NovelToon NovelToon
Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Suami Dan Anak Ku Bukan Untuk Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Persahabatan / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua / Teman lama bertemu kembali / Pernikahan rahasia
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Menjadi Istri kedua atau menjadi madu dari Istri pertama sudah pasti bukan sebuah mimpi dan harapan, bahkan mungkin semua wanita menghindari pernikahan semacam itu.
Sama halnya dengan Claire yang sudah menyusun mimpi indah untuk sepanjang hidupnya, menikah dengan suami idaman dan menjadi satu-satunya Istri yang paling cintai.
Namun mimpi indah itu harus kandas karena hutang Papanya, uang miliaran yang harus didapatkan dalam dua bulan telah menjadi kan Claire korban.
Claire akhirnya menikah dengan pengusaha yang berhasil menjamin kebangkitan perusahaan papanya, Claire dinikahi hanya untuk diminta melahirkan keturunan pengusaha itu.
Segala pertentangan terus terjadi di dalam pernikahan mereka, Claire yang keras menolak hamil sedangkan jelas tujuan pernikahan mereka untuk keturunan.
Kisah yang sedikit rumit antara satu suami dan dua istri ini dialami Claire, Brian, dan Tania. Akan seperti apa akhirnya pernikahan itu, jika keturunan tak kunjung hadir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benci

seorang anak laki-laki tersungkur ke aspal yang basah akibat guyuran hujan deras, tubuhnya limbung karena dorongan anak laki-laki lainnya. Entah sudah berapa pukulan dan berapa makian yang ia terima, seperti biasa perlakuan tidak menyenangkan itu didapatkannya setiap pulang sekolah.

"Ah... dasar payah! Kenapa masih saja seperti itu, menyebalkan sekali." Gumam seorang gadis cilik dari jauh.

Kepalanya menggeleng berulang kali melihat lelaki yang sepertinya mau mati disana, kakinya terayun selangkah demi selangkah hingga akhirnya ia berlari.

"Berhenti kalian!" Jeritnya hingga membuat gerombol preman cilik itu menoleh padanya.

Lagi.... Wanita kecil itu yang membantunya, seperti sudah tidak asing lagi ketika keributan itu terjadi maka peri kecil itu pun hadir.

"Kau tidak lelah membelanya terus menerus?"

"Kau tidak lelah melakukan ini terus padanya, siapa kalian apa kalian akan menjadi orang jahat ketika besar nanti?"

"Menurutmu dia pantas dibela, berhenti melakukan ini dan biarkan kami dengan urusan kami saja!"

Gadis itu hanya mendengus kesal dan membangunkan bocah lelaki lemah di sampingnya, sebenarnya sudah sangat malu ia terhadap gadis di hadapannya.

"Pergi kalian! Jangan lagi melakukan ini, kalian tidak boleh menyakiti dia terus menerus!"

"Alah.... Lemah ya lemah saja, kau tidak perlu membelanya!"

"Sebaiknya kau jangan berteman dengan dia, dia hanya akan menyusahkan hidup mu saja!"

"Aku bilang pergi sekarang juga! Sekali lagi kalian lalukan ini sama Raja, aku akan buat kalian dikeluarkan dari Sekolah ini."

Empat sekawan itu menatap jengkel pada anak lelaki yang sudah sangat kesakitan karena ulah mereka, dengan mulut yang terus mengejek korbannya mereka pergi meninggalkan keduanya.

"Terimakasih, Claire."

"Terimakasih terus saja terimakasih, apa tidak ada yang bisa kamu lakukan setelah kejadian ini terulang terus dan terus?" Omelnya seraya berjalan sedikit menjauhi lelaki itu.

Claire adalah anak kelas 4 SD, sedangkan lelaki yang dibantunya itu Raja yang duduk dikelas 6 SD. Entah apa yang dimakan Raja setiap harinya, karena sepertinya apa pun itu tidak membuatnya bertenaga.

Claire rasanya sudah muak dengan perkelahian yang tanpa perlawanan itu, Claire merasa jika Raja adalah adik kelasnya bukan kakak kelasnya. Lagi pula bagaimana bisa seorang wanita selalu melindungi seorang lelaki, bukankah itu tidak seharusnya terjadi.

"Claire...."

"Diamlah, apa kau tidak mendengar cerita ku selama ini? Aku sudah katakan jika seorang laki-laki itu harus kuat, kau harus lawan mereka bukankah kau ini sudah lebih besar dari pada aku?"

"Maaf, Claire. Aku sudah berusaha untuk itu, tapi tidak mampu melakukannya sampai sekarang."

Lagi Claire mendengus kesal, lelaki di hadapannya memang lemah pantas saja gerombolan itu terus membully nya setia hari. Claire menarik tangan Raja untuk segera pergi saja, gerimis sepertinya tidak mau berhenti sampai saat ini.

