Alice ngantuk

"SAH!!!" Fachry dan Alice menikah.

Sesuai kemauan Sky Rain, hanya ada acara sederhana saja karena Sky Rain belum ingin mempublikasikan hubungan putrinya dengan dokter, dosen sekaligus ustadz yang usianya sudah 32 tahun.

Sky Rain hanya ingin putrinya segera cabut dari fakultas kedokteran. Salah satu cara jitunya hanya dengan menikahkan anak itu bersama dosen yang diincar.

Sky Rain paham betul, Alice tidak akan bertahan lama di fakultas kedokteran. Alice hanya terobsesi ingin mengincar Fachry, bukan berniat menjadi seorang dokter.

Lagi pula, dia tidak pernah berniat menikah lagi, maka jalan satu- satunya untuk melahirkan sang pewaris hanya dengan menikahkan Alice, atau tetap memaksakan Alice untuk mengambil pendidikan bisnis.

Saat ini hanya Fachry yang mampu menyetir hati dan pikiran anak itu. Sky akan bisa mengarahkan Alice melalui suami, sama seperti saat Sky takluk pada almarhumah mantan istrinya.

Tak banyak acara, tak banyak ritual, hanya akad dan sah! Itulah kenapa Widya sempat protes karena tidak diperbolehkan membawa banyak orang untuk menyaksikan pernikahan Fachry di Jakarta.

Mendengar syarat itu, Widya lebih memilih untuk tidak ikut ke Jakarta pada akhirnya, ini sama persis ketika Fachry akan menikahi Almira.

Sejatinya Widya trauma, Widya tak mau jika sampai acara Fachry gagal lagi seperti sebelumnya, Widya malu.

Sudah 32 tahun dan masih membujang, di kampungnya tidak ada yang mengatakan jika itu lazim, malah diberikan gelar bujang tua.

Gagalnya mantu sebelumnya menyisakan kekhawatiran besar pada Widya. Sudah rela mabuk di perjalanan, tapi sesampainya di Jakarta, Almira memutuskan Fachry.

Di sepanjang malam menunggu, Widya hanya terdiam kesal bahkan tak mau makan sesuap nasi pun. Namun, di bibirnya terus merapal doa- doa teruntuk putra semata wayangnya.

Katanya, besok Fachry akan pulang ke Semarang membawa istrinya, dan Widya bertekad tidak akan tidur sebelum Fachry datang membawa menantunya.

📩 "Ibu tidur ya. Besok Fachry pulang bawa Alice ke kampung." Pesan Fachry yang tak dibalas kembali.

...🎬🎬🎬...

^^^Di Jakarta.^^^

Alice sedang menyipitkan mata, menatap seksama wajah tampan suaminya. Fachry diam di atas sajadahnya, barusan saja pria matang itu menyelesaikan shalat isya-nya.

Bukan ikut, Alice justru berdiri menelisik segala yang ada pada tubuhnya. "Kenapa?"

"Dokus yang kenapa?" tukas Alice segera.

"Dokus?" Fachry mengerutkan kening tipis.

"Dokter ustadz!" jelas Alice. Yah, Dokus itu singkatan sayangnya sekarang.

Fachry memutar bola matanya, sedikit menghela napas berat. "Kenapa apanya? Ada yang mau kamu tanyakan hm?"

Alice meraup kerah kaus suaminya, lalu menariknya kepadanya. "Kenapa tiba- tiba saja, Dokter mau melamar terus langsung menikahi Alice?" katanya mengintrogasi.

"Keberatan?"

"Ya enggak sih!" sergah Alice. "Tapi tuh aneh ajah gitu kalau tiba- tiba liat kulkas berubah jadi rice cooker! Ajaib kan?!"

"Nggak percaya kita jodoh?" sela Fachry.

"Percaya!" Alice percaya, karena setiap harinya sang otak hanya diisi oleh wajah lelaki itu saja, hidungnya beserta upilnya, matanya beserta belekannya, semuanya!

"Tapi kenapa secepat ini?" tukas Alice lagi.

"Terus maunya aku nikahi kapan?" Fachry menegur kemudian. "Nunggu aku 50 tahun?"

Bukan itu, tapi ini terlalu singkat dan terkesan terburu- buru sekali. "Yang Alice tanyakan, apa alasan Dokter mau nikahin Alice?"

"Daddy mu mengancam ku." Fachry membuat gadis 18 itu terpelongo seketika.

"Mengancam??"

Fachry terkekeh meremehkan, bukankah Alice terbiasa dengan pemaksaan? "Jangan bilang kamu heran dengan ulah ayah mu sendiri?"

"Jadi karena terpaksa?" Alice memastikannya sekali lagi, jujur dia baru tahu, ternyata benar perubahan Fachry karena ancaman Dad Sky.

Sebelumnya, Alice sempat berpikir jika Fachry menyesal dan merindukan dirinya karena sudah empat hari terakhir Alice tak kuliah.

