NovelToon NovelToon
Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:670
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

********

Setelah hari mulai menjelang sore, barulah keduanya menyudahi kegiatan bersenang senang di tempat itu.

" Baju kita benar benar sangat basah, gimana kita pulangnya? " tanya Edo bingung.

" Ntar juga kering sendiri, tapi dokter senang nggak? " jawab Suina sambil bertanya.

" Em! terima kasih Suina, ini kali pertamanya saya merayakan ulang tahun saya. maaf jika sudah merepotkanmu hari ini. " jawab Edo tersenyum.

" Ah nggak masalah, hari kan hari berarti untuk dokter, apalagi ulang tahun adalah hal yang paling berkesan di keluarga aku. jadi sudah menjadi kebiasaanku untuk merayakannya, apalagi kita kan teman. " jawab Suina senang.

Edo tersenyum mendengar penuturan gadis itu, karena merasa terkesan dengan pemikirannya.

ACHUU!! ACHUU!! ACHUU!!

Seketika Suina langsung bersin merasa kedinginan, karena bajunya yang masih sangat basah di tambah angin pantai yang semakin kencang.

Melihat itu, Edo langsung menarik tanganya mengajak Suina menuju salah satu toko pakaian yang tidak jauh dari area pantai.

" Kita mau kemana? " tanya Suina bingung.

" Cari baju ganti. " jawab Edo.

" Kita bisa sakit kalau harus menggunakan pakaian basah seperti ini untuk pulang. " lanjut Edo.

Sesampainya di dalam, Edo mulai mencarikan pakaian yang menurutnya cocok untuk Suina.

" Cobalah. " ucap Edo memberikannya beberapa model pakaian.

" Satu aja dok, aku takut nanti pakaiannya kotor jika aku harus mencobanya semua. " jawab Suina.

" Baiklah, yang ini saja. " ucap Edo memilihkannya dres selutut berwarnah biru muda.

Dengan cepat Suina menuju ruang ganti untuk mencobanya.

Sembari menunggu Suina selesai, Edo juga mencari pakaian yang akan ia gunakan.

Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dengan menggunakan pakaian yang Edo berikan.

Penampilan Suina dengan pakaian itu membuat Edo merasa terpukau.

" Gimana dok? bagus nggak? " tanya Suina yang meminta pendapatnya.

" E-em! ba-bagus! " jawab Edo terbata bata mengendalikan ekspresinya.

Suina benar benar terlihat sangat cantik dengan dres biru muda itu.

Setelah membayar semua pakaian ganti mereka, kini keduanya sudah berada di dalam bus untuk pulang.

Di dalam bus, Suina baru bisa sibuk dengan ponselnya melihat lihat hasil gambar yang ia ambil di pantai tadi menggunakan ponsel Edo.

Mereka benar benar terlihat sangat senang menikmati setiap wahana air yang ada di sana, bahkan hampir di semua foto itu. Edo tersenyum lebar.

Sementara Edo terlihat menyandarkan kepalanya kebelakang kursi sambil menutup matanya.

Melihat tidak ada suara dari pria itu, Suina langsung meliriknya.

Seketika ia tersenyum melihat Edo sudah tertidur.

" Dokter pasti lelah ya. " gumam Suina.

Suina terus saja memperhatikan wajah tampan pria itu.

Kemudian tiba tiba ia teralih dengan tangan Edo.

" Wah.. tanganya benar benar putih banget, beda dengan tangan aku. " gumam Suina sambil menyandingkan tanganya dengan tangan Edo.

Terlihat perbedaan yang cukup mencolok, karena Edo memang memiliki kulit putih bersih. sedangkan Suina memiliki kulit yang sedikit gelap karena suka bermain di pantai ketika masih tinggal di bali dulu.

Satu jam kemudian, mereka tiba di pusat perbelanjaan di mana mobil Edo berada.

" Sebentar ya dok, aku mau beli sesuatu dulu di dalam. dokter tunggu di mobil aja. " ucap Suina yang langsung masuk kedalam mall.

Edo pun menunggu gadis itu di dalam mobil.

Beberapa menit kemudian, Suina datang sambil membawa paper bag yang cukup bersar di tanganya.

" Yuk dok. " ucap Suina begitu duduk di kursi samping Edo.

" Kamu beli apa? " tanya Edo penasaran.

" Bukan apa apa. " jawab Suina yang tidak ingin Edo tau.

" Ya udah deh, kita pulang sekarang? " tanya Edo.

" Em! " jawab Suina mengangguk.

Edo pun mulai melajukan mobilnya menuju kediaman gadis itu.

Sejam kemudian, mereka tiba.

Suina segera turun dari memobil sambil memeluk paper bag yang ia beli di mall tadi.

" Terima kasih untuk hari ini, saya benar benar merasa sangat senang. " ucap Edo.

" Em! dokter senang aku juga ikut senang. " jawab Suina tersenyum lebar.

