NovelToon NovelToon
TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Sudah 12 tahun sejak Chesna Castella Abram tidak lagi pernah bertemu dengan teman dekatnya saat SMA, Gideon Sanggana. Kala itu, Gideon harus meninggalkan tanah air untuk melakukan pengobatan di luar negeri karena kecelakaan yang menimpanya membuat ia kehilangan penglihatan dan kakinya lumpuh, membuatnya merasa malu bertemu semua orang, terutama Chesna. Di tahun ke 12, saat ia kini berusia 27 tahun, Gideon kembali ke tanah air, meski kakinya belum pulih sepenuhnya tapi penglihatannya telah kembali. Di sisi lain, Alan saudara kembar Chesna - pun memiliki luka sekaligus hasrat mengandung amarah tak terbendung terhadap masa lalunya sejak lima tahun silam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Tawa dua pria itu sudah mereda, menyisakan suasana yang lebih tenang. Alan bersandar di kursi, memainkan cincin di jarinya dengan tatapan kosong.

Gideon menyandarkan tongkatnya, menatap sahabat lamanya itu dengan ekspresi yang mulai serius.

“Kalau sepupuku sampai membuatmu kelimpungan begini, berarti ada sesuatu yang besar dia sembunyikan, Shenia nggak pernah main-main, Al. Kalau dia nekat, pasti ada alasan berat.”

Alan menatap Gideon. “Jadi Kau tahu di mana dia sekarang?”

Gideon menggeleng. “Shenia itu kadang seperti bayangan. Kalau dia ingin hilang, bahkan polisi pun bakal kesulitan menemukan jejaknya.”

Alan menghela napas panjang. “Entahlah. Tapi sejak hari itu, aku merasa seperti sedang dicurangi. Dia pergi tanpa menjelaskan apa pun, dan sekarang aku bahkan nggak tahu harus marah atau cemas.”

Gideon berpikir sejenak, "Jangan-jangan dia kabur ke luar negeri?”

Alan menatapnya kaget. “Aku sudah mengecek semua penerbangan bahkan sampai hari ini. Tidak ada riwayatnya.”

"Kalau begitu kita harus serius mencarinya." ujar Gideon mantap.

Keduanya sepakat untuk menggali jejak Chesna.

Alan akhirnya meneguk kopi yang sejak tadi sudah dingin di tangannya. Setelah percakapan serius tentang Shenia mulai mereda, ia bersandar santai, menatap sahabat lamanya dengan tatapan penuh arti.

“Ngomong-ngomong,” Alan memulai dengan nada menggoda, “aku baru ingat sesuatu.”

Gideon mengangkat alis. “Apa lagi?”

“Katanya…” Alan mencondongkan badan ke meja, suaranya dibuat-buat setengah berbisik. “Kau sekarang udah punya kekasih? Serius nih? Soalnya aku dengar langsung dari Chesna kabar itu. Jadi kapan akan menikah?”

Seketika Gideon yang sedang menandatangani dokumen langsung berhenti di tengah jalan. Pulpen di tangannya menggantung di udara.

“Dengar dari siapa?” tanyanya datar.

“Ya dari Chesna,” jawab Alan, berusaha menahan tawa. “Katanya dia pernah beberapa kali melihat kau bersama gadis yang sama. Di kantormu dan di pesta malam itu.”

Gideon menatapnya lama, "jadi Chesna mengira anak kecil itu pacarku?" tanpa basa-basi Gideon menjelaskan soal gadis bernama Haruka itu, termasuk soal balas budi untuk mendiang kakak Haruka.

Alan langsung ngakak. “Hahaha, jadi rumor itu bohong?”

“Bukan bohong lagi,” jawab Gideon pelan sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Dia sudah seperti adikku sendiri…” Ia berhenti sebentar, senyum tipis tersungging di wajahnya. “Aku belum pernah punya kekasih. Sementara kau dan adik sepupuku, belum menikah bahkan sudah belajar bikin keturunan. Alan, kelakuanmu brengsek juga, ya,”

"Stop menghujatku. Lebih baik sekarang mulailah memikirkan cara mendapatkan istri sebelum menua."

"Orang yang aku sukai dari dulu, sepertinya sudah jadi milik orang lain."

