Anugrah adalah anak laki-laki yang miskin dengan kehidupan yang pas pasan dari ayah yang kenah PHK dan akhirnya menjadi pengemudi becak Mesin sedangkan ibunya sudah lama meninggalkannya sejak dia Sekolah Dasar. Kehidupan serba susah membuat dirinya terus di ejek dan di bully oleh kawan-kawan sekolahnya apalagi ketika dapat beasiswa bersekolah di sekolah elit di kotanya hingga caci maki bahkan bully terus dia terima dan dia terima dengan kuat dengan pembuktian dia tidak gampang menyerah hingga suatu hari semuanya berubah ketika dia tanpa sadar di bawa ke alam astral yang mempertemukan dengan arwah ibunya yang membuka takbir siapa dirinya sesungguhnya yang memiliki kemampuan luar biasa sebagai penguasa langit yang di takuti semua orang namun kehidupan belum berhenti ketika dia harus membuktikan jatih dirinya dan mengangkat martabat keluarganya dengan segala pembuktian kemampuannya, sanggupkah Anugrah membuktikan dirinya? Sanggup kah Anugrah mengangkat Martabat keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Aku Tidak Lemah
Udara masih terasa dingin sedangkan hari masih begitu gelap namun terdengar suara air yang di timba dari sumur yang harus di timba untuk mendapatkan air dari dalam sumur karena mesin air sudah lama tidak dipakai karena pemilik rumah atau orang tua dari anak laki-laki kecil ini sudah tidak sanggup membayar meteran listrik dari PLN sedangkan anak ini terlihat begitu semangat hingga terlihat otot-otot kecil yang di paksakan apalagi hari ini jadwal pertamanya masuk sekolah
"Dingin sekali, tapi aku harus semangat karena hari ini hari pertama sekolah di SMP Mandiri"
Anak laki-laki kecil ini bernyanyi-nyanyi kecil untuk mengatasi dinginnya air sambil bicara sendiri
"Senangnya bisa sekolah di sekolah Favorit di Kota Metro ini dan aku beruntung dapat beasiswa untuk bersekolah tempat ini"
Anak laki-laki kecil semakin semangat hingga akhirnya mandinya selesai walaupun dia mandi tanpa menggunakan sabun mandi sebagaimana biasanya orang mandi namun dia menganggapnya sudah biasa dengan kondisi yang harus dia terima
"Semangat Anugrah"
Anak laki-laki kecil ini bicara sendiri sambil mengelap tubuhnya dengan handuk yang kumal dan warnanya yang merah yang sudah menjadi kehitaman namun dia tetap tersenyum menikmati semua yang ada dengan serba kekurangan keluarganya sejak ayahnya di PHK dan ibunya meninggal dunia hingga dia harus menyiapkan semuanya sendiri hingga dia akhirnya tamat sekolah dari sekolah dasar
"Ah, Sekolah Dasar kan ku tinggalkan, selamat tinggal orang-orang yang membully diriku"
Anak laki-laki kecil ini teringat ketika kehidupan drastis berubah ketika ayahnya di PHK dan ayahnya harus merawat ibunya yang sakit-sakitan dan akhirnya meninggalkan dunia untuk selamanya hingga dia sekolah dengan pakaian yang ada dan harus dia cuci sendiri dan begitu kering dia pakai tanpa pernah dia gosok hingga kawan-kawan sekolahnya mengejek dan menghinanya
"Ha ha ha si miskin"
"Kumal, kumal kenapa bisa hidup ya"
"Bauk apa ini ya?"
"Oh bauk orang miskin ternyata"
"Ha ha ha ha"
"Kenapa ya orang lemah, miskin, bauk masih di beri kehidupan ya?"
"Mungkin agar bisa kita ejek dan kita caci setiap hari"
"Iya juga ya"
"Ha ha ha ha ha ha"
Anak laki-laki kecil yang bernama Anugrah ini hanya mengusap air matanya dan berusaha tidak marah ketika terus di ejek oleh kawan-kawannya sambil bicara dalam hati
"Hari ini memang ku miskin tapi aku tidak lemah, aku bisa bangkit, aku bisa buktikan kalau aku jadi orang yang hebat"
Anugrah mengepal jari tangannya namun tidak membalas semua ejekan kawan-kawannya bahkan semua ejekan dan cacian kawan-kawan kelas dan sekolahnya selalu dia abaikan dan tidak mengurangi semangatnya untuk tetap belajar hingga dia tetap juara kelas setiap terima raport semesternya yang membuat ayahnya selalu bangga dan berkaca-kaca matanya ketika Anugrah memberitahu kalau dia kembali juara di kelas bahkan ketika dia lulus sekolah Dasar dengan nilai rata-rata tertinggi di tingkat kota Metro hingga dia di hubungi pihak sekolah mendapatkan beasiswa untuk sekolah di sekolah favorit di kotanya ini dan hal ini dia sampaikan pada ayahnya yang hanya bisa menarik napas bangga namun tidak sanggup berkata-kata.
