NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:111.7k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 1 ~ Silsilah

Selamat datang di kisah cinta istana versiku ❤️🥀

Monggo duduk di tempatnya masing-masing, Warning!! Cerita ini hanya fiktif belaka, murni hasil imajinasi penulis semata ya, jika ada kesamaan nama, gelar, tokoh, latar, tempat, sejarah dan semacamnya. Itu hanya sebuah kebetulan dan diciptakan sebagai penghidup kisah semata. Tidak untuk mencolek atau menyangkut-pautkan dengan instansi, lembaga dan daerah tertentu 🙏🙏

Note: untuk gelar kita tidak usah sama persis dengan real, sebab ini hanya cerita imajinasi dan fiktif saja 🙏

Bagi yang sudah membaca bab awal, mohon untuk diteruskan sampai selesai ya atau tidak sama sekali membaca sebab itu akan mempengaruhi retensi karya. So, happy reading, semoga suka 🥰🥰

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Aku ingin mencintaimu dengan hebat. Sehebat mentari menyinari bumi.......

...Sehebat langit yang membiru untuk pagi......

...Sehebat batu karang yang kokoh menerjang lautan......

...Gusti Raden Bagus Amar Kertawidjaja...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...🥀Kasepuhan kota udang🥀...

🥀Gusti Raden Mas Harya Bratarana Kertawidjaja ❤️ Gusti Raden Ayu Jembar Kasih (permaisuri)

Gusti Raden Bagus Bahureksa Kertawidjaja (putra pertama)

Gusti Raden Bagus Amar Kertawidjaja (putra ketiga)

Gusti Raden Ajeng Andayani Kertawidjaja (putri kelima)

🥀Gusti Raden Mas Harya Bratarana Kertawidjaja 🩵 Nyai Raden Ayu Mahiswar (selir)

Raden bagus Somantri Kertawidjaja (putra kedua)

🥀Gusti Raden Mas Harya Bratarana Kertawidjaja 🩵 Nyai Raden Ayu Anarawati (selir)

Raden bagus Wardana Kertawidjaja (putra keempat)

Oke, sampai sini unjuk tangannya siapa yang mau jadi selir keempat??😆😆😆

Bangunan yang tiang-tiangnya nampak baru saja di cat ulang itu menjadi saksi bisu saat....

*Prankkk*!

3 pasang kaki anak lelaki berlarian menendang bola di dalam keraton. Arah lari ketiganya mulai berubah jadi berhamburan tak karuan ketika para abdi dalem mulai berseru, *lagi*.

"Aduh, den bagus...sudah guci yang ke 3 kepunyaan gusti kanjeng ayu." Para biyung dan ambu sudah menatapnya gamang, bersama dengan kehebohan mereka membereskan itu.

"Maaf biyunggg!" teriak Amar sementara Somantri sudah tertawa sambil berlari panik.

"Ngumpet...ngumpet! Kalo ayahanda dan ibunda tau pasti kena hukum!"

"Lagian kakang Reksa nendangnya tidak kontrol!" ujar Somantri.

"Ck, ahhh!" cebik Reksa sementara Amar sudah tertawa-tawa, " skor tetap 3-1 ya kang?!"

"Reksa!!! Somantri! Amar!!!"

Lantas mereka berlarian, dengan Bahureksa yang paling kencang berlari dan bersembunyi. Sementara kedua adiknya, Amar dan Somantri ia tumbalkan saja paling belakang.

"Cari mereka!" pinta ayahanda saat laporan dari ibunda dan para biyung.

Amar tertawa saat ayahanda berhasil menangkap ketiganya, padahal kedua kakaknya sudah memasang tampang tegang.

"Siapa dari kalian bertiga? Amar lagi? Tidak mungkin Wardana." tanya ayahanda. Digelengi Amar, "kakang Reksa." Tunjuknya ke samping.

Bahureksa menggeleng dan menuduh Amar, "Amar," lalu ia memelototi Somantri yang menurut saja, "Amar, ayahanda." Cicit Somantri tak berani pada Reksa. Amar mendengus sumbang, damnnn! Kakang Reksa, kakang Somantri, ini namanya perundungan! "Enak saja. Kakang Somantri jujur atuh, kang! Liat ayahanda...Kakang Reksa melototin kang Somantri." Tuduhnya tak terima, sementara kedua kakaknya itu sudah menunduk.

