejenak siapa nama yang menelponnya Jarot mendapati bahwa itu adalah asistennya.

Dengan segera Alvaro mengangkat telephone itu.

"Maaf mengganggu waktu Tuan Muda..." ujar sekertaris di seberang telephone.

"Ada apa? Langsung saja, tidakkah kau mengetahui saat ini aku hendak mengambil mustika pelengkap dari rantai kalung itu?" Tanya Alvaro dengan dingin.

"Sekali lagi maafkan aku Tuan, namun ini sangat penting Tuan Sandi Prasetyo, Tuan Muda. dia ketahuan membocorkan rahasia produk kita ke saingan bisnis kita Tuan Muda." Jawab sekretarisnya.

Alvaro langsung mengeras, "Apa? Keparat!!! Seharusnya aku tidak mengasih kepercayaan yang berlebihan kepada dia! Aku tidak perduli walaupun dia merupakan seorang yang sangat berpengaruh di Damian Corp, namun habisi saja! Beserta dengan seluruh keluarganya! Semua yang berani berkhianat harus mati! Tidak perduli siapapun dia!" Ucap Alvaro dengan dingin.

"Siap Tuan Muda! Saya akan mengirim Dirga untuk menghapus Tuan Sandi beserta keluarganya dari muka bumi ini!"

"Bagus!"

Akhirnya telephone di matikan.

Jarot langsung memandang Alvaro sesaat kemudian fokus menyetir kembali "apa ada masalah Alvaro?" Tanya Jarot.

"Sandi! Dia berani sekali berkhianat dia membocorkan rahasia produk kita ke perusahaan saingan kita." Jawab Alvaro.

"Haha... ternyata benar dugaanku, dari awal aku memang sudah curiga dengan Sandi, namun aku tidak mengungkapkannya karena aku yakin sekali tindak tanduknya tidak akan bertahan lama." Ucap Jarot.

***

Di sebuah rumah besar yang ada di Ungaran. Di dalam kamar Terlihat seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahunan dengan jas dan kacamata terlihat memasukan baju ke dalam koper dengan tergesa gesa.

Dia tidak lain tidak bukan adalah Sandi Prasetyo. Sementara itu seorang wanita muda cantik terlihat memandangi Sandi yang tergesa gesa dengan ekspresi heran.

"Mas kamu mau kemana sih? Kok buru-buru gitu?" Tanya Jasmine istri dari Sandi.

Sandi sama sekali tidak menjawab, yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah kabur sejauh mungkin, sebagai salah satu orang yang berpengaruh di Damian Corp Sandi sendiri mengetahui betul bagaimana bringasnya Tuan Muda Alvaro dan seluruh keluarga Damian ketika mendapati ada seseorang yang berani berkhianat.

Mereka akan menghabisi orang yang berkhianat itu sampai ke akar akarnya.

Sandi sendiri tidak berniat menjelaskannya hal ini kepada Jasmine, karena Sandi sudah tidak memiliki waktu lagi.

Setelah selesai memasukan semua baju baju miliknya Sandi bergegas keluar, namun jasmine memegang pergelangan tangannya, "kamu mau kemana mas? Jawab pertanyaanku dulu!" Ucap jasmine dengan nada sedikit keras.

"Minggir aku sudah tidak punya waktu lagi!" Teriak Sandi dia langsung menarik tangannya secara paksa dan berlari menuju ke depan rumah.

Karena suara pertengkaran yang cukup keras, membuat Wira anak dari Jasmine dan sandi terbangun dari tidurnya.

Wira sendiri merupakan anak yang masih berusia 11 tahun.

Dia langsung keluar kamar dan melihat ayahnya yang berlari dengan tergesa gesa.

"Ayah mau kemana?!" Teriak Wira.

Namun Sandi sama sekali tidak menghiraukan teriakan Wira, dia dengan panik masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil itu begitu saja meninggalkan halaman rumahnya tanpa memberikan sedikit penjelasan pun kepada keluarganya.

Wira langsung berlari ke halaman depan, dia memandangi mobil ayahnya yang menjauh dengan ekspresi heran.