Saat ini dia sudah mengenakan seragam sekolah
"Syukurnya aku dapat seragam gratis dari SMP Mandiri saat ini hingga baju sekolah ku lama tidak perlu ku pakai lagi dan ini baru"
Anak laki-laki ini menari kesenangan seakan ingin melupakan masa lalunya yang penuh ejekan dan cacian dari kawan-kawannya dulu di sekolah dasar dengan segudang harapan kalau dia kini sudah jadi siswa SMP Mandiri yang harapannya masa lalunya berubah jadi kebaikan saat dia bisa sekolah di sekolah Favorit ini hingga dia tiba-tiba dia terdiam dan berhenti menari kesenangan ketika dia teringat dengan kondisi kehidupannya
"Oh Tuhan, ketika ku sekolah di tempat biasa saja, aku sering di ejek, di maki dan di caci sebagai orang miskin apalagi sekolah di tempat ini"
Anugrah seperti hilang semangatnya hingga dia tertunduk lesu apalagi ketika dia melihat sepatuh lamanya yang sudah koyak dan terpaksa dia harus pakai karena dia hanya dapat baju seragam sekolah yayasan Mandiri yang memberinya beasiswa sedangkan sepatuh sekolahnya masih menggunakan sepatuhnya yang lama yang sudah mulai rusak dan sudah jebol ujungnya
"Ini sepatuh......."
Anugrah terdiam sambil melihat sepatuhnya yang sudah rusak namun harus tetap dia pakai untuk pergi ke sekolah favoritnya sambil berdiri tegap dia langsung bicara
"Tidak apa-apa, ayo semangat Anugrah"
Anak laki-laki kecil kembali menyemangati dirinya sendiri ketika dia selesai memakai sepatu sambil membusungkan dadanya dan memegang kalung kenang-kenangan dari ibunya dan memasukan kedalam bajunya
"Sudah siap berangkat, kebetulan sekolah tidak jauh dari rumahku jadi aku bisa jalan kaki saja"
Anugrah mengambil tas yang terlihat lusuh karena terbuat dari kain hasil karyanya sendiri dari bekas celananya yang sudah kecil hingga dia model jadi tas sandang yang kreatif dan lucu namun masih terlihat bekas tempelan di tas yang dia buat sendiri itu hingga masih kelihatan tas murahannya namun kini dia sudah siap mental untuk segera ke sekolah dengan segala kekurangan yang ada pada dirinya namun sebelum dia melangkahkan kakinya tiba-tiba terdengar suara ayahnya
"Tunggu, biar ayah antar ke sekolah"
Anugrah terkejut ketika melihat kain penutup kamarnya di sibak oleh seorang laki-laki berusia 40 tahunan dengan wajah lesu seperti kurang tidur dan memaksakan diri bangun dari tidurnya mendekati Anugrah yang tidak menyangka kalau pagi ini Ayahnya bangun lebih cepat karena biasanya pun kalau di banguni dari tidur ketika dia mau minta izin untuk ke sekolah maka Ayahnya tidak pernah menjawab jadi dia merasa kalau Ayahnya masih butuh istirahat sebagaimana biasanya hingga dia memutuskan untuk pergi ke sekolah tanpa mau mengganggu istirahat Ayahnya namun kini Ayahnya ayahnya sudah bangun dan menahannya
"Oh Ayah sudah bangun, biasanya Ayah masih tidur kalau Anugrah pergi ke sekolah dan tidak akan bangun kalaupun Anugrah banguni untuk minta izin"
"Oh itu, iya ya maafin ayah nak tapi hari ini ayah mau antar kamu pergi ke sekolah tempat sekolah favorit anak Ayah"
"Benarkah Ya?"
"Iya, tunggu bentar ya, Ayah mau mandi dulu dan tidak terlambatkan karena hari masih pagi, dan lihat itu masih jam 6.00 pagi sedangkan sekolah masuk jam 7.00 pagi kan"
"Iya ya, Anugrah sudah tidak sabar untuk bisa cepat pergi ke sekolah"
"Ya Ayah tahu, itu serapan dulu ada Martabak yang Ayah beli untuk kamu tadi malam tapi kamu sudah tidur jadi Ayah simpan di tudung saji"
Ayahnya Anugrah membuka tudung saji yang ada di meja makan mereka yang sederhana sambil memperlihatkan Martabak yang masih di bungkus kertas yang biasa untuk Martabak
"Oh iya ya, Anugrah makan ya Yah"
"Iya habisi saja karena itu tinggal untuk bagian kamu"
"Makasih Yah"
Anugrah langsung menikmati Martabak yang di belikan Ayahnya dengan lahapnya karena memang dia benar-benar lapar karena tadi malam dia juga belum makan malam karena tidak ada yang akan di makan jadi dalam hitungan beberapa menit maka Martabak yang di beli Ayahnya sudah habis sedangkan Ayahnya terlihat sudah selesai dan berpakaian rapi dan tampil seperti tidak biasanya dengan rambut di sisir rapi dan wajah bersih tanpa kumis dan jenggot yang menghiasi wajah Ayahnya sebagaimana biasanya dan siap untuk mengantar anaknya
"Ayok kita berangkat, Ayah sudah siap untuk mengantar anak Ayahnya"
Anugrah terkejut melihat perubahan penampilan Ayahnya
"Ini ini Ayah kah?"
ttp semangat yaa💪💪😍