Namun ujung-ujungnya Ayahanda tetap menghukum ketiganya di perpustakaan, selain membaca sejarah babad, namun kedua telapak tangan mereka kena jepret dari sabuk ayahanda juga.

Somantri terima dan pasrah, sementara Reksa...ia sudah mengetuk-ngetuk keningnya merasa pusing dengan semua materi dan pelajaran yang terlalu banyak untuk anak-anak seukuran mereka. Belum lagi rasa panas dan perih di punggung tangannya yang baru saja di cambuk ayahanda.

Namun Amar, ia duduk anteng saja, "ayah...."

"Ya?" lirik sang pimpinan tertinggi ini, tatapannya tajam, kharisma tak terbantahkan begitupun dengan segala yang melekat di dirinya, jiwa ningrat dan pemimpinnya jelas mampu membuat rakyat percaya pada kasepuhan.

"Jadi...prabu Niskala Wastu Kencana itu tidak ikut saat perang Bubat berlangsung? Yang menghabisi seluruh rombongan kerajaan Galuh-sunda?"

"Tidak. Karena usianya masih 9 tahun ketika itu." Jawab sang ayah, "dia pewaris tahta terakhir kala itu, tapii...dinobatkan menjadi raja di usianya yang ke 23 tahun."

Somantri dan Reksa melirik dengan wajah tak percaya, bisa-bisanya Amar masih bisa fokus dan terlihat senang sekali mengerjakan hukuman dari ayahanda ini, padahal mereka sudah malas dan muak, boro-boro mau membaca.

Ketiganya sudah selesai menjalani hukuman. Reksa melihat kedua punggung tangannya, "shhh, aku akan minta biyung untuk kasih plester." Ucap Reksa diangguki Somantri, "kan, apa saya bilang...harusnya kita main di taman atau pelataran saja, kang. Jadi kena hukum ayahanda lagi." omelnya.

Amar hanya mendengus, " ah, Cemen. Akang-akang baru dihukum segini, anggap saja ini pelajaran untuk lelaki..." langkah-langkah para remaja SMP dan SMA ini berbelok melewati beberapa ruang kaputren dimana setiap kaputren dilengkapi dengan ruang beristirahat para biyung atau ambu.

"Biyung!" panggil Reksa saat seorang abdi dalem perempuan melintas.

Ia menunduk sopan, "iya den bagus?"

"Saya mau minta obat merah dan plester untuk ini..." ia memperlihatkan lukanya.

"Oh, iya *mangga* den. Biyung ambil sekarang, mau diobati dimana lukanya?" tanyanya.

Kemudian Somantri menunjuk salah satu gazebo di dekat sana, dimana taman-taman kecil tersedia di setiap kompleks kaputren membuat sejuk dan segar mengisi kasepuhan ini.

"Iya den bagus."

Reksa dan Somantri berbelok dan menepi sejenak, Amar...ia ikut saja dengan kedua kakangnya itu berhubung tak ada lagi yang akan ia lakukan, ditambah, kenapa tidak... luka-lukanya ikut diobati juga.

Matanya mengedar demi mencermati posisi mereka berada, "kang. Kenapa tidak minta di dekat kaputren ibunda saja atau kaputren kita?" tanya Amar, memang dasarnya ia pecicilan dan tak mau diam, ia bahkan sudah naik ke atas gazebo dan tiangnya...entahlah apa yang ia cari, dibanding kedua kakaknya yang sudah duduk manis di gazebo.

Matanya langsung membeliak saat menemukan temuan yang cukup membuat matanya silau, "kang...kang...sini!"

"Apa? Ada apa?" tanya Reksa berhasil menoleh bersama Somantri. Reksa sudah menyusul dan mengikuti adik kandungnya itu untuk naik ke atas gazebo, menyembulkan kepala dari balik tembok tinggi dimana....

"Waduhhhh," refleks Reksa.

