Gynophobia

Enam bulan Kemudian.

Seorang wanita cantik tengah memakai jaketnya, dia mengibas rambut panjang bergelombang miliknya dan menatanya agar terlihat rapih. Tampak, wanita itu menatap ke arah cermin dan melihat pantulan dirinya. Wanita itu tak lain adalah Aluna, dia tersenyum menatap dirinya yang terlihat sangat cantik pagi ini. Tak terasa, enam bulan sudah Aluna menjadi seorang janda.

"Oke Aluna, jangan biarkan masa terpuruk mu membuat pria tampan di luar sana menunggumu terlalu lama. Keluarlah dari Zona sakit hati menuju lautan cinta. Karena dunia ini sangat indah, hanya orang-orangnya saja banyak yang menyia-nyiakan cinta." Seru Aluna menyemangati dirinya.

Ckelk!

"Aluna aku ... eh, ngapain kamu dandan cantik pagi ini?" Mega terkejut kala mendapati Aluna yang berdandan sangat cantik. Karena biasanya, Aluna hanya berdandan ala kadarnya dan selalu berada di rumah. Selama enam bulan ini Aluna tinggal di rumah Mega, dia juga mendapati perhatian penuh dari orang tua Mega yang sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri. Sedangkan rumah yang dulu di berikan mantan suaminya, dia biarkan kosong begitu saja.

"Mau ketemu pria tampan kaya rayaa!!" Seru Aluna dengan tersenyum lebar.

"Ck, lupakan! Siang ini kamu mau kemana?" Seru Mega sembari berjalan menuju ranjang Aluna dan merebahkan tubuhnya di sana.

Aluna berpikir sejenak, sebenarnya dia tak ada tujuan tertentu. Hanya ingin pergi keluar dan berjalan-jalan sejenak. Selama enam bulan ini juga, dirinya membantu Mama Mega mengurus butiknya. Sesekali dia membantu untuk mendesain baju. beruntung gambarannya terjual mahal sebagai desain yang modern.

"Belum tahu si, paling ke mall. AKu ingin membeli baju, memangnya kenapa?" Tanya Aluna, dia sudah curiga jika Mega pasti akan memintanya untuk melakukan sesuatu.

"Kamu yang antar makan siang Papa yah, aku malas sekali keluar. Cuaca lagi sangat terik, aku tidak mau kulitku menjadi gelap. Beda sama kamu yang putih sejak lahir. Mau panas panasan pun bakal balik putih lagi." Pinta Mega dengan tersenyum lebar.

"Ck, kan ada tabir surya. Bilang aja kalau kamu malas. Lagian cantik itu gak harus putih, kamunya aja terlalu pengen putih. Wanita akan terlihat cantik di mata pria yang tepat." Sindir Aluna. Mega tersenyum hingga memperlihatkan giginya, sahabatnya itu tahu saja jika dirinya malas.

"Yasudah, nanti siang akan aku antar makan siang Papa." Ujar Aluna sembari mengambil ponselnya.

Aluna merasa bersyukur, dia merasakan kasih sayang yang sempat hilang dari orang tuanya lewat orang tua Mega. Awalnya, ada rasa takut di hati Aluna jika dia tinggal menumpang dengan keluarga Mega. Namun, di luar dugaannya. Keluarga Mega menyambutnya dengan baik.

"Aluna, enggak ada niat buat cari suami lagi? Kemarin ada yang nanya kamu ke papa loh." Celetuk Mega yang mana membuat Aluna menoleh.

"Buatmu saja, kamu kan masih jomblo. Hati-hati per4wan tua loh." Mendengar perkataan Aluna, membuat Mega cemberut sebal.

"Jodohku masih jagain jodoh orang kayaknya." Ringis Mega.

"Makanya, di rebut dong jodohmu. Kalau aku yah ... entar dulu deh, masih seleksi cari yang lebih dari Mas Mantan. Biar nanti dia gak besar kepala kalau aku menikah dengan pria di bawahnya." Ujar Aluna sembari kembali menatap ponselnya.

"Bagus itu! Biar si buaya darat itu gak terbang terus, sesekali dia harus di jatuhkan biar sadar dirinya itu buaya! Bukan buru Elang!" Seru Mega yang mana membuat Aluna tertawa kecil.

.

.

.

Di ruang kerjanya, terlihat seorang pria yang tak lain adalah Arvian tengah sibuk dengan tumpukan berkasnya. Sedari tadi dia berdecak kesal, lantaran pekerjaannya yang tak kunjung selesai. Sejenak, dia melirik ke arah jam tangannya. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, yang dimana dirinya harus segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa istirahat sejenak.

Cklek!

