Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Byur!!!
Briella yang baru saja mengganti pakaian nya dengan yang baru, dikejutkan dengan sebuah guyuran air dari atas kepala nya. Dia segera membuka kunci bilik toilet, dan keluar untuk memeriksa siapa orang yang jahil pada nya. Namun sial nya orang itu sudah pergi, dan hanya meninggalkan jejak berupa sebuah kursi yang digunakan untuk memanjat, dan juga ember yang digunakan untuk menampung air tadi.
Badan nya kini basah kuyup dan dia harus kembali mengganti pakaian nya dengan yang baru. Air yang digunakan untuk menyiram tubuh nya seperti nya merupakan air bekas pel, karena saat ini badan nya tampak kotor dan bau.
Sialan!
Dia menatap pantulan wajah nya di cermin, dan melihat jika kondisi nya saat ini terlihat sangat berantakan dan menyedihkan. Terhitung sudah dua kali dia mendapatkan tindak perundungan hari ini, dan dia rasa penyebab nya masih lah sama.
Orion!
Tidak pernah sekalipun terbayang di kepala nya, jika kalimat ambigu nya akan menimbulkan akibat separah ini. Kedua teman baru nya meninggalkan nya, dan orang - orang yang merupakan fans garis keras dari cowok itu mulai menyerbu nya hanya karena cemburu.
Jika saja genk nya masih ada, mungkin akan sangat mudah untuk nya membalas semua tindakan jahat itu. Tapi sesuai dengan apa yang Michelle katakan pada nya saat di kantin tadi, dia tidak ada apa - apa nya tanpa kehadiran genk nya. Dia bagaikan seorang siswi biasa yang lemah dan tidak berdaya, sehingga mudah ditindas oleh siapapun yang membenci nya.
Ah... Dia juga baru sadar jika popularitas nya selama ini sama sekali tidak berguna. Tak ada satupun orang yang iba dan menolong nya di saat susah, yang ada mereka malah menertawakan nya dan menikmati kehancuran yang seakan sudah mereka tunggu sejak lama.
Sekarang apa yang harus dia lakukan?
Dia jelas tidak bisa melawan orang - orang itu sendirian, karena yang ada dia bisa habis dihajar oleh mereka sebelum sempat melakukan perlawanan. Dan untuk melaporkan masalah ini ke dewan sekolah, rasa nya terlalu beresiko untuk nya. Bisa - bisa kenakalan nya selama ini justru dibongkar habis - habisan, oleh orang - orang yang memang sedang menunggu kehancuran nya itu.
Apa mungkin dia harus melalukan klarifikasi!?
Benar. Sebaiknya dia melakukan klarifikasi untuk meredam amarah dari kaum pecinta Orion itu. Dia harus meluruskan masalah ini, dan menjelaskan bahwa orang yang berhubungan dengan nya bukan lah cowok itu. Melainkan Aarav yang notabene adalah kakak tiri dari cowok itu.
Dia mengeluarkan handphone, dan menyandarkan nya di wastafel. Dia akan membuat video klarifikasi itu sekarang juga, dan sengaja memanfaatkan keadaan nya yang menyedihkan ini. Dia yakin akan mendapatkan simpati dan rasa iba dari banyak orang, dan semua orang yang membenci nya akan berbalik menjadi kagum pada nya.
" Selamat siang untuk seluruh siswa Jacob Internasional High School, namaku Briella Xavierra. Aku baru saja mendapatkan tindak perundungan dari beberapa siswa, karena mereka salah paham pada ku atas sebuah berita yang saat ini sedang beredar di grup sekolah. "
" Aku dan Orion Putra sama sekali tidak mempunyai kedekatan khusus seperti pacaran atau hubungan romantis lain nya. Kedua orang tua kami memang dekat, dan sempat melakukan pertemuan keluarga dalam bentuk makan malam untuk membicarakan terkait perjodohan. Tapi akan aku tekan kan jika yang akan dijodohkan dengan ku bukanlah Orion, melainkan kakak laki-laki nya yang bernama Aarav Anderson. "
" Jadi untuk semua pihak yang merasa tersakiti atas gosip dan issue aneh yang beredar di grup sekolah, aku akan secara tulus meminta maaf pada kalian. Tidak seharusnya kalian melampiaskan kekecewaan kalian dengan melakukan tindak perundungan seperti ini pada ku, karena aku tidak merebut apapun yang kalian dambakan itu! "
" Terimakasih telah mendengarkan penjelasan ku ini, dan aku berharap agar ke depan nya kalian bisa lebih cermat untuk mencerna sebuah informasi! "
Klik!
Briella tersenyum puas setelah tombol records dimatikan. Dia melihat kembali video yang sudah dibuat oleh nya, dan melakukan beberapa editing agar tampilan nya bisa lebih menarik. Setelah dirasa video itu sempurna, dia segera masuk ke grup sekolah dan memposting video itu di sana.
Dia hanya perlu menunggu respon positif dari orang - orang, yang akan membuat nya yakin jika masalah ini sudah terselesaikan dengan baik. Semua siswa sekolah ini harus melihat video klarifikasi nya, dan menyesali semua sikap jahat mereka pada nya.