"Ayah mau kemana ya?" Tanya Wira dengan wajah polos.

Tidak lama kemudian Jasmine datang, dia sendiri juga bingung dengan tingkah suaminya yang secara tiba tiba pergi dengan panik begitu saja. Jasmine berpikir bahwa suaminya masih ada pekerjaan di luar kota yang mengharuskan untuk menginap dan dia sudah tidak memiliki waktu untuk menjelaskan.

Namun Jasmine sendiri tidak terlalu memperdulikannya, dia memegang pundak Wira, "Wira sayang ayo kita masuk, di luar banyak nyamuk." Ucap Jasmine dengan nada lembut.

"Ta.. tapi ayah?"

"Ayah pergi cuma sebentar Wira, besok palingan ayah sudah pulang dan membawakan mainan untuk Wira."

Wira langsung memasang wajah senang ketika mendengar hal ini. Baik jasmine dan Wira masih mencoba berpikir positif karena memang Sandi sering sekali sibuk dan tidak terlalu memikirkan keluarganya.

Sebelum Wira dan Jasmine masuk ke dalam rumah, nenek dan kakek Wira atau orang tua Jasmine terlihat keluar rumah sambil mengucek matanya.

"Ada apa Jasmine? Kenapa sandi pergi dengan panik seperti itu?" Tanya neneknya Wira.

Jasmine hendak membuka mulutnya, Namun sebelum Jasmine membuat alasan untuk menjawab pertanyaan ibunya sebuah mobil pajero yang di tunggangi oleh adik Jasmine tiba di halaman rumah.

Adik Jasmine bernama Bianca, Bianca sendiri masih kuliah dia pulang dengan panik karena dia baru saja mendapatkan kabar dari temannya yang bekerja di Damian Corp bahwa Sandi telah melakukan kesalahan besar dan Bianca sendiri tahu bahwa sebentar lagi akan datang orang orang dari Damian Corp untuk melenyapkan keluarganya.

"Cepat pergi dari sini!!" Teriak Bianca dengan panik.

"Loh? Memangnya ada apa Bianca?" Tanya Jasmine dengan heran.

"Aku akan menjelaskannya nanti! Sekarang kita pergi saja terlebih dahulu..."

Mereka semua saling pandang, namun karena melihat Bianca yang panik akhirnya baik Jasmine, kedua orang tua Jasmine dan Wira langsung memasuki mobil Bianca.

Bianca langsung menginjak pedang gasnya, dia langsung ngebut dengan kecepatan penuh.

"Ada apa sih Bianca? Kenapa kamu panik apa ini ada hubungannya dengan Mas sandi?" Tanya Jasmine.

"Iya kak... ini semua ada hubungannya dengan Mas Sandi! Di.. dia membocorkan rahasia produk Damian Corp kepada saingan bisnis mereka..." Jawab Bianca.

Alangkah kagetnya Jasmine dan kedua orang tua Jasmine mendengar jawab Bianca.

"Untuk apa mas Sandi melakukan itu semua?" Tanya ibu Jasmine.

"Aku tidak tahu, bu. Aku mengetahui kabar ini dari temanku yang bekerja di Damian Corp."

Sementara itu Wira hanya memandangi pembicaraan ini dengan mulut melongo dan wajah polosnya, dia masih belum paham dengan apa yang di bicarakan oleh orang-orang dewasa di depannya.

Sementara itu akhirnya rombongan Tuan Muda Alvaro, Jarot dan yang lainnya tiba di sebuah perbatasan hutan.

Tepatnya Alas Roban alas ini terletak di kabupaten Batang Jawa Tengah. Jalur di hutan ini juga menghubungkan kota batang dan semarang.

Tuan Muda Alvaro turun dari mobilnya sembari membawa rantai kalung berwarna perak tanpa batu, seketika itu juga semua rombongan keluarga Damian turun termasuk Jarot.

Tuan Muda Alvaro memejamkan matanya sambil memegangi kalung perak tanpa batu itu, dia mencoba merasakan aura yang menuntunnya untuk menuju ke suatu tempat.

