Ngambek

Arvian menatap jam tangannya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Arvian harus kembali ke rumah, dia tak ada niatan untuk berangkat ke kantor di saat hari akan malam. Pria itu beranjak dari duduknya, dia kembali menatap adiknya yang masih sama seperti sebelumnya. Arvian berharap, adiknya kan kembali tersadar dari tidur panjangnya dan kembali berkumpul bersamanya.

"Aku pulang dulu. Maaf tak bisa menunggumu terlalu lama seperti sebelumnya, karena ada istri yang menungguku di rumah. Segeralah sadar, dan halangi putramu yang selalu merebut istriku." Bisik Arvian sembari menepuk lengan Nalendra dengan pelan.

Pria itu pun beranjak pergi, meninggalkan ruangan Nalendra dengan langkah panjangnya. Sesampainya di parkiran, pria itu memakai kaca mata hitamnya sambil memasuki mobilnya. Sebelum menyalakan mobilnya, dia memeriksa ponselnya terlebih dahulu karena khawatir akan ada pesan penting yang belum sempat dirinya lihat.

"Aku belum memberikan nomorku pada Aluna. Malam nanti, akan ku minta nomornya." Gumam Arvian dan melajukan mobilnya pergi meninggalkan parkiran rumah sakit.

Selama perjalanan, Arvian hanya fokus mengemudi. Sampai, matanya menangkap sebuah toko bunga yang ada di sebrang jalan. Dia pun membelokkan mobilnya dan menghentikannya di depan toko bunga itu. Lalu, pria itu memutuskan turun dari mobilnya. Perlahan, dia melangkah masuk ke dalam toko yang di penuhi oleh berbagai macam jenis bunga cantik yang terpajang rapih.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang wanita paruh baya itu.

"Saya ingin mencari bunga, untuk istri saya." Ujar Arvian tanpa tampilan ekspresi apapun di wajahnya.

"Oh, bunga untuk istri anda?! Bisa anda sebutkan bagaimana karakter istri anda?" Seru wanita paruh baya itu dengan semangat.

Mendengar itu, Arvian terdiam Dia mengingat tentang karakter Aluna selama mereka tinggal bersama. Banyak sekali karakter yang Aluna tunjukkan. Namun, pastinya ada beberapa karakter yang paling men0nj0l di antara semuanya. Arvian kembali menatap wanita paruh baya itu yang masih menunggu jawabannya.

"Dia wanita yang unik, suka kebebasan. Sangat ceria, dan pandai menutupi kesedihannya. Juga, dia wanita yang lembut dan penyayang. Tapi bukan berarti dia lemah, dia adalah wanita yang kuat." Ujar Arvian dengan senyuman tipis di wajahnya.

Wanita paruh baya itu tersenyum, "Saya rekomendasikan bunga Lily yang cantik ini, anda bisa melihatnya." Serunya sembari mengambil bunga Lily yang ada di dekatnya.

"Tapi, kalau anda mau bunga yang melambangkan cinta, ya bunga mawar merah ini." Lanjut wanita paruh baya itu.

Arvian terdiam, dia menatap dua bunga berbeda di tangan wanita pemilik toko itu. Sejenak, Arvian berpikir. Bunga apa yang sangat cocok untuk istrinya? Tapi, setahu pria itu. Seorang suami akan memberikan istrinya mawar merah, dia belum pernah melihat bunga Lily sebelumnya.

"Saya ambil mawar merah saja, tolong siapkan seratus tangkai." Putus Arvian yang mana membuat wanita paruh baya itu membulatkan matanya.

"Seratus tangkai?!" Pekiknya.

"Ya, apa ada masalah? Tenang saja, aku membayarnya." Sahut Arvian dengan mengeluarkan kartu hitamnya.

Wanita paruh baya itu menggeleng pelan, dia merasa gugup saat ini. Melihat tokonya yang sangat kecil, dia merasa mustahil menyimpan seratus tangkai. Apalagi dalam waktu dadakan seperti saat ini.

"Tuan, seratus tangkai sepertinya tidak ada. Kalau di pesan dulu bagaimana?" Tanya wanita paruh baya itu.

"Ada berapa yang masih tersedia?" Tanya Arvian, dia tak mau memesannya lebih dulu.

