NovelToon NovelToon
Mimpi Ini Terlalu Indah

Mimpi Ini Terlalu Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Romansa
Popularitas:87
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

Ia adalah Echo bernama Jae, idol pria berwajah mirip dengan jake Enhypen. Leni terlempar kedua itu dan mencari jalan untuk pulang. Namun jika ia pulang ia tak akan bertemu si Echo dingin yang telah berhasil membuat ia jatuh cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Romansa Stabil

Apartemen di Hannam-dong itu berubah pelan-pelan sejak Leni pindah. Yang dulu terasa dingin dan kosong, kini lebih mirip ruang aman yang hanya milik mereka berdua. Tidak ada lilin romantis atau dekorasi berlebihan, tapi ada tawa, kehangatan, dan napas Jae yang selalu mencari keberadaan Leni.

Romansa mereka tidak seperti pasangan lain. Hubungan ini dibangun dari kebutuhan yang aneh namun tulus—Leni menstabilkan energi Jae, dan Jae memberi Leni rasa dimiliki di dunia yang bukan dunianya.

Jae semakin bergantung padanya dalam cara yang tidak membuat Leni merasa terbebani. Ia suka saat Jae menggenggam tangannya ketika mereka menonton film. Ia suka saat Jae melingkarkan tangan di pinggangnya dari belakang ketika ia bekerja. Setiap sentuhan itu bukan hanya kehangatan, tapi juga cara Jae mempertahankan dirinya sebagai Echo yang hidup.

“Aku harus pergi syuting hari ini,” kata Jae pelan suatu pagi. Ia terlihat rapi, rambutnya ditata, tapi ada sedikit keraguan di matanya.

Leni berdiri di depan pintu dan merengkuhnya. “Ambil energiku banyak-banyak. Kau tahu aku benci melihatmu jadi transparan.”

Jae tertawa kecil, suaranya lembut. “Kau seperti power bank hidup, CEO Leni.”

Leni memukul lengannya pelan. “Jangan bercanda.”

“Aku hanya butuh ini,” katanya. Ia mencium kening Leni lama-lama, seperti menyalin kehangatannya. “Aku akan cepat pulang. Dunia ini selalu terasa aneh kalau kau tidak ada.”

Leni menghela napas, tersenyum. Rutinitas seperti ini—Jae syuting, ia memimpin rapat dewan direksi, lalu pulang dan menstabilkan Jae yang kelelahan—membuat hidupnya terasa terisi. Jae pun sering membantu Leni, memanfaatkan koneksi industri filmnya untuk membuka jalan bagi proyek J-Cosmetic.

Mereka bekerja sebagai dua kekuatan yang anehnya saling melengkapi.

Ketika mereka menerima bahwa Gerbang Realitas tidak akan terbuka, Leni mengalihkan fokusnya. Ia tidak bisa pulang, jadi satu-satunya cara adalah membawa Ibunya ke Korea. Ia menyiapkan dokumen, menghubungi agensi imigrasi paling mahal, bahkan memanfaatkan posisinya sebagai pewaris resmi J-Cosmetic.

Namun, ketika ia menghitung ulang kemungkinan pergerakan energi, ia menemukan masalah baru—masalah yang bukan dari hukum manusia, tapi dari hukum dimensi.

Di ruang kerja kecil mereka, Leni duduk di samping Jae yang kini cukup stabil untuk berpikir jernih.

“Prosesnya jalan… tapi ada hal yang tidak bisa aku abaikan,” kata Leni sambil menunjukkan grafik. “Masalahnya bukan di imigrasi. Masalahnya di energi.”

Jae menoleh. “Energi apa?”

Leni menelan ludah. “Ibu adalah jangkar emosiku di dunia aslimu. Dan Kim Leni di sana… dia menggantikan posisi yang kutinggalkan. Kalau aku menarik Ibu ke sini, itu akan menciptakan tarikan energi yang besar sekali.”

Jae menegang. “Tarikan yang memicu Resonansi?”

“Lebih buruk.” Leni menatapnya. “Ini bisa menciptakan kekosongan di dunia sana. Dan kekosongan itu akan menarik Kim Leni kembali ke posisinya—ke J-Cosmetic.”

Jae termenung. “Kalau begitu… kau kembali ke sana, dan dia ke sini. Bukankah itu seimbang?”

Leni menggeleng. “Tidak. Karena Resonansi di antara kalian berdua akan membunuhmu.”

Jae terdiam. Sorot matanya langsung meredup.

Leni melanjutkan, suaranya lirih, “Kau punya ikatan emosional denganku. Sangat kuat. Tapi Kim Leni di dunia aslimu juga punya ikatan—ikatan asli yang tertanam sebelum aku datang. Dua Resonansi itu akan saling tarik. Dan Echo yang lebih lemah… akan hancur.”

Jae tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menatap Leni seolah dunia runtuh.

Leni mengusap pipi Jae lembut. “Aku tidak bisa kehilanganmu. Aku tidak akan mengambil risiko itu.”

Malam itu, mereka duduk berdua di sofa dalam diam. Tidak ada musik. Tidak ada film. Hanya napas Leni dan Jae yang saling bersahutan.

Leni tahu apa yang harus ia lakukan. Dan ia tahu keputusan itu tidak adil bagi dirinya sendiri.

“Kita batalkan sementara proses migrasi Ibu,” katanya akhirnya. Suaranya tenang tapi jelas terasa tremor kecil. “Aku akan cari cara lain untuk menghubungi beliau. Mungkin lewat jalur komunikasi… atau lewat bantuan seseorang di dunia itu. Tapi bukan perpindahan fisik.”

Jae menariknya ke pelukan. Pelukan yang hangat. Pelukan yang terasa manusia banget.

“Terima kasih,” bisiknya. “Terima kasih sudah memilihku.”

Leni menutup matanya, membenamkan wajah di dada Jae.

Ia mencintai Ibunya. Ia rindu rumah. Tapi ia juga mencintai Jae—dengan cara yang membuatnya rela mengorbankan jalan pulang.

Di dunia yang bukan miliknya, Leni akhirnya menemukan alasan untuk bertahan. Dan di tubuh yang seharusnya hanya sebuah gema, Jae menemukan kehidupan.

Realitas itu mungkin salah. Takdir mereka mungkin aneh.

Tapi untuk pertama kalinya, keduanya merasa:

ini rumah.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!