Rantai kalung itu bukanlah rantai kalung biasa, Tuan Muda Alvaro mendapatkan rantai kalung tanpa batu ini setelah bersaing dengan para saudaranya, di mana siapa pewaris paling kuat dari keluarga Damian akan mendapatkan rantai kalung yang konon merupakan pecahan artefak mistis milik seorang pendekar yang sangat sakti di zaman dahulu.

Setelah berjuang sangat keras akhirnya Alvarolah yang menjadi terkuat di antara saudara-saudaranya.

Selain mendapatkan rantai kalung itu, Alvaro juga mendapatkan sebuah catatan kuno yang tercatat di permukaan kulit kambing, menurut catatan kuno itu untuk melengkapi mustika dari rantai kalung itu Tuan Muda Alvaro harus mencari mustika itu sendiri, dengan bantuan aura yang terpancar dari rantai kalung.

Akhirnya setelah berdiri mematung sambil memegang rantai kalung perak Tuan Muda Alvaro membuka matanya, dia kini merasakan sebuah aura mistis yang terpancar keluar dari rantai kalung yang ia pegang, seolah menuntut Alvaro menuju ke sebuah tempat.

Dengan ekspresi semangat Tuan Muda Alvaro berucap, "ayo ikuti aku!" Ucap Tuan Muda Alvaro.

Dengan cepat mereka semua berjalan mengikuti dan mengelilingi Tuan Muda Alvaro. Untuk orang yang menguasai kemampuan mistis meraka pasti merasakan hawa di alas roban ini sangat berat, itu wajar saja karena Alas Roban terkenal sangat angker oleh masyarakat sekitar.

***

Sementara itu mobil pajero milik Bianca masih melesat di jalanan Kota semarang.

"Lalu mengapa kita harus pergi, Bianca? Bukankah yang bersalah hanya sandi!" Tanya neneknya Wira.

"Ibu tidak tahu apa apa tentang Damian Corp, asal ibu tahu Tuan Muda Alvaro yang terkenal sangat murah senyum itu bukanlah Sosok CEO biasa dia juga merupakan seorang mafia dunia bawah tanah yang sangat kejam, tidak bukan cuma Tuan Muda Alvaro namun seluruh keluarga Damian mmereka adalah kelompok mafia yang sangat kejam. Konon siapapun yang ketahuan berkhianat akan di lenyapkan beserta dengan keluarganya!" Jawab Bianca.

Alangkah kagetnya Jasmine dan kedua orang tua Jasmine mendapati Fakta ini, mereka berdua tahu betul tentang Tuan Muda Alvaro, Alvaro merupakan sosok yang sangat murah senyum dan sopan ketika berada di depan publik, namun siapa sangka Alvaro dan seluruh keluarganya ternyata adalah keluarga mafia yang tidak segan segan untuk membunuh.

"La.. lalu apa yang harus kita lakukan Bianca?" Tanya Jasmine.

"Aku akan membawa kalian menuju ke batang di sana aku sudah membeli rumah yang berada di desa, aku selama ini menabung untuk membeli rumah itu karena setelah lulus aku berencana menikah dengan Arga dan tinggal di rumah itu, namun gara gara mas Sandi ini semua terjadi!" Ucap Bianca dengan frustasi.

Jasmine menundukan kepalanya merasa bersalah ketika mendengar penjelasan Bianca. Begitu juga dengan kedua orang tua Jasmine.

Sementara itu di kejauhan terlihat motor Ninja kawasaki ZX- 10R melaju kencang melewati setiap kendaraan di sekitarnya.

Yang mengendarai motor itu merupakan seorang pemuda tampan dengan jaket kulit tebal, dia adalah Dirga yang merupakan salah satu bawahan keluarga Damian.

Dirga bukanlah orang yang sembarangan, tangan Dirga sudah berlumuran darah dan Dirga sudah sangat sering membuat sungai darah bahkan hampir setiap hari Dirga membunuh orang demi misi yang di berikan oleh keluarga Damian.

"Cih...beraninya orang orang kecil seperti mereka hendak kabur dariku, tidak akan ada yang bisa kabur dari cengkramanku!" Batin Dirga sambil menggas motornya untuk lebih ngebut lagi.