"Apa kubilang, ini kan dekat ruang istirahat para biyung. Ini bilik kamar mandi para biyung? Baru tau saya .." tanya Amar namun kemudian ia turun dan tak meneruskan hal me sum berbau kriminal itu.

Reksa yang awalnya kaget, justru keasikan mengintip, "Mantri... sini, Amar dapat temuan bagus..."

"Apa?" tanya Somantri ikut naik, dan...

"Astagaaa...." lirih Mantri melongo sudah berjinjit.

"Kang, biyung kang!" bisik Amar melihat kedatangan biyung tadi sembari membawa obat.

Segera Reksa dan Somantri turun, "kerasa ngga kang?" tanya Amar ditanyai oleh Reksa, "apanya?" tanya Reksa.

"Kok punya saya cenat-cenut?" akui Amar.

Reksa sudah tertawa begitupun Somantri, "kamu ini....saya sudah basah malah."

Amar tertawa, "apanya kang? Maksud saya luka di punggung tangan bukan yang itu, da rahnya juga sudah kering."

Ketiganya tertawa, namun kemudian Amar mengangguk, "tandai kang, para biyung muda mandi jam segini."

Hahahaha!

.

.

.

Notes :

Asmarandana itu api cinta, api asmara. Atau bisa diartikan tembang/sajak yang biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang perasaan cinta, perasaan sayang, rasa pilu, sedih atau prihatin.

1
Ria
sikapnya kok jauh ya sama namanya... "jembar kasih"..... kok gak di kasih nama
" jembar kisruh" aja si teh🤭🤭🤭😂😂😂🙏
Mira Mira
pantas saja pas sasi jatuh cinta amih sekar selalu nangis tiap malam segitu sakit hati nya sama omongannya raden ayu/Cry//Cry/
Miko Celsy exs mika saja
sedih bgt jd sekar,,,ya bgtulah gak jaman dl gak jaman sekarang,orang yg kelebihan byk yg memandang rendah orang yg tak berpunya,meskipun skrng jg byk orang yg berlebih tdk memandang buruk ke yg tdk berpunya bahkan sdh byk yg benar2 merangkul dam memandang setara antra hg berpunya dan tidak
isni afif
😻😻🥰☺️☺️🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh.....sin...🫰🫰🫰🫰🫰
Attaya Zahro
Jangan suka meremehkan..nyatanya selir suamimu juga seorang ronggeng 😏😏
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
DozkyCrazy
haddeh kangjenk mamih Dateng
Fitria Syafei
Yang sabar ya Sekar 🥹 Amar kejar terus ambil hatinya 👌 Kk cantik terimakasih 😘
Attaya Zahro
Meski anda membuat rencana indah tapi kalo Alllah tidak meridhoi,semua tak akan terwujud.Ingat..manusia hanya bisa merencanakan tapi tetap Allah yang menentukan,cam kan itu kanjeng.Kalo anda ingin dihormati maka jangan berlaku semena-mena kepada orang lain
'Nchie
sombong amat dah bunda ini🤭🤭
Maria Kibtiyah
emang kasian yg jd mantu sekar contoh ya alvaro
Attaya Zahro
Katanya orang berpendidikan tapi mulutnya bak sampah,asal jeplak aja.Kalo berpendidikan harusnya tau etika dan tata krama 👊👊
𝐙⃝🦜ᵏᵉʳᵃᵏ_🆂🆄🅻🆃🅸🅽
nenek lampir, hanya karena Menak jadi bisa menghina orang lain sebegitu nya, menganggap orang lain sebagai tikus
Attaya Zahro
Seharusnya sebagai Raden Ayu bersikaplah yang bijak dan jangan merendahkan seseorang hanya karena derajat yang berbeda karena pada sejatinya dimata Tuhan semua sama.Jangan mentang² punya kekuasaan lantas bersifat angkuh dan sombong.Ingatlah didunia ini tak ada yang kekal abadi,roda kehidupan pasti berputar.Selagi berada diatas bertindaklah yang bijaksana karena suatu saat pasti akan dibawah juga.
isni afif
🥰🥰😻😻☺️🤭🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh sin....
Helmi Yulianto
bagus banget👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!