" Ya udah, masuk sana. " ucap Edo.

" Kalau gitu ini untuk dokter, selamat ulang tahun. " ucap Suina sambil memberikan paper bag itu pada Edo.

Edo pun langsung terkejut.

" Untuk saya? " tanya Edo kaget.

" Em! hadiah ulang tahun untuk dokter. " jawab Suina.

" Ya udah deh, aku masuk dulu. dokter hati hati pulangnya. bye.. bye... " lanjut Suina masuk kedalam tidak lupa melambaikan tanganya pada Edo.

Edo terus tersenyum melihat hadiahnya yang di berikan Suina.

Sesampainya di rumah, ia langsung membuka hadiah itu karena penasaran dengan isinya.

Dan ternyata Suina membelikannya sebuah sepatu berwarna putih sebagai hadiah ulang tahunnya.

Edo benar benar sangat senang mendapatkan hadiah ulang tahun pertamannya.

" Dia punya selera yang bagus. " gumamnya yang sangat menyukainya.

" Tapi kok dia tau ukuran sepatuku ya? " gumam Edo penasaran.

Tiba tiba si putih datang menghampirinya sambil mengeluskan kepalanya pada sepatu yang Edo gunakan itu.

" Kamu juga menyukainya? " ucap Edo pada kucing itu.

Seharian menghabiskan waktunya bersama Suina, membuat Suasana hati Edo benar benar baik.

Bahkan ia bisa melupakan sejenak masalah yang sedang memenuhi fikirannya.

Hari ulang tahun yang biasanya selalu sepi, hari ini sangat berwarna karena gadis itu.

Sehingga membuat Edo tidak henti hentinya tersenyum.

Keesokan harinya, setelah selesai dengan jadwal operasinya.

Tiba tiba sus Mia datang menghampirinya.

" Dok! " panggil sus Mia.

" Iya sus. " Edo yang sedang melepaskan seragam operasinya.

" Calon tunangan dokter datang kesini, dia sedang berada di ruangan dokter sekarang. " ucap Sus Mia.

" Calon tunangan? siapa sus? " tanya Edo kaget.

" Itu loh, prof Cindi. " jawab Sus Mia.

Raut wajah Edo langsung berubah mendengar nama gadis itu.

" Baiklah sus, saya akan segera kesana. " jawab Edo.

Beberapa menit kemudian, Edo tiba di ruang kerjaanya.

Di lihatnya Cindi sedang duduk di sofa yang ada di ruangannya menunggunya.

" Maaf prof, saya baru selesai melakukan operasi. " ucap Edo.

" Nggak apa apa dok, seharusnya saya yang minta maaf. karena datang di jam kerja dokter. " jawab Cindi.

" Oh ya, aku datang kesini karena ingin memberikan ini. " ucap Cindi sambil memberikan Edo sebuah buket bunga matahari dan juga sebuah stetoskop bermerek.

" Selamat ulang tahun walupun aku sedikit terlambat memberikannya. " lanjut Cindi.

" Terima kasih dok. " jawab Edo menerimannya.

" Aku harap dokter menggunakan alat itu ketika dokter sedang bekerja, dan juga untuk bunga ini. aku sengaja memilih bunga matahari, karena memiliki arti kesuksesan yang sangat mendalam. dulu dokter juga pernah mengirimkan aku sebuket bunga mawar besar, dan aku benar benar sangat menyukainya. "  ucap Cindi.

Edo hanya tersenyum mendengarnya, karena ia merasa hidungnya mulai gatal akibat serbuk sari dari bunga itu.

Sementara di luar, Sus Mia dan Iyan tengah memperhatikan mereka diam diam.

" Oh ya, kemarin dokter kemana? aku kerumah dokter tapi dokter nggak ada. " tanya Cindi penasaran.

" Saya.. " jawab Edo terhenti, karena ia sudah tidak bisa menahan lagi.

ACHUU!! ACHUU!!

Seketika pria itu langsung bersin bersin karena merasa hidungnya semakin gatal.

" Maaf prof. " ucap Edo menutup hidung dan mulutnya karena merasa tidak enak.

Tiba tiba sus Mia masuk dan langsung mengambil buket bunga itu, begitu melihat Edo mulai bersin bersin.

" Ini tisunya dok. " ucap Sus Mia sambil menjauhkan bunga itu.

" Terima kasih sus. " jawab Edo.

" Maaf bunganya saya bawa keluar, Dr.Edo alergi dengan serbuk sari. " ucap sus Mia kemudian langsung keluar membawa bunga itu.

Cindi pun kaget mendengarnya.

" Maaf dok, aku benar benar nggak tau. " ucap Cindi yang merasa sangat bersalah.

" Nggak kok prof, itu bukan salah profesor. " jawab Edo tidak menyalahkannya.