Ngguuuuuungg!!!!

Suara motor yang begitu nyaring dari belakang membuat Bianca khawatir, dia melihat spion mobil dan melihat seorang pemuda yang mengendarai motor dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Bianca juga langsung mendapatkan laju mobilnya.

Sebenarnya bisa saja Dirga menembak ban mobil Bianca namun di jalanan ini masih sangat ramai ya walaupun sudah tengah malam.

Hingga akhirnya mobil Bianca tiba di jalanan yang cukup sepi.

Tangan kiri Dirga meraih pistol yang berada di pinggangnya, sementara tangan kanannya memegangi stang motor.

Dor!

Tembakan Dirga benar benar akurat mengenai ban mobil Bianca.

Seketika itu juga mobil Bianca oleng.

Akkhhhhh!!!

Bruak!

Mobil Bianca menabrak pohon besar, kepala Bianca menabrak setir, darah mengucur deras dari keningnya. Sementara itu Jasmine terlihat memeluk erat Wira yang menangis ketakutan.

"La... lari!!" Ucap Bianca sebelum

menghembuskan nafas terakhirnya.

Pandangan Jasmine berputar-putar, dia memandangi ayah dan ibunya yang tidak sadarkan diri.

Jasmine ingin tetap di sini dan menolong keluarganya. namun di sisi lain dia juga sedang dalam bahaya. Jasmine dalam dilema pada saat ini.

Keluarganya sedang di incar oleh seorang pembunuh yang membawa senjata api, Jasmine sendiri tidak mungkin untuk meninggalkan keluarganya.

Namun ketika melihat wajah ketakutan dari Wira, Jasmine langsung memiliki tekad yang kuat yaitu lebih baik dia yang mati dari pada wira yang harus mati.

Jasmine langsung membuka pintu mobil dan hendak berlari sekencang mungkin, namun sebelum Jasmine berlari Dirga terlihat sudah menodongkan senjata apinya dari kejauhan.

"Mau kemana nona?" Tanya Dirga sambil menyeringai. Tanpa basa basi dan tanpa ragu ragu Dirga langsung menarik pelatuknya seolah dia sudah terbiasa melihat pemandangan ini.

Dor!

Namun siapa sangka ayah Jasmine ternyata sudah sadar, dia langsung memasang badan melindungi Jasmine.

Brug!

Ayah Jasmine jatuh ke tanah, dia memandangi Jasmine sesaat, "pe-- pergi! Jangan sampai Wira mati! Masa depannya masih sangat panjang!" Ucap Ayah Jasmine sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Dengan derai air mata Jasmine memasuki hutan yang tidak lain adalah Alas Roban.

"Cih!" Dirga berdecih kesal, dia mengambil korek api dan membakar mobil itu yang masih berisi Bianca dan ayah ibunya.

Setelah membakar mobil itu Dirga langsung menatap dalam ke arah alas Roban yang sangat gelap.

"Hmm... kalau tidak salah Tuan Muda Alvaro sedang mencari mustika dari kalung itu di sini.. menarik sekali, aku bisa bertemu dengannya di sini." Batin Dirga dengan senyuman tipis.

Dirga kemudian melesat masuk ke dalam hutan, tujuannya adalah membunuh Jasmine dan Wira, dia sama sekali tidak terlihat kasihan karena memang sudah aturan di keluarga Damian siapapun yang berkhianat harus mati beserta dengan keluarganya.

Sementara itu Jasmine terus berlari tak tentu arah dengan derai air mata, semak belukar, tajamnya duri duri di tanaman dan tajamnya batu kerikil tidak menghentikan langkahnya untuk bisa menyelamatkan Wira.

"I--bu wira takut!" Ucap Wira sambil menenggelamkan wajahnya di pelukan ibunya.

"Tidak perlu takut Wira, malam ini pasti akan terlewati dan kita bisa hidup tenang setelah ini." Jawab Jasmine

Jasmine menatap wira sesaat, "tenang saja Wira ada ibu, ibu tidak akan membiarkanmu mati!" Batin Jasmine.

1
Tini Nurhenti
ada yg ngompol gk thor 😄😄🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!