Claire mengantarkan Raja pulang ke rumahnya, dengan begitu Claire bisa memastikan jika brandal cilik itu tidak mengganggu Raja lagi. Sampai di depan gerbang rumah Raja, Claire melepaskan genggaman tangannya, rasanya sekarang sudah aman untuk meninggalkan Raja.

"Masuklah, ceritakan semua pada Papa kamu. Minta saran dia harus seperti apa kamu menghadapai preman kecil itu!"

"Kenapa kamu seperti ini?"

"Seperti ini apa?"

"Kamu terus saja membantu ku, kamu tidak takut sama sekali bahkan meski mereka pernah membuat kamu terluka juga."

Claire mendelik, lalu apa yang harus dilakukannya jika melihat seseorang yang sedang kesusahan. Claire enggan menjawab dan memilih pergi begitu saja meninggalkan Raja, melihat punggung yang semakin menjauh itu membuat mata Raja panas.

Claire tidak tahu jika setiap Claire membantunya, itu membuat Raja sedih. Raja merasa terluka sendiri, merasa dirinya sama sekali tidak berguna. Bagaimana bisa seorang Claire yang jelas umurnya dibawah Raja justru selalu bisa membantunya, sedangkan Raja jangankan untuk membantu Claire, untuk menyelamatkan dirinya sendiri pun tidak mampu.

*

"Claire, kamu sudah pulang, seragam kamu basah ayo ganti baju dulu Nak."

"Iya Bu sebentar ya aku ganti baju dulu."

Tak perlu waktu lama Claire kembali Setelah berganti pakaian, berkumpul bersama papa dan mamanya di meja makan. Setelah kehujanan sepertinya memang enak makan makanan yang hangat, Claire tersenyum ketika Papanya tersenyum padanya.

Cukup lama mereka bersama menikmati hidangan yang disiapkan sang mama, hingga akhirnya Papa memulai pembicaraan. Claire tidak tahu jika ternyata mereka akan pindah kota meninggalkan rumah yang selama ini mereka tinggali.

"Kenapa kita harus pergi?" Tanya Claire yang benar-benar tak pernah membayangkan hal tersebut.

"Sekolah ku belum selesai jadi bagaimana kita bisa pergi? Aku tidak mau pindah Sekolah, Sekolah yang sekarang membuatku nyaman" Tambah Claire tanpa ragu.

"Claire kita itu tidak bisa tinggal di rumah ini lagi, kita akan pindah besok sebaiknya sekarang kamu siapkan pakaian kamu yang mau dibawa, urusan sekolah biar Papa sama Mama yang urus nantinya kamu akan mendapatkan sekolah yang terbaik sama seperti sekolah yang sekarang."

Claire termangu mencerna semua kalimat yang didengarnya, apa bisa seperti itu tapi kenapa Claire justru teringat sosok Raja. Jika Claire tidak ada untuk selamanya, siapa yang akan membantu Raja ketika brandal cilik itu menyakiti Raja lagi.

Claire menatap kedua orang tuanya bergantian, tapi bagaimana pun Claire tidak bisa membantah orang tuanya. Claire belum bisa melakukan semuanya sendiri, jelas saja Claire masih sangat atau bahkan akan selalu sangat membutuhkan orang tuanya.

"Claire." Panggil Ellena sang Mama.

"Kapan kita pergi?"

"Besok siang, besok pagi kamu masih bisa ke Sekolah. Kamu bisa pamit dulu sama teman-teman kamu di sana, tapi kami tidak bisa merubah keputusan."

Claire tersenyum tipis seraya mengangguk, sepertinya Claire bisa menemui Raja terlebih dahulu. Claire harus bisa memperingatkan lelaki itu untuk menjadi kuat, Raja tidak boleh selamanya jadi lelaki lemah.

"Ya sudah, aku ke kamar dulu ya mau bereskan barang dulu."

"Iya, maaf ya kalau Papa sama Mama mengganggu kenyamanan kamu."

"Tidak apa-apa." Tandas Claire seraya berlalu meninggalkan meja makan.

Sampai di kamar Claire terduduk di tempat tidurnya, kemana Claire akan pergi kenapa Claire tidak pertanyakan itu. Tapi apa itu penting untuk Claire, lagi pula selagi orang tuanya ada bersama Claire maka semua pasti akan baik-baik saja.

Claire mengangguk pasti lantas membereskan semua barang sesuai perintah orang tuanya, Claire meraih buku kecil dan pencilnya. Tangan mungilnya itu berhasil membuat kata demi kata hingga menjadi rangkaian kalimat, Claire tersenyum setelah kembali membacanya.

"Semoga saja lelaki lemah itu bisa mengerti maksud tulisan ini, tulisan aku tidak jelek kan kalau kayak gini." Gumam Claire dan kembali meneruskan kegiatan merapikan barangnya.

*

Bel Sekolah tanda istirahat telah tiba, semua murid berhamburan ke setiap penjuru Sekolah untuk menikmati waktu istirahatnya. Claire memilih duduk di halaman belakang kelasnya, Claire malas makan atau melakukan kegiatan lainnya dihari terakhirnya saat ini.