Arvian terkejut lantaran mendengar suara pintu ruangannya yang terbuka tanpa di ketuk. Pria itu pun mengangkat pandangannya dan menatap pada seorang wanita berpakaian ketat dengan sebuah berkas yang ada di pelukannya. Kening Arvian mengerut dalam, sebelumnya dia tak pernah melihat wanita itu ada di dalam kantornya.

"Maaf Tuan, saya karyawan magang baru. Asisten anda menitipkan dokumen ini pada saya dan meminta saya untuk memberikannya pada anda." Ujar wanita itu sembari berjalan mendekati Arvian.

Mata Arvian menajam, dia mengisyaratkan agar wanita itu tak mendekatinya lewat tatapan tajamnya. Namun, seakan tak takut. Dia jutsru berdiri di sebelah Arvian dan menaruh berkas itu di hadapannya. Arvian segera menutup mulut dan hidungnya, dia sudah menahan mual sejak wanita itu berjarak satu meter di dekatnya.

"Tuan, saya ...." Wanita itu dengan berani menyentuh bahu Arvian, membuat pria itu murka dan beranjak berdiri dengan menepis kuat tangan wanita yang berusaha mendekatinya.

"MENYINGKIRLAH WANITA TAK TAHU MALU! SIAPA KAMU SEENAKNYA SAJA MEMASUKI RUANGANKU DAN MENYENTUH KU! KAMU SANGAT MEMBUATKU MUAL!" Sentak Arvian dengan wajahnya yang merah padam.

"Mual?" Wanita itu bingung, dia mencoba m3ng3ndus aroma tubuhnya. Tetapi, dia tak merasakan aroma yang tidak sedap dari tubuhnya. Kenapa Arvian merasa mual?

Arvian mengambil telpon genggam yang ada di atas meja kerjanya, dia lalu menelpon satpam untuk mengusir wanita itu. Tak lama, dua orang satpam pun datang beserta seorang pria yang menjabat sebagai Asisten Arvian.

"Usir wanita ini dari kantor ku! Jangan biarkan dia menginjakkan kakinya kembali di kantor ini." Sentak Arvian dengan tatapan tajam.

"Baik Tuan!" Dua satpam itu bergegas menarik wanita itu keluar. Tentu saja, wanita iti meronta-ronta.

"TIDAK! TUAN! MAAFKAN SAYA! MAAFKAN SAYA!" Seru wanita itu tanpa Arvian Hiraukan.

Sementara Arvian, dia sudah merasakan gatal pada tubuhnya. Wajahnya memerah menahan gatal, tubuhnya pun terasa panas. Melihat respon bosnya yang seperti itu, bergegas Asisten Arvian mengambil sebuah obat dari lemari dan memberikannya pada bosnya yang sedang menahan sakit.

Arvian menerimanya, dia segera memakan obatnya dan meminum segelas air yang dirinya ambil dari meja. Pria itu mengambil nafas sebanyak-banyaknya, rasanya d4d4nya sangat sesak. Dia sejenak menumpu tubuhnya dengan kedua telapak tangannya yang menyanggah pada meja kerjanya. Kepalanya tertunduk sembari menormalkan degupan jantungnya.

"Tuan, maaf. Saya tel3d0r, wanita tadi mengambil berkas yang saya taruh di sebuah meja sebelum saya masuk ke dalam toilet. Saya tidak tahu jika wanita itu mengambilnya dan memberikannya pada anda." Ujar Asisten Arvian dengan penuh penyesalan.

"Reza, kamu hampir membuat nyawaku terancam!" Sentak Arvian dengan menatap tajam ke arah Asistennya yang bernama Reza itu.

"Maaf." Sesal Reza. Arvian menghela nafas pelan, dia beralih mendudukkan dirinya kembali di bangku kebesarannya dan menyandarkan tubuhnya

Matanya terpejam, menormalkan nafasnya yang terdengar memburu. Arvian, pria tampan yang mengidap Gynophobia. Dia akan merasakan gatal-gatal pada rubuhnya dan mual. Bahkan, sesak. Seperti seseorang yang alergi terhadap makanan, cuaca atau produk tertentu. Tapi Arvian, dia Alergi dengan wanita. Setiap kali ada wanita yang mendekat padanya, dia merasakan tubuhnya langsung gatal dan terasa panas.

Maka dari itu, sampai di usianya yang Tiga puluh tiga ini, Arvian belum kunjung menikah. Banyak rumor yang mengatakan jika Arvian tak menyukai wanita dan justru menyukai pria. Arvian ingin membantah itu semua, tetapi dirinya tak memiliki istri yang dapat mematahkan perkataan orang yang memfitnahnya.

"Tuan, saya lupa memberikan surat ini pada anda. " Arvian kembali membuka matanya, dia menatap Reza yang memberikan sebuah amplop coklat berisikan surat padanya. Dia pun mengambilnya dan membaca tulisan tertera dalam amplop coklat itu.

