Xiao Chen, terlahir tanpa bakat sehingga ia sangat sulit berkembang. Dan pada akhirnya kehilangan ibunya.
Ketika ia sekarat dan akan mati. ia mendapatkan sebuah kristal aneh yang membuat dirinya kembali ke masa lalu untuk menghilangkan semua penyesalan.
Simak kisah perjuangan Xiao Chen dalam menghadapi kekejaman dunia terhadap orang tanpa bakat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Kabar mengejutkan
Setelah kembali ke rumah, Xiao Chen segera memperkenalkan Ye Han kepada ibunya.
Ibu Xiao Chen, yang terbaring lemah, menyambut Ye Han dengan senyuman manis dan hangat—senyum yang penuh dengan kebaikan murni. "Jangan sungkan untuk memanggil Ibu seperti orang tuamu sendiri, Nak."
Ye Han diam, hanya mengangguk pelan. Ia memang jarang berbicara, tetapi perlakuan tulus dari Ibu Xiao Chen membuat hatinya yang beku mulai terisi oleh kehangatan yang asing.
Setelah itu, Xiao Chen membawa kedua adiknya ke halaman belakang, yang sedikit tersembunyi di balik pohon, untuk memulai latihan fisik.
"Dengarkan aku, wahai adik-adikku!" seru Xiao Chen dengan nada komandan militer. "Mulai sekarang, kita akan memulai latihan super berat! Jun Fei, karena kau menggunakan pedang, fokuslah memperkuat inti dan tanganmu. Sekarang, lakukan push-up sebanyak seratus kali! Sedangkan kau, Ye Han, fokus pada stamina dan kecepatan. Kau akan berlari mengelilingi area ini sebanyak sepuluh putaran penuh!"
Jun Fei dengan semangat langsung melaksanakan perintah itu. Sementara Ye Han berdiri diam beberapa saat, menatap Xiao Chen yang serius, lalu ia mengangguk dan mulai berlari.
Tentu saja, Xiao Chen tidak hanya memerintah. Ia duduk bersila, memulai kultivasinya selama satu jam penuh, mencoba menghabiskan sisa Qi di Batu Kultivasi.
Ia membuka mata, kekecewaan tergambar di wajahnya. "Sial! Lagi dan lagi, aku hanya meningkat sedikit. Bakat ini sungguh menyebalkan!"
Xiao Chen bangkit dan mulai melakukan latihan fisik brutal—melakukan push-up dua kali lipat dari Jun Fei. Dengan mati-matian, ia melakukannya hingga otot-ototnya menjerit. Setiap tetes keringat dan rasa sakit adalah bara api yang membakar semangat juangnya. Ia tidak akan menyerah.
Ketika Jun Fei dan Ye Han telah selesai dengan tugas mereka dan sedang beristirahat, Xiao Chen masih sibuk dengan latihan beratnya. Setelah beberapa jam melakukan push-up dan sit-up, Xiao Chen beralih dan berlari mengelilingi area sekitar sebanyak dua puluh kali tanpa henti.
"Kak, kenapa Kak Xiao Chen tidak beristirahat? Sepertinya dia sudah kelelahan parah." Ye Han berbicara kepada Jun Fei, ini adalah kalimat terpanjang yang pernah ia ucapkan.
Jun Fei menoleh, lalu dengan senyuman yang menyiratkan kekaguman absolut, ia menjawab, "Itulah Kak Xiao. Dia memang luar biasa. Dia tahu batas dirinya, tetapi dia selalu memaksa melebihi batas itu. Ayo, kita ikuti dia. Jika dia dapat bekerja sekeras itu, kita juga pasti bisa!"
Jun Fei dan Ye Han berdiri, meskipun tubuh mereka sudah pegal, dan mulai berlari mengikuti Xiao Chen dari belakang. Mereka melakukan pelatihan fisik sampai sore.
Xiao Chen akhirnya berhenti berlari. Ia membaringkan tubuhnya di rumput yang dingin bersama kedua adiknya.