"Oh, jadi alasannya karena terpaksa?!" Alice duduk di sofa dengan kesal. "Tahu gitu Alice nggak mau nikah dulu sampai Om dokter mau suka rela menikahi Alice!"

Bahkan, Alice bersidekap sambil berpaling dari tatapan suaminya. "Khm!" kesalnya.

Fachry menggeleng kepalanya, menghadapi istri kecil memang beginilah. "Tidur, besok kita harus ke Semarang."

Sambil mengecumik bibir yang meleyot leyot menyebalkan, Alice memutar matanya malas, seharusnya Fachry memanggil sayang, bukan hanya menyuruh. Suami model apa begitu?

Lihat, mata Alice melirik ke arah kanan, di mana suaminya membereskan sajadah dan mulai meraih ponselnya. Untuk mendapatkan atensi kembali, Alice berdehem kencang.

"Gitu doang bujuk tidurnya? Ehm, ehm, ehm!"

Fachry yang sudah tak mau memperpanjang masa drama istrinya. Pria itu mendengus sambil berjalan mendekati Alice.

Bahkan, meraih tubuh gadis itu untuk menggendongnya. Alice yang merasa ini sebuah kejutan, mata gadis itu melotot.

"Tunggu, apa jangan-,jangan, Om Dokter mau ngajakin malam pertama?" Alice ternganga lebar saking tak percayanya.

"Dok..." Baru saja angan- angannya sampai ke awan, dihempaskan kembali oleh realita yang tak sesuai ekspektasinya. "Dokter!"

Tubuhnya memantul di atas ranjangnya. Yah, ranjang merah muda yang sebentar lagi dia tinggalkan. "Tidur, besok harus ke Semarang."

Dokter Fachry melemparnya. Alice mendengus sebal, lalu menarik selimut dan menenggelamkan diri di sana sambil mengucapkan serapahnya.

"Dokter apaan begitu hah?! Nggak ramah lingkungan sama sekali!" Walau hanya dalam batin, ok Alice puas bisa berteriak.

Alice lalu melirik ke arah suaminya, tampak Fachry duduk di sofa. Bahkan, sudah mulai membaringkan diri. "Dokter kok di situ?!"

Alice bangkit kembali, Alice tak bisa terima, bagaimana bisa dokter Fachry tidur di sofa sementara dirinya di atas ranjang sendirian?

"Buat apa kita nikah kalau Dokter tidur di sofa terus Alice di ranjang hah?"

"Kasihan sofanya, mubazir." Jawaban enteng Fachry membuat Alice memikirkan sesuatu yang akan menguntungkannya malam ini.

Alice beranjak dari ranjangnya, meraih boneka babi yang berjajar di rak bonekanya. Fachry melirik tanpa mau bergerak sedikitpun sambil ia bertanya- tanya hal apa yang akan Alice lakukan.

Mata pria itu menyimak bagaimana Alice berbolak balik untuk memindahkan semua boneka babi kesayangan di atas ranjang merah muda.

Setelah selesai dengan urusannya, Alice berkacak pinggang. "Taram, malam ini kalian tidur di sini ya, anak- anak ku! Mommy, mau tidur sama Papi kalian dulu!"

Yang membuat Fachry berkerut kening, ketika Alice mendatangi sofa dan seenaknya saja tidur di atas tubuhnya. "Alice!" Terasa kaget hingga suaranya tercekat.

"Ranjangnya sempit di pake Babi." Alice lalu menguap malas- malasan. "Hoaaam, padahal Alice udah ngantuk banget."

"Astaghfirullah." Fachry beristighfar ketika saja tubuh Alice tak sengaja menggoyangkan miliknya saat membetulkan posisi.

"Kita udah halal kan?" bisik Alice, terdengar manja tapi juga dominan mesra. "Boleh kan kalo suami istri tidur begini?"

"Tapi bukan berarti...."

"Ssstt!" Alice menyumpal mulut Fachry dengan jari telunjuk mungilnya. "Alice ngantuk banget loh hari ini," lirihnya.

...Cek dunk, like bab ini, apakah udah pada baca atau masih masa libur lebaran? Aaa mau lanjut takut banget retensi buruk karena kalian lagi sibuk dengan lebaran....

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

Kirain Alice mau nangis guling2 karena Dokter Fachry nikahin dia karena ancaman dady Sky. Ternyata tingkahnya tak bisa di prediksi. Malah dengan santainya tidur di atas tubuh suami..... Nah kuat apa gak nih nahan sesuatu Pak Dokter🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-24

1

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

halo babi , mama mau tidur sama papa dulu ya, ampuun deh, untung Alice bar bar gk nangis Bombay bilang mas dokter nikah terpaksa

2024-05-09

0

Ely Dwi Yana

Ely Dwi Yana

ashiap kak pasha udah nggak sibuk sama lebaran

2024-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!