" Terus bunga yang dokter kirimkan dulu? itu bukan dokter sendiri yang mengirimkannya? " tanya Cindi penasaran.

" Itu ayahku, dia yang mengatur pertemuan untuk kita. " jawab Edo jujur.

Raut wajah Cindi pun langsung berubah kesal mendengarnya.

Karena sejak awal tau jika bunga itu dari Edo, ia benar benar merasa sangat senang.

" Maaf, ini kesalahanku karena tidak tahu apa apa. tolong beritahu orang tuamu untuk berhenti mengirimkanku bunga. " ucap Cindi.

" Saya minta maaf. " jawab Edo yang merasa tidak enak.

Cindi sedikit merasa kesal, karena hanya kalimat itu yang terus keluar dari bibir Edo setiap kali mereka bersama.

" Jika suatu hari nanti kita akan bersama, apakah dokter akan terus meminta maaf padaku? " tanya Cindi penasaran.

" Jika hal itu terjadi, mungkin saya akan menjadi pasangan yang buruk untukmu, bahkan saya tidak bisa membuat profesor tersenyum setiap kali kita bersama. " jawab Edo.

" Tapi menurut pengamatanku, setiap kali dokter bersama gadis itu. dokter selalu tersenyum, apakah dokter mera nyaman berada di dekat gadis itu? " tanya Cindi yang menyinggung soal Suina.

" Itu berarti profesor mengerti seperti apa saya terhadap gadis itu. " jawab Edo yang langsung berterus terang.

Cindi langsung merasa tersinggung mendengar jawaban Edo.

" Aku minta maaf. " ucap Cindi.

" Bukan hanya saya yang selalu meminta maaf, tapi profesor juga. setiap kali kita bersama, kalimat itu selalu terucap entah itu dari saya ataupun prof sendiri. " jawab Edo.

" Saya hanya ingin prof bahagia bersama orang yang bisa mengerti dan bisa membuat prof tersenyum. tanpa harus menuruti perintah orang tua. " ucap Edo.

" Perintah orang tauku tidak akan bisa mengendalikan keinginanku sendiri. " jawab Cindi.

" Apa profesor menyukai saya? " tanya Edo yang tidak ingin basa basi lagi.

Cindi langsung tersenyum mendengarnya.

" Tentu saja. " jawab Cindi yang memang tertarik dengan Edo.

" Kenapa? " tanya Edo penasaran.

" Karena dokter merupakan alasan terbaik untuk orang tuaku. " jawab Cindi.

" Hanya itu? " tanya Edo lagi.

" Em! mungkin itu terdengar cukup bodoh bagi sebagian orang, tapi itulah yang aku inginkan untuk saat ini. " jawab Cindi.

" Asal dokter tau, saat ini aku benar benar membenci diriku sendiri karena telah jatuh cinta pada seorang pria. Cinta membuatku menyedihkan karena kehilangan identitas diriku yang sebenarnya, orang yang sedang jatuh cinta akan rela melakukan apa saja untuk mencapai apa yang ia inginkan. itu sebabnya aku menyukai saat dokter bersikap cuek dan dingin padaku, dengan hal itu. aku bisa mengontrol perasaanku sendiri. " lanjut Cindi sambil mengenggam tangan Edo.

" Apa prof serius dengan hal ini? " tanya Edo.

" Kenapa dokter bertanya? " tanya Cindi bingung.

" Karena alasan prof menyukai saya hanya bersifat sementara, alasan seperti itu tidak akan bertahan lama. ketika prof benar benar menyukai saya, hal itu harus berasal dari dalam hati prof sendiri. saya tidak menyalahkan prof, karena ini mungkin bukan keinginan prof juga, untuk terjebak dalam situasi seperti ini. hanya saja, saya ingin prof bersama seseorang yang benar benar bisa membuat prof merasa nyaman bahkan bisa tertawa lepas tanpa ada paksaan. seseorang yang selalu ada di samping prof setiap kali prof merasa sedih maupun senang, seseorang yang bisa mengerti seperti apa diri prof sebenarnya. hidup dengan orang yang membosankan seperti saya, tidak akan membuat prof merasa nyaman. karena diri kita masing masing punya tujuan yang berbeda. " jelas Edo panjang lebar.

" Prof wanita yang cerdas dan berwibawa, sudah sepantasnya prof mendapatkan pendamping hidup yang sepadan juga. " lanjut Edo memberikan pengertian padanya.

Mendengar penuturan pria di hadapannya itu, membuat Cindi mulai berfikir dan mencerna kata katanya.

Semua yang Edo katakan benar benar membuatnya langsung terdiam.

Karena selama ini Cindi hanya perduli tentang ambisinya untuk membuat orang tuanya bangga, tanpa memikirkan keinginan dan perasaannya sendiri.

Ia rela melakukan apa saja, bahkan menuruti setiap permitaan mereka. asalkan hal itu membuat orang tuanya senang.

###NEXT###

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!