Sambil menatap langit yang mulai jingga, Xiao Chen tertawa. "Hahaha! Untuk hari ini kita latihan segini dulu. Tubuh kalian harus beradaptasi." Ia bangun dan mengelap keringat di wajahnya. "Ayo kita pulang. Seharusnya Tabib Zhou akan datang sebentar lagi."
"Baik, Kak!" Jun Fei berdiri dan membantu Ye Han untuk berdiri. Mereka pun berjalan bersama sambil bercanda, menuju gubuk.
Benar saja, ketika sampai di rumah, mereka melihat seorang pria tua berjanggut putih dengan jubah putih, Tabib Zhou, sedang berdiri di depan gubuk mereka.
Xiao Chen berlari, diikuti oleh kedua adiknya. "Tuan Zhou! Akhirnya Anda datang!" sapa Xiao Chen dari belakang.
Tabib Zhou berbalik dan melihat ketiga anak itu penuh keringat dan kotoran. "Kalian habis berlatih fisik ya? Luar biasa semangat kalian."
Setelah sedikit berbincang, Xiao Chen mempersilakan Tabib Zhou untuk masuk.
Di dalam, mereka bertemu dengan Ibu Xiao Chen yang terbaring lemah. Xiao Chen dan yang lain berdiri di samping, diselimuti rasa penasaran dan khawatir.
Tabib Zhou tampak serius dalam mengecek kondisi sang ibu. Ia memeriksa detak jantung, meraba pergelangan tangan, dan menekan beberapa titik akupuntur.
Setelah memeriksa, ia tampak berusaha keras menyembunyikan perasaan sedih dan kasihan di matanya.
"Nyonya Shua, untuk beberapa waktu cobalah keluar rumah dan menjemur diri di pagi hari, ya. Saya yakin Nyonya pasti dapat membaik." ucap Tabib Zhou kepada Ibu Xiao Chen, memberikan harapan palsu yang baik. Ia kemudian memberikan beberapa pil obat herbal dan ramuan untuk mengurangi rasa sakit.
Ia memanggil Xiao Chen dan kedua adiknya untuk keluar, menuju halaman yang sunyi.
"Bagaimana keadaan Ibu saya, Tuan? Dia baik-baik saja, kan? Dia pasti sembuh, kan?" tanya Xiao Chen, napasnya tertahan.
Dengan ekspresi campur aduk antara simpati dan profesionalisme, Tabib Zhou menjelaskan. "Sebenarnya aku tidak ingin memberitahu kalian tentang ini karena kalian masih anak-anak. Tapi karena hanya kalian keluarga yang Nyonya Shua miliki, aku terpaksa memberitahukan ini."
"Jadi begini... Nyonya Shua menderita Penyakit Langka!"
Mata Xiao Chen melotot tidak percaya. Ini adalah momen yang paling ia takuti di kehidupan masa lalunya.
"Aku mengerti perasaanmu, Nak. Tapi inilah kenyataannya. Di dalam tubuh Ibumu ada semacam akar aneh yang tercipta karena... terakumulasinya Esensi Qi Yin dari lingkungan yang sangat lembap dan kotor selama bertahun-tahun. Penyakit ini kami sebut sebagai Akar Naga Hitam (Xuanlong Gen)."
Tabib Zhou menghela napas berat. "Penyakit ini perlahan mengikat jantung dan meridiannya, menguras energi hidupnya. Sifat penyakit ini sangat ganas, dan obat yang kubawa hanya bersifat meredakan rasa sakit dan memperlambat gejala penyebaran, bukan menyembuhkan."
"Lalu... apa penawarnya, Tuan Zhou?" tanya Xiao Chen, suaranya tercekat.
Tabib Zhou menatap lamat-lamat. "Penawarnya... secara teori, penawarnya adalah ramuan tingkat tinggi yang dibuat dari Daun Pelindung Kehidupan (Longevity Leaf). Namun, tanaman langka itu sudah punah di Benua Timur ini. Keberadaan terakhirnya... tidak diketahui."