NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?

Rasa sakit dan kecewa yang Rea Ravena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.

Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.

Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.

Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?

Ikuti kisah mereka....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Memperbaiki Suasana Hati

Rea tetap diam saat melihat suaminya melangkah tanpa kesulitan menuju kamar mandi dengan bantuan tongkat penuntun di tangannya. Seolah pria itu tidak memiliki masalah dengan penglihatannya. Tetapi kemudian, ia menepis pemikiran itu dan mengingatkan dirinya sendiri bahwa Kai sudah tinggal di mansion itu bertahun-tahun, tentu saja pria itu sudah menghafal tata letak kamarnya sendiri. Atau bahkan semua ruang yang ada di mansion ini.

Wajah Rea tiba-tiba merona kala Kai melepaskan t-shirt yang pria itu kenakan, punggung Kai yang kini terbuka di depan matanya membuat pikiran serta hatinya menolak untuk bekerjasama.

Saat hatinya meminta agar ia memalingkan wajah dengan alasan menjaga perasaan pria itu, tetapi pemikiran bahwa pria di depannya adalah suaminya sendiri membuat Rea enggan memalingkan wajah.

Namun, saat Kai akan menurunkan celana panjangnya, kesadaran Rea seketika kembali dalam sekejap. Memaksa refleknya untuk mengambil alih tubuhnya yang kini sudah berdiri.

"Paman! Stop!" Rea berseru panik.

Tubuh Kai tersentak ringan, tanpa Rea ketahui reaksi yang Kai perlihatkan adalah kepura-puraan. Lalu berbalik dengan gerakan alami mencari keberadaan Rea dengan memanfaatkan pendengarannya.

"Kamu di sini, Re?" tanya Kai dengan wajah polos.

"Sejak kapan? Aku tidak mendengarmu masuk ke dalam kamar," lanjutnya.

"Aku sudah di sini sebelum Paman masuk," jawab Rea.

"Kenapa diam saja?" tanya Kai.

"Uhmm... Itu..." wajah Rea kian memerah, memikirkan jawaban masuk akal yang bisa ia gunakan, tetapi sosok Kai yang hanya mengenakan celana panjang tanpa atasan membuat dirinya tidak bisa berpikir cepat.

"Aku... Uhm... Terlalu fokus dengan ponselku,"

Kai melangkah maju tanpa menggunakan tongkat penuntun yang ia sadarkan pada dinding di dekat pintu kamar mandi, membawa dirinya mendekat pada Rea dengan kening berkerut.

"Apakah terjadi sesuatu, Re?" tanya Kai.

"Tidak ada," Rea menjawab cepat, turut melangkah maju untuk mencegah Kai berjalan tanpa tongkat penuntunnya.

"Apakah Paman membutuhkan sesuatu? Kenapa meninggalkan tongkatnya?" sambungnya memprotes.

Kai tidak segera memberikan jawaban. Namun, begitu Rea menyentuh tangannya dengan tujuan membantu, satu tangannya segera menjangkau wajah Rea, menyentuh pipi Rea, melakukan gerakan untuk kesekian kalinya yang membuat Kai terlihat sempurna ingin mengetahui apa yang terjadi di sekitar dengan menggunakan indranya selain penglihatan.

"Kamu... Menangis?" tanya Kai.

Pandangan Kai tidak mengarah pada Rea, tatapan itu tetap kosong seperti yang biasa Rea lihat, hanya tangan Kai saja yang mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada istrinya dengan meraba.

"Tidak!" Rea menjawab cepat sambil menggeleng, lalu menurunkan tangan sang suami dari wajahnya.

"Kenapa aku harus menangis?"

Sayangnya, jawaban yang Rea keluarkan justru mempertegas bahwa sesuatu terjadi.

"Jangan berbohong, Re! Pipimu basah," sahut Kai dengan nada cemas.

"Itu karena aku baru saja membasuh wajahku," sanggah Rea.