Jika perlu mereka harus memohon maaf pada nya!
***
" Selamat datang di kediaman Rodrigues, Brianna! "
Brianna tersenyum tipis ketika mendapatkan sambutan yang hangat dari Robert. Kakek tiri nya itu ternyata orang yang cukup baik, dan ramah. Sangat jauh berbeda dengan Nenek nya yang ketus dan pemarah. Dia tidak habis pikir kenapa pria sebaik itu mau dengan nenek nya, padahal masih ada banyak wanita lain yang mungkin lebih layak untuk menjadi seorang Nyonya Agung di keluarga Rodrigues.
" Terimakasih, Kakek. Maaf beberapa waktu ini aku sudah menimbulkan masalah, dan mungkin membuat keluarga khawatir dengan tingkah nakal ku itu! " Ucap Brianna dengan tulus.
" Sama sekali tidak masalah buat kami, Brianna. Kau berhak menentukan sendiri jalan hidup mu, tapi seperti nya nenek mu memiliki pemikiran yang berbeda. Dan kau harus memaklumi nya! " Sahut Robert.
Laurent yang mendengar percakapan itu hanya berdecak kesal, " Brianna masih dibawah umur, dan jelas dia masih harus berasa di bawah bimbingan dan pengawasan dari orang tua. Karena kedua orang tua nya merasa tidak mampu mendidik nya menjadi anak yang baik, maka aku mengulurkan tangan ku ini untuk membantu mereka. Kuharap kau bisa mendukung ku di setiap proses nya, Robert! "
" Tentu saja aku akan mendukung mu, Laurent. Selama itu tidak memberatkan dan menekan Brianna, maka aku akan senang hati membantu mu. Tapi anak sebaik ini kurasa tidak akan mungkin menyulitkan kita. Dia sudah tau apa yang baik dan buruk untuk hidup nya. "
Brianna tersenyum lebar, karena dia merasa senang akan sikap Robert yang seolah memberikan dukungan pada nya. " Terimakasih, Kakek! " Bisik nya.
" Masuk lah ke kamar mu, Brianna. Semua barang milik mu sudah lebih dulu ada di sana! " Perintah Laurent dengan tegas. Dia memerintahkan pelayan untuk mengantar gadis itu ke kamar.
" Baiklah... Kakek aku permisi dulu. Maaf jika untuk hari ini dan ke depan nya mungkin aku akan membuat repot semua orang yang ada di rumah ini! " Ucap Brianna.
" Santai saja, Brianna. Kami justru senang dengan kehadiran mu di keluarga ini! "
Laurent menangkap celah yang bisa dia manfaatkan dalam situasi ini. Tampak nya memang Brianna memiliki bakat alami untuk membuat orang lain suka pada nya. Dia harus terus membuat gadis itu menebarkan pesona nya, hingga bisa mengambil simpati semua orang di keluarga ini.
Dengan begitu dia bisa menguasai seluruh harta keluarga ini!
Brianna mengikuti pelayan untuk mengantar nya pergi ke lantai dua, dimana kamar nya berada. Rumah ini begitu luas dan cukup memusingkan untuk nya. Seperti nya dia harus mulai menghafalkan denah rumah ini agar tidak tersesat.
Ketika dia baru saja naik tangga, dia berpapasan dengan salah satu dari si kembar. Seperti nya pria ini adalah Drake, karena dia memiliki ekspresi wajah yang jauh lebih dingin dibandingkan Dareen.
" Bagaimana bisa kau datang ke sini? " Tanya Dexter.
" Aku dijemput paksa oleh Nenek!" Jawab Brianna sambil tersenyum tipis, " Entah bagaimana cara nya nenek mengetahui keberadaan ku di rumah Drake, tapi dia sempat membuat keributan di sana dan mengancam akan berbuat kerusakan jika aku tidak ikut dengan nya ke sini! "
" Jadi mulai hari ini kau akan tinggal di rumah ini? "
" Ya, seperti nya begitu! "
" Bagus lah! "
Hah?
Brianna mengernyit heran ketika Dexter memberikan respon seperti itu. Dia pikir Dexter akan seperti Drake yang mencegah nya untuk datang ke kediaman Rodrigues, tapi seperti nya pria ini mempunyai pikiran yang berbeda.
Dexter meminta pelayan untuk pergi, karena dia lah yang akan mengantar Brianna menuju ke kamar nya. Ternyata di lantai dua ini ada cukup banyak kamar, yang tiga diantara nya adalah kamar pribadi milik ketiga penerus Rodrigues itu. Sekarang ditambah satu kamar Brianna, yang berada tak jauh dari kamar mereka.
" Tangan mu kenapa? " Tanya Dexter ketika mereka baru saja sampai di kamar milik Brianna. Dia tanpa sengaja melihat sedikit perban yang mencuat, dari balik kaos lengan panjang yang gadis itu kenakan.
Brianna mengangkat tangan nya, dan memperlihatkan perban yang melilit itu. " Aku sedikit terluka, karena tergores oleh pecahan gelang. Sebenar nya luka nya tidak terlalu parah, namun aku lebih nyaman menggunakan perban dibandingkan plester. " Jawab nya.