"Kamu sakit?" Suara yang didengarnya membuat senyum Claire merekah.

"Kenapa di sini?" Tanya Raja seraya ikut duduk.

"Tidak apa-apa, mau saja."

Raja mengangguk dan memberikan satu cup minuman rasa anggur pada bocah cilik di sampingnya, Claire kembali tersenyum lantas menerima minumannya. Beberapa saat keduanya sama-sama diam bertahan dengan pikiran masing-masing, hingga akhirnya Claire menoleh dan menatap beberpa luka yang masih terlihat di wajah Raja.

"Lukanya masih sakit?"

"Sedikit, tapi sudah bukan masalah."

"Kamu sudah bicara dengan Papa kamu, bagaimana pendapatnya tentang kamu yang selalu saja lemah?"

Tak ada jawaban, Raja hanya merespon dengan senyuman saja. Claire mengangguk dan merogoh saku bajunya, Claire mengeluarkan kotak kecil yang disiapkannya untuk Raja.

"Terima ini."

"Ini apa?"

"Kamu boleh membukanya ketika nanti sampai di rumah, kamu harus mengerti apa maksudnya dan kamu harus melakukannya."

Raja diam dengan menatap Claire, ingin Raja membuka kotaknya sekarang tapi Claire melarangnya. Setelah cukup berbincang akhirnya mereka kembali ke kelas, Raja tidak tahu jika Claire justru langsung pulang karena harus melakukan perjalanan yang sudah dijadwalkan.

Sepulang sekolah kejadian serupa terjadi lagi, langkah Raja di hadang oleh preman cilik itu. Raja hanya bisa menunduk tanpa berani menatap mereka, melihat lemahnya Raja justru membuat mereka bangga dan tertawa lepas.

"Sekarang tidak akan ada yang membelamu lagi, malaikat penolong mu sudah tidak ada lagi."

"Apa maksud mu?"

"Dasar bodoh! Kau fikir dia akan selalu membela mu, dia pasti lelah berteman dengan lelaki lemah seperti dirimu."

Keributan itu terjadi begitu saja, seperti biasa Raja hanya pasrah menerima perlakuan tidak baik itu. Tapi pikiran Raja justru tertuju pada Claire, benar sekali wanita itu tidak datang membantunya kali ini.

"Rasakan itu dasar lemah, teruslah menjadi seperti itu karena kau sangat lucu dan menggemaskan. Ingatlah, siapa pun tidak ada yang mau membantu mu karena hanya wanita bodoh itu yang rela membantu mu dan melukai dirinya sendiri. Menyedihkan!"

Mereka meninggalkan Raja begitu saja setelah puas dengan segala tingkah sok hebatnya itu, entah akan tumbuh jadi apa mereka semua jika kecilnya saja seperti itu. Raja mengeluarkan kotak yang diberikan Claire tadi, Raja tidak bisa menunggu sampai di rumah hingga Raja membukanya sekarang.

"Untuk Raja. Sampai kapan pun kamu tidak akan menjadi kuat jika dirimu tidak menginginkan itu, jadi lemah itu bukanlah dosa, tapi jadi kuat itu pilihan. Kamu bukan hidup untuk hari ini saja, jatah hidup mu pasti panjang diberikan Tuhan."

"Untuk Raja. Hari ini harus jadi hari terakhir kamu menjadi lemah, besok dan seterusnya kamu harus memilih untuk menjadi kuat. Karena Raja, aku tidak bisa membantu kamu lagi setelah hari kemarin, aku akan pergi karena aku harus pindah rumah dan itu artinya kita tidak akan bisa bertemu lagi."

"Untuk Raja. Aku tidak akan tahu seperti apa hidup kamu setelah hari ini, dan aku juga tidak tahu seperti apa hidup aku setelah hari ini. Suatu hari jika kita bertemu lagi, aku mau melihat Raja yang kuat, Raja yang hebat. Karena saat itu aku yang akan membutuhkan bantuan kamu, kamu harus janji ya harus jadi Raja yang kuat."

Tak terasa air mata Raja menetes begitu saja, kenapa Raja tidak membukanya lebih awal mungkin Raja bisa berterimakasih untuk terakhir kalinya. Jika saja Raja membuka lebih awal, mungkin juga Raja bisa menahan Claire untuk tidak pergi.

"Aku janji, jika besar nanti aku akan menemui kamu dengan Raja yang kuat." Gumam Raja seraya mengusap air matanya.

Lukanya bertambah dan sakit sekali, Raja bangkit dan berjalan lemah menuju rumahnya. Kemana Claire pergi kenapa dia tidak menuliskan tujuan kepergiannya, kenapa dia pergi apa karena lelah harus terus menolong Raja yang lemah selama ini.

"Maaf dan terimakasih Claire, suatu hari kita akan bertemu lagi. Aku janji aku akan jadi penolong kamu dalam hal apa pun, hanya aku!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!