Alan tercekat. Ia tau jelas siapa yang disukai oleh Gideon dulu, tapi ia berpura-pura kaget. "Chesna, adikku, maksudmu? Gideon, serius masih menyukai orang yang pernah menolakmu? Bahkan dia yang menyebabkan kau seperti ini. Tapi perasaanmu masih sama?" Alan tersadar akan kata-katanya saat  terusik oleh tatapan serius  Gideon. "Gideon, aku sarankan kau perlu segera melamarnya. suka tidak suka dia harus menerimamu."

"Alan kau sadar dengan apa yang kau katakan tentang dia? Dia itu adikmu."

Nada Alan melunak setelah ia yakin bahwa Gidon tidak pernah merunah perasaannya untuk  Chesna. "Aku serius. Kalau masih mau Chesna, ya tunjukkan." entah Gideon paham atau tidak, satu hal jang jelas Alan tahu bahwa saudari kembarnya itu masih tenggelam dalam perasaan untuk Gideon.

"Bukan kah dia punya pacar?"

"Chesna? Punya pacar?" Tatapan Alan sedikit bingung.

"Dia ke pesta malam itu dengan seseorang."

"Oh, Arion maksudmu? Dia itu sepupu kami. Keponakan mama."

"Sepupu?" Gideon seketika merasa bodoh. Tapi kemudian wajahnya tampak sedikit lebih berbinar.

__

Langit sudah mulai kelam ketika mobil hitam Gideon memasuki halaman rumah besar itu. Begitu pintu utama dibuka, aroma hangat masakan rumahan langsung menyambutnya  aroma yang jarang sekali ia nikmati akhir-akhir ini.

Nyonya Vera sudah menunggunya di ruang keluarga. Perempuan itu duduk anggun dengan setumpuk majalah di pangkuannya, tapi matanya langsung berbinar begitu Gideon melangkah masuk.

“Kau pulang juga akhirnya,” sapanya lembut.

“Belum makan?” tanya Gideon sambil meletakkan tongkat di samping sofa.

“Sudah,” jawab ibunya pelan, lalu menatapnya dengan senyum penuh maksud. “Tapi sepertinya kita harus makan bersama keluarga Abram minggu depan.”

Gideon terdiam. Ia menatap ibunya, menunggu kalimat berikutnya yang sudah bisa ditebak arahnya.

“Untuk apa, Ma?” tanyanya akhirnya.

Nyonya Vera tersenyum lembut. “Untuk membicarakan masa depanmu.”

Ia menatap putranya penuh kasih. “Papamu setuju. Sudah waktunya kita membicarakan hal ini secara resmi dengan keluarga Abram. Kau dan Chesna... mungkin ini saat yang tepat untuk memberi kesempatan baru, setelah sekian lama.”

Gideon terdiam lama. Ia menunduk, memandangi telapak tangannya sendiri.

“Ma,” suaranya pelan tapi tegas, “aku tidak yakin Chesna akan menerima aku yang seperti ini.”

“Seperti ini?” Ibunya mendekat, menatap mata putranya. “Gideon, kau bukan kehilangan segalanya hanya karena kakimu belum pulih. Kau masih Gideon Sanggana. Kau punya segalanya bahkan sebelum kau lahir, kamu satu-satunya yang membuat kami bangga, yang bertanggung jawab, yang selalu berjuang sampai akhir.”

Ia menghela napas, lalu mengelus bahu putranya lembut.

“Dan kalau mama boleh jujur... Chesna pasti akan menerimamu.”

Gideon memejamkan mata sebentar, seolah menahan perasaan yang tiba-tiba memenuhi dadanya. “Aku ingin percaya, Ma,” katanya lirih. “Tapi bagaimana kalau semua hanya rasa kasihan?”

“Kasihan tidak akan membuat seorang perempuan memeluk pria dari belakang dengan mata berair,” ujar Nyonya Vera mantap, senyum lembutnya tak pudar sedikit pun.

Gideon tercenung. Ia tidak menanggapi, tapi matanya memancarkan pergulatan yang dalam.

Akhirnya, ia menarik napas panjang, lalu mengangguk pelan.

“Baiklah, Ma. Kalau itu memang keinginan kalian… aku akan ikut. Tapi jangan terlalu berharap dulu.”

“jangan minta mama jangan berharap. Mama tau kamu itu berharap banyak, kan,” sahut ibunya lembut. “Cukup hadir saja, Nak. Biarkan hatimu dan hatinya yang bicara.”

Nyonya Vera menepuk pipi putranya dengan lembut, lalu beranjak meninggalkan ruangan. Gideon masih duduk di sofa, menatap kosong ke arah jendela besar. Di luar sana, lampu taman berkelip tenang, sementara dalam dirinya, sesuatu mulai bergetar halus antara harapan dan takut kecewa.