" Gelang? "
" Hmm... Aku mendapatkan gelang yang sangat indah dari seseorang, dan memakai nya. Aku pikir itu dari Drake, tapi seperti nya bukan. Karena ketika aku memperlihatkan gelang yang kupakai pada nya, pria itu langsung marah dan menarik paksa hingga gelang nya putus. Dan saat itulah luka ini ada! "
" Ah... Begitu kah!? Posesif sekali pria itu! "
" Karena masalah sepele seperti itu, dia marah pada ku. Bahkan dia pergi bekerja tanpa membujuk ku yang sedang menangis saat itu. Bukankah sikap nya itu sedikit berlebihan!? Itu hanya gelang... "
" Mungkin Drake paham akan makna dari gelang itu. "
" Makna? "
Dexter mengangguk, " Seseorang tidak akan mungkin memberimu gelang semahal itu, tanpa ada nya maksud dan tujuan tertentu, kan!? Kurasa itulah yang membuat Drake marah seperti itu! "
Brianna mencerna kalimat yang Dexter katakan. Memang terdengar masuk akal, namun entah mengapa tetap sedikit janggal bagi nya.
" Darimana kau tau jika gelang itu sangat mahal? " Tanya Brianna.
Dexter berdeham pelan, " Aku hanya menebak saja. Masuklah ke kamar mu sekarang, kurasa kau pasti lelah dan butuh istirahat! " Jawab nya.
Pria itu berbalik dan masuk ke kamar nya yang berada tidak jauh dari kamat Brianna. Meninggalkan gadis itu yang masih berdiri dalam rasa bingung nya.
Aneh!
***
Aarav menatap laporan yang dibawa oleh Smith dengan mata yang berbinar. Akhirnya asisten nya itu mampu menemukan alamat rumah keluarga Rodrigues, yang merupakan tempat tinggal Brianna saat ini bersama Nenek nya. Dan dia bertekad untuk segera pergi ke sana, dan menemui gadis itu untuk meluruskan segala permasalahan diantara mereka.
" Jadwal mu untuk satu minggu ke depan sangat penuh. Kau tidak akan bisa pergi ke Inggris, tanpa menyelesaikan semua pekerjaan ini terlebih dahulu! " Ucap Smith dengan tegas.
Aarav menatap tajam asisten nya itu, " Kau bisa meng-handle semua nya sendiri, kan!? Jadi cepat pesan kan tiket pesawat untuk keberangkatan ku ke sana secepatnya. Atur juga hotel dan sarana lain yang aku butuhkan selama aku berasa di negara itu, minimal untuk dua minggu! " Sahut nya.
" Kau gila? "
" Aku tidak gila. Aku sedang mengejar waktu untuk menyelesaikan masalah ku dengan Brianna. Aku tidak mau terlanjur terikat dengan Briella, yang mungkin hanya akan membuat masalah ini kian bertambah rumit. Aku juga harus segera memastikan jika apa yang dikatakan oleh keluarga Xavierra itu penuh dengan kebohongan, dengan mengkonfirmasi segala nya secara langsung pada orang yang bersangkutan! "
Smith menjatuhkan diri nya di sofa dan melonggarkan dasi nya yang terasa mencekik. Dia merasa jika tindakan nya untuk memberikan alamat itu adalah sebuah kesalahan bodoh, yang akan dia sesali untuk beberapa waktu ke depan.
" Kenapa kau terlihat sangat frustasi, Smith? Seharus nya kau senang karena sahabat mu ini akan segera menyelesaikan masalah nya! " Ucap Aarav.
" Aku tidak bisa senang, karena dampak dari semua ini akan berimbas pada pekerjaan ku. Bisa saja perusahaan ini mengalami krisis, karena bos nya pergi begitu saja dan meninggalkan semua tanggung jawab nya terhadap asisten nya. "
Aarav berdecak kesal, " Jangan terlalu berlebihan. Kau pasti bisa meng-handle semua nya sendiri. Percayalah pada kemampuan mu sendiri, Smith! "
Smith berdiri dan memberikan sebuah dokumen yang sejak tadi dipegang oleh nya. Itu adalah dokumen mengenai perjanjian kerja sama dengan nominal yang tidak main - main besar nya.
" Aku tidak akan bisa meng-handle proyek ini sendiri, Aarav. Kuharap kau tidak bersikap egois untuk mengejar Brianna, dan mengabaikan tanggung jawab sebesar ini begitu saja. Kedua masalah ini adalah tanggung jawab mu, dan membutuhkan perhatian langsung dari mu. Kau harus tau mana yang harus kau prioritas kan saat ini! " Ucap nya dengan tegas.
Sialan!
Aarav mengumpat dalam hati nya, karena dia lupa akan perjanjian kerja sama ini. Proyek besar yang sudah dia incar sejak lama, dan jelas tidak bisa dia abaikan begitu saja.
Arrghhhh... Itu tanda nya dia harus menangguhkan keberangkatan nya ke Inggris, sampai semua pekerjaan nya selesai!