"Sepertinya hanya lima puluh tangkai saja, itu pun stok terakhir dan tidak tersisa lagi." Jawabnya.

Arvian mengangguk, "Yasudah, aku pesan semuanya." Ujar Arvian.

Wanita paruh naya itu mengangguk semangat, dia segera menyiapkan pesanan Arvian. Sementara pria itu, dia duduk di kursi tunggu sembari memainkan ponselnya. Tak lama, pesanannya selesai. Arvian segera membayarnya dan bergegas pulang sebelum matahari terbenam. Pria itu tak sabar, menantikan respon istrinya setelah mendapat hadiah darinya.

Sesampainya di rumah, Arvian bergegas keluar dari mobilnya dengan membawa buket bunga yang dirinya beli tadi. Melihat bosnya yang kesusahan, para bodyguard bersiap ingin membantunya. Namun, Arvian justru menghindar dan menatap tajam mereka.

"Biar aku yang membawanya, dan memberikannya langsung lada istriku. Jika kalian yang membawanya, dia pasti akan memuji kalian. Bukan aku." Ujar Arvian dengan ketus.

"O-oh begitu, tapi tadi nona ...,"

"Arvian, kamu sudah kembali?"

Arvian menolehkan kepalanya, raut wajahnya berubah datar saat melihat Aluna yang sepertinya baru saja dari luar. Tatapannya pun beralih pada keponakannya yang sedang di gandeng Aluna. Terlihat, bocah menggemaskan itu sedang memakan bakso bakar yang entah dari mana dirinya beli.

"Habis dari mana?" Tanya Arvian dengan tatapan penuh selidik.

"Habis dari taman. Arega merasa bosan, jadi aku mengajaknya ke taman komplek. Maaf, aku memakai uangmu yang ada nakas." Ujar Aluna dengan lembut.

Arvian mengangguk pelan, tatapannya kembali menatap ke arah bocah yang menatapnya dengan santai. Pipi gembulnya sudah banyak noda kecap, membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Tapi tidak bagi Arvian, dia merasa Arega sangat menj3ngk3lkan sore ini.

"Om tau nda, abis koncel kita di cana. Iya kan cayangkuu!!" Seru Arega seakan tengah mengajak temannya bergosip.

"Konser?" Tanya Arvian dengan tatapan bingung.

"Iya, begini goyangna. Di geb0y geb0y mujael nang neng nong, nang neng nong, om Pian jelek! Di buang caja! Muctopa cakit hati, di tinggalkan kekacih, lalu cali apa cayangkuuu!!"

Aluna menatap wajah Arvian yang memerah saat ini. Dia meneguk kasar lud4hnya, tak menyangka jika Arega berani memancing emosi omnya yang baru saja pulang kerja. Tak selang beberapa detik, benar saja. Arvian maju melangkah dan menyerahkan buket itu pada Aluna.

"Pegang, aku akan mengurusi anak nakal ini." Ujar Arvian dengan seringai di bibirnya sembari matanya menatap ke arah bocah menggemaskan itu.

Arega yang tadinya akan memakan kembali baksonya di buat tercengang. Bahkan, bakso yang sudah berada di mulutnya terjatuh dan menggelinding begitu saja. Perasaannya tak enak, apalagi saat melihat senyuman mengerikan omnya. Bocah itu pun berniat ingin kabur. Namun, sebelum Arega melangkah. Arvian sudah meraih nya ke dalam gendongannya dan menggigit pipi gembul bocah itu hingga membuatnya memekik kesakitan.

"AAAA EKHEEE PIPI WALICANKUUU!!! HUAAA!! ONTYYY!! TALIK CUAMIMU INIII EKHEEE!!"

Arvian melepaskan gigitannya, dia membali menurunkan Arega dari gendongannya dan membiarkan anak itu menjauh darinya. Terlihat Arega segera memeriksa pipinya, dia merasa pipi mukusnya terdapat bekas gigitan Arvian yang membuat kulitnya terasa tidak halus. Matanya bulatnya berkaca-kaca, dia mencebikkan bibirnya ke bawah bersiap umtuk menangis. Alina yang melihat Arega seperti itu tak tega, dia pun berniat ingin menyentuhnya. Tapi sebelum itu, siara berat Arvian membuat niatannya terhenti.