"Sejak kapan posisi kamar mandi berubah? Atau kamu lupa bahwa aku baru saja berdiri di depan pintu kamar mandi?" tembak Kai, wajahnya sedikit menunduk.

"Aku melakukannya sebelum Paman masuk," Rea mengelak.

"Suaramu berbeda, Re. Bagaimana kamu akan menjelaskan itu? Bernyanyi di dalam kamar mandi sampai suaramu habis?" cecar Kai tidak sabar.

Rea terdiam, kepalanya menunduk perlahan. Kilasan tentang apa yang sudah ia lakukan terhadap pria di depannya membuat rasa bersalah itu kian kuat menggerogoti hatinya. Dalam benaknya ia memikirkan satu pertanyaan.

Bagaimana cara untuk melakukan penebusan?

"Aku baik-baik saja," jawab Rea.

"Re..."

"Aku hanya sedang bertengkar dengan kakakku saat aku pulang hari ini," jawab Rea.

"Apakah terjadi sesuatu?" Kai bertanya.

"Tidak. Apakah Paman akan menghadiri acara perjamuan bisnis yang akan diadakan dua minggu mendatang?" jawab Rea balas bertanya, berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan.

Kai menghela napas panjang, merangkum wajah istrinya sebelum kembali membuka suara,

"Aku sudah menjadi pria tidak berguna dengan kebutaan yang aku miliki. Jangan buat aku menjadi lebih tidak berguna dengan kamu tidak menceritakan padaku apa yang terjadi. Setidaknya, bantu aku menjadi berguna sebagai seorang suami. Katakan padaku! Apa yang terjadi di rumahmu?"

Bagaimana cara Kai bertanya justru membuat Rea kembali menunduk, dalam benaknya ia memikirkan sesuatu untuk membalik keadaan membantu suaminya. Mendapatkan proyek yang tengah Kai dan keluarganya incar.

"Apakah Paman akan membantuku jika aku mengatakannya?" tanya Rea seraya mengangkat wajah, mengunci wajah suaminya.

"Jika aku bisa melakukannya, akan kulakukan," jawab Kai.

Rea menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan sebelum berkata,

"Aku ingin Paman menghentikan suntikan dana pada perusahaan yang kakakku kelola, juga perusahaan Alec,"

"Mengapa? Bukankah..."

"Jangan tanyakan apa dan mengapa," Rea memotong cepat.

"Aku hanya ingin Paman menghentikan suntikan dana pada perusahaan Alec dan perusahaan keluargaku. Jika mereka protes, aku yang akan menghadapinya,"

"Maaf... Seharusnya aku menolak saat mereka memintaku untuk mendekati Paman hanya untuk keuntungan mereka sendiri, seharusnya aku tidak melakukan apa yang Alec minta, tapi..."

"Hei..." Kai berkata lembut, memotong kalimat yang akan Rea ucapkan dengan kembali merangkum wajah istrinya, tersenyum.

"Jangan meminta maaf. Tapi, katakan padaku! Apakah kamu menyesal menikahi pria buta dan tua sepertiku?"

"Apa? Tentu saja tidak! Bukan itu maksudku," sanggah Rea menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak menyesali pernikahan ini terjadi, tapi aku menyesali apa yang sudah aku lakukan terhadap, Paman,"

"Dasar bocah..." Kai menggeram gemas sembari menarik hidung istrinya.

"Aakh... Paman...!" Rea memekik ringan, segera menutupi hidungnya sendiri.

"Jika kamu menyesal akan sesuatu, perbaiki! Bukan meratapi tanpa melakukan apapun. Sebuah kesalahan tidak akan bisa memperbaiki dirinya sendiri jika bukan kamu yang melakukannya," ucap Kai.

Rea diam, merenungi apa yang baru saja Kai ucapkan.

"Jadi... Paman memaafkan aku?" tanya Rea.

"Jika aku tidak memaafkanmu, mungkin aku akan menuntutmu sejak awal, bukan setuju untuk menikahimu," jawab Kai.

"Tapi..."