___

Sinar matahari menerobos lembut lewat jendela besar ruang makan keluarga Abram. Di meja panjang, aroma roti panggang dan kopi baru terseduh memenuhi udara. Rania duduk santai sambil membaca pesan dari Nyonya Vera di ponselnya. Semakin lama membaca, senyumnya makin merekah tapi juga sedikit deg-degan.

Beberapa menit kemudian, langkah tergesa terdengar dari arah tangga. Chesna muncul dengan rambut dikuncir seadanya, masih mengenakan piyama satin biru muda. Ia membawa berkas laporan klinik sambil menguap lebar.

“Pagi, Ma…” gumamnya, mengambil tempat di seberang Rania.

“Pagi, Dokter sibuk,” sahut Rania ringan. “Sarapan dulu, sebelum Mama ngomong sesuatu.”

Nada suara Rania membuat Chesna langsung waspada. Ia mengernyit, tapi tetap menuruti menyendok sepotong roti dan meneguk susu hangat.

“Ada apa, Ma?” tanyanya sambil mengunyah.

Rania menutup ponselnya pelan, lalu menatap putrinya dengan senyum misterius.

“Jadi begini, Nak… Mama dapat kabar, minggu depan ada yang ingin melamarmu.”

Belum sempat Rania menyebut nama, Chesna langsung tersedak. Susu hangat yang baru ia teguk keluar sedikit dari hidungnya.

“Kuhk-Mama!” serunya panik, buru-buru mengambil tisu. “Lamaran apa?! Siapa yang mau-”

Rania menahan tawa, walau matanya sudah berair karena menahan geli melihat reaksi putrinya.

"Jangan mau, Ma! Aku tolak!"

"Ingan, kamu sebentar lagi 29 tahu, sayang..."

"Ma, jangan asal, deh. Belum juga 30, Mah, santai aja! Pokoknya aku gak mau!"

"Tapi kalau itu Gideon Sanggana, gimana? Tetap tidak mau?"

___

Bersambung... gas ya, 1- 2 bab lagi...

1
RaveENa
aku kira neneknya chesna sama kek neneknya gideon/Grin/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
RaveENa
ini kenapa sihh para nenek2 kepo bgt,ikut campur bgt.
bukannya nikmatin hr tua,ehh malah ikut campur urusan cucu2 nya/Left Bah!/
thor lidya biang gosip ya,apa2 selalu aja tau/Facepalm/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Dar Pin
haduh bangun tidur dibuat spot jantung 😄💪
Nurminah
sudah bau tanah aja bikin rusuh ceptin mati aja Thor nenek peot nya nyusahin aja
RaveENa: bikin emosi ya kak tu nenek2
total 1 replies
Dar Pin
haduh ada aja yg ngalangin 🤣
Nurminah
lanjutkan makin seruuuu
Eva Karmita
so sweet nya 💓💓💓💓💓💓💓😍
Mela Nurmala
slalu ingin baca... utk alan diperbanyak jg ya thor. penisirin pengen alan cepet2 tau klo di pny anak ternyata😄
Dar Pin
meleyot Thor hatiku tunggu gebrakan Alan nih ayo jangan kalah dengan pasangan satunya 👍😄
Ophy60
Alan....kerahkan orang² mu untuk mencari. Shenia sudah didepan mata.
Dar Pin
ayo Alan berjuang semoga cepetan ketemu titik terang biar bisa kumpul menjadi keluarga 💪😄
Dar Pin
deg deg hatiku Thor lanjut 💪
Umi Kolifah
ayo Thor pertemukan keduanya agar si kembar bisa sama2 membina keluarga yang bahagia
Nurminah
aku kira bakal kehamilan simpatik biar alan tambah gencar nyari sherina tau bakal jadi ayah
tari
ayo thor pertemukan alan dan shenia
tari
bacanya sambil senyum senyum nih thor😀🥰
RaveENa
meleyot aq bacanya...seneng bgt kl disuguhin yg manis2 kek gini.
thor kapan giliran alan??
Dar Pin
ketawa terus bawaannya thor JD semangat nunggu lanjutannya kawal sampai halal chesna Gidion 💪😄
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
Dar Pin
mudah mudahan cepet ketemu Alan dan shenia ya JD ikut gregetan nih lanjut Thor 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!