"Kamu bujuk dia, aku yang marah." Ancam Arvian.

Aluna melongo tak percaya, "Ar, dia hanya anak kecil. Lihat, pipinya menjadi merah karena gigitanmu." Omel Aluna.

"Jadi kamu membelanya? Oke! Sekarang, aku yang marah! Bujuk dia sesukamu." Ketus Arvian dan beranjak pergi dari sana. Meninggalkan Aluna yang melongo menatap kepergian nya.

"Bunga ini, dia sengaja membelinya untukku apa untuk hiasan rumah saja? Tidak romantis sekali memberinya." Gumam Aluna sembari menatap buket bunga di pelukannya.

"Ekhee ontyyy pipina Lega ada lubangnaaa!!" Rengek Arega.

"Iya, nanti juga kulitnya balik lagi. Udah yah." Ujar Aluna menenangkannya.

__

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

Terpopuler

Comments

Hardinik Akbari

Hardinik Akbari

lucuuu....gemessss....ngakaak sendiri sy thorrr.....kereeen othor mah.....👍👍👍

2024-05-10

2

She Jutex MImi

She Jutex MImi

itu rega udh sadar bs bilang onty tarik suamimu 🤣🤣

2024-05-30

0

Firman Firman

Firman Firman

ha ha dasar kecebong liar 🤭😱🤗

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Aluna
2 Gynophobia
3 Terpaksa harus menikah
4 Ke rumah suami
5 Cayangna aaakuuu
6 Keputusan sidang hak asuh Arega
7 Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8 Kebahagiaan Arega
9 Tak ada reaksi?
10 Baju Tarzan
11 Menyukai kamu
12 Kekhawatiran Aluna
13 Berani mendekat
14 Pertemuan Suami dan mantan suami
15 Menggali cerita pahit Aluna
16 Kucing nakal malam itu
17 Perubahan sikap Arvian
18 Si bocah pengganggu
19 Ngambek
20 Berusaha membujuk
21 Ada apa dengan Arvian?
22 Penjelasan Vion
23 Asal mula trauma Arvian
24 Berjuang bersama
25 Tertekannya Erlin
26 Keluar tanduknya
27 Datang bulan
28 Pembalut untuk istri
29 Di suapin suami
30 Ketakutan Arega
31 Ada yang aneh
32 Malam indah
33 Ruam di tubuh Arvian
34 Lontong
35 Pasar malam
36 Kejailan Vion
37 Jail sendiri, kesal sendiri
38 Hari ibu yang sungguh mengharukan
39 Jadi istri, harus pandai
40 Aku mencintaimu
41 Nalendra sadar
42 Sudah siap hamil?
43 Gynophobia Arvian
44 Kesedihan Nalendra
45 Mode cemburu Arvian
46 Jurus ampuh membujuk suami
47 Kamu sempurna bagiku
48 Ada yang aneh
49 Respon Efendi
50 Mama tili?
51 Mantu ganteng Mama Maya
52 Antara kakak beradik
53 Hamil
54 Papa sayang kamu
55 Menantu!
56 Minta hatiku juga boleh
57 Jangan berharap lebih padaku
58 Arega butuh sosok ibu
59 Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60 Ada apa dengan Mega?
61 Lega mimpi Mama
62 Kalung dari suami
63 Konser Arega
64 Mengidam?
65 Janan ili janan ili, janan ili dengki
66 Onty Mega
67 Periksa kandungan
68 Isi hati calon ayah
69 Kekesalan Mega
70 Sindiran tajam Aluna
71 Ketegasan Arvian
72 Kemarahan Arvian
73 Jawaban Mega
74 Suasana yang berbeda
75 Luluhnya Arvian
76 Siapa dia?
77 Lega punya Mama!
78 Tak selamanya bahagia
79 Pertemuan tanpa rencana
80 Kontraksi?
81 Lahirnya sang putri
82 Azura Elaina Sagara
83 jadi anak pak cupil aja lah
84 Sayangnya Arvian
85 Gosip ala Mega
86 Nacib ... nacib
87 Keributan di perusahaan Kalingga
88 Penyesalan Efendi
89 Cakiiiitt!!