"Tapi apa?" tanya Rea saat Kai tidak segera melanjutkan kalimatnya.

"Kamu tetap harus menebus kesalahan yang sudah kamu lakukan padaku," Kai menjawab.

"Aku tahu," Rea mengangguk, mulai tersenyum dengan suasana hati lebih baik.

"Aku bisa membantu Paman mendapatkan proyek yang sedang Paman incar. Proyek dari Harvey Corp,"

"Harvey Corp?" ulang Kai tanpa bisa menutupi keterkejutannya.

"Itu bukan hal mudah, Re. Harvey Corp adalah perusahaan besar yang sulit untuk didekati,"

"Tapi aku bisa melakukannya. Aku juga bisa membuat Paman menjalin kerjasama dengan mereka. Dan, pemimpin dari Harvey Corp akan hadir di acara perjamuan bisnis nanti," sahut Rea tanpa ragu.

Kai kembali tersenyum, ada rasa tidak percaya dengan apa yang istrinya ucapkan, tetapi memilih untuk tidak memperpanjang apa yang mereka bahas.

"Baiklah. Aku tertarik. Tapi, aku menginginkan hal lain, dan itu hanya bisa dilakukan olehmu," sahut Kai.

"Apa?" tanya Rea mengerutkan kening.

"Aku menginginkan keturunan,"

. . . .

. . . .

To be continued...

1
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨
mana ini, kok blm up?
〈⎳ FT. Zira: huum Mi..semangatt/Determined//Determined//Determined/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: tetep semangat 💪💪💪
total 5 replies
Cakrawala
apa yg prlu diperiksa? keknya justru kamu deh.
Cakrawala
heh kok cepu
R 💤
Apakah ada tragedi masa lalu, yg membuat Rea hilang ingatan thor
〈⎳ FT. Zira: ada gakk yaaa/Shy//Shy/
total 1 replies
R 💤
Paman Kai nihhh
〈⎳ FT. Zira: sepertinyaaa...
R 💤: sepertinya sihh wkwk
total 3 replies
R 💤
ayo lakukan Re... aku menunggunya
R 💤
ihh, si Kai aktingnya pinter bgttt /Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
R 💤: banyak modus nya hahahaha
total 5 replies
R 💤
Haha, kasinn Alec... makanya jangan kepedean
Zhu Yun💫
Mau meriksa 🐍 nya lagi mode on apa enggak gitu /Proud//Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira: langsung digebukin/Curse//Curse/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Membangkangnya sama kalian doang, kalau didepan Paman Kai ya mengangkang... ya kan Re? /Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
〈⎳ FT. Zira: kakakaaaaa/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Diandalkan dalam segala hal ya Re, terutama dalam urusan ranjang bergoyang /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: aduhh.. otakuu ternodaa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Hati-hati ya Jim, ada yang sedang menatapmu sambil menahan cemburu. /Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/ Kai : Pilih potong gaji, potong tangan atau potong ular, Jim!!! /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: yg potong ular sama aja potong masa depan gak sih/Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Mungkin ada sepenggal memori yang terhapus dari ingatan Rea /Slight/
〈⎳ FT. Zira: kenapa tuh kira kira bisa jadi kepenggal?/Blush/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
pengen gua cubit ginjalmu itu paman. pamdai kali kau berakting
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
kaciaaaan deh lo lec. dah pulang aja, tidur sana, lanjutin aja mimpimu/Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ati² sesak napas jim🤪🤪
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
msh aja usaha
〈⎳ FT. Zira: katanya kan kalo mau dapetin sesuatu perlu usaha kak/Joyful/
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
idihhhh anak mama. tukang ngadu. dasar mokondo
〈⎳ FT. Zira: dia ternyata manja/Facepalm/
total 1 replies
Zenun
apa yang mau kau periksa?
〈⎳ FT. Zira: apa aja yg bisa buat dijadikan alasan pegang pengang mungkin😅😆
total 1 replies
Zenun
silahkan, pasti segera ditepis sama Kai
〈⎳ FT. Zira: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!