90 Penyesalan Efendi
91 Perkara asi
92 Ayam Legaaa
93 Happy Wedding
94 3 Tahun Kemudian
95 Jelomeee!!
96 Eh, calah olang?!
97 Jula nda calah kok!
98 Keinginan yang beda
99 cinta catu atau dua
100 Ci Jelomee
101 Pacal lenjun
102 Tidak bisa di selamatkan
103 Siapa?
104 Bakat ALuna yang terpendam
105 Cekolaaah
106 Pok ame ame belalang kupu-kupu
107 Ngambek nya Azura
108 Jajan
109 Keributan di pagi hari
110 Pertemuan yang tak di janjikan
111 Telah usai
112 KARYA BARUUU
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Duka Aluna
2
Gynophobia
3
Terpaksa harus menikah
4
Ke rumah suami
5
Cayangna aaakuuu
6
Keputusan sidang hak asuh Arega
7
Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8
Kebahagiaan Arega
9
Tak ada reaksi?
10
Baju Tarzan
11
Menyukai kamu
12
Kekhawatiran Aluna
13
Berani mendekat
14
Pertemuan Suami dan mantan suami
15
Menggali cerita pahit Aluna
16
Kucing nakal malam itu
17
Perubahan sikap Arvian
18
Si bocah pengganggu
19
Ngambek
20
Berusaha membujuk
21
Ada apa dengan Arvian?
22
Penjelasan Vion
23
Asal mula trauma Arvian
24
Berjuang bersama
25
Tertekannya Erlin
26
Keluar tanduknya
27
Datang bulan
28
Pembalut untuk istri
29
Di suapin suami
30
Ketakutan Arega
31
Ada yang aneh
32
Malam indah
33
Ruam di tubuh Arvian
34
Lontong
35
Pasar malam
36
Kejailan Vion
37
Jail sendiri, kesal sendiri
38
Hari ibu yang sungguh mengharukan
39
Jadi istri, harus pandai
40
Aku mencintaimu
41
Nalendra sadar
42
Sudah siap hamil?
43
Gynophobia Arvian
44
Kesedihan Nalendra
45
Mode cemburu Arvian
46
Jurus ampuh membujuk suami
47
Kamu sempurna bagiku
48
Ada yang aneh
49
Respon Efendi
50
Mama tili?
51
Mantu ganteng Mama Maya
52
Antara kakak beradik
53
Hamil
54
Papa sayang kamu
55
Menantu!
56
Minta hatiku juga boleh
57
Jangan berharap lebih padaku
58
Arega butuh sosok ibu
59
Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60
Ada apa dengan Mega?
61
Lega mimpi Mama
62
Kalung dari suami
63
Konser Arega
64
Mengidam?
65
Janan ili janan ili, janan ili dengki
66
Onty Mega
67
Periksa kandungan
68
Isi hati calon ayah
69
Kekesalan Mega
70
Sindiran tajam Aluna
71
Ketegasan Arvian
72
Kemarahan Arvian
73
Jawaban Mega
74
Suasana yang berbeda
75
Luluhnya Arvian
76
Siapa dia?
77
Lega punya Mama!
78
Tak selamanya bahagia
79
Pertemuan tanpa rencana
80
Kontraksi?
81
Lahirnya sang putri
82
Azura Elaina Sagara
83
jadi anak pak cupil aja lah
84
Sayangnya Arvian
85
Gosip ala Mega
86
Nacib ... nacib
87
Keributan di perusahaan Kalingga
88
Penyesalan Efendi
89
Cakiiiitt!!
90
Penyesalan Efendi
91
Perkara asi
92
Ayam Legaaa
93
Happy Wedding
94
3 Tahun Kemudian
95
Jelomeee!!
96
Eh, calah olang?!
97
Jula nda calah kok!
98
Keinginan yang beda
99
cinta catu atau dua
100
Ci Jelomee
101
Pacal lenjun
102
Tidak bisa di selamatkan
103
Siapa?
104
Bakat ALuna yang terpendam
105
Cekolaaah
106
Pok ame ame belalang kupu-kupu
107
Ngambek nya Azura
108
Jajan
109
Keributan di pagi hari
110
Pertemuan yang tak di janjikan
111
Telah usai
112
KARYA BARUUU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!