"Pengadilan?" Heran Arvian.

karena penasaran, Arvian pun membukanya. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat isinya. Pria itu menegakkan tubuhnya, dia memegang kertas itu dengan tangan gemetar menahan amarah yang bergejolak dalam dirinya.

"Pengadilan menyampaikan, jika keluarga Mendiang Nyonya Divya ingin mengajukan banding hak asuh Tuan Arega. Mereka menggunakan rumor tentang anda yang sedang beredar untuk memperkuat perebutan hak asuh Tuan Arega dalam persidangan tersebut. Agar permintaan mereka, lebih mudah di kabulkan oleh hakim." Terang Reza.

"Tidak bisa! Adikku masih hidup! Walaupun dia koma, tapi dia punya hak penuh atas putranya! AKu tidak mau, keponakanku di urus oleh keluarga l1c1k itu. Putrinya meninggal saja, keluarga itu menuntut harta adikku. Apalagi jika keponakanku berada di keluarga l1c1k itu?!" Desis Arvian.

Empat tahun lalu, adik Arvian yang bernama Nalendra Sagara mengalami kecelakaan. Di saat itu, istri Nalendra sedang mengandung anak pertama mereka dengan usia kandungan tujuh bulan. Namun, karena kecelakan itu Nalendra mengalami koma. Istri Nalendra, Divya Baskara harus melahirkan putranya secara prematur karena ada masalah dengan kandungannya. Sayangnya, Divya tak bisa bertahan. Dia meninggal pasca operasi sesar di lakukan.

Arvian, harus merawat keponakannya yang baru saja lahir. Dia tak membiarkan keponakannya di asuh oleh keluarga mendiang kakak iparnya lantaran sifat buruk keluarga mereka yang tidak Arvian sukai. Dia merawat keponakannya dengan bantuan baby sitter. Arvian masih berharap adiknya kembali sadar, sebab hanya adik nya lah keluarga satu-satunya yang dia miliki setelah orang tua mereka meninggal karena kecelakaan pesawat.

"Tidak bisa di biarkan! Jika Arega ikut dengan mereka, bisa-bisa keponakanku itu mengikuti l1c1knya mereka. Tidak bisa di biarkan! Tujuannya merebut Arega biar mudah mengambil kesempatan dalam keluarga Sagara. Ini tidak bisa di biarkan! Aku harus bertemu dengan pengacaraku." Gumam Arvian dengan mata menatap tajam ke depan.

..

..

Sedangkan di sebuah mansion, tepatnya di sebuah kamar yang di terangi dengan lampu warna warni. Tampak, seorang bocah berusia empat tahun sedang memegang mic. Ruangan itu terasa bergetar lantaran suara speaker besar di dua tempat yang suaranya terdengar sangat keras. Bocah menggemaskan itu sedari tadi meloncat-loncat hingga membuat pipi gembul nya bergerak naik turun.

"DALI PELTAMA AKU, MEMANG CUDAH CULIGAAA!! KAU CELING BELCAMA DILINAAA!! KAMU DU ...,"

"DEN!! UDAH DEN D4NGDUTANNYA ADUUUHHH!!" Bocah menggemaskan itu mengakhiri kegiatannya, dia menolehkan kepalanya dan menatap seorang wanita paruh baya yang berjalan cepat ke arahnya.

"Nda maaauu!! Cebental bibi, catu jam lagi." Bocah menggemaskan itu berlari menjauh sembari membawa mic nya, dia tak ingin menyudahi kegiatan asiknya.

"Eh, Tuan kecil! Tadi Bibi liat di depan rumah, ada penjual leker. Keburu abangnya pergi loh!" Seru wanita itu, membujuk majikan kecilnya agar berhenti membuat ulah.

Mendengar makanan kesukaannya, bocah menggemaskan itu menoleh. Arega Geofrey Sagara, keponakannya Arvian yang sangat menyukai d4ngdut. Tiada hari tanpa menyetelnya, membuat orang-orang yang di sekitarnya merasa sakit kepala di buatnya.

"LEKEL? HIII ADA LEKEL LUPANAAA!!" bocah itu melempar mic nya sembarang arah. Lalu, mengambil uangnya dan berlari cepat keluar dari kamarnya.

"Huh, akhirnya." Wanita paruh baya itu bernafas lega, akhirnya dia bisa menghentikan suara yang membuat kepala nykece

Terpopuler

Comments

Ira

Ira

4 tahun msh gk lancar bicara ada kesalahan dlm mendidik.. Anakku sampai 2 thn aja ngomong gk lancar krn aku kurang komunikasi.. Ada kedua lgs beda pendidikannya jadi dr kecil udh diajak komunikasi .. Lancar 4 thn lancar baca

2024-05-04

4

Hilmiya Kasinji

Hilmiya Kasinji

suka banget kalo ada cerita anak kecil pinter gini

2024-05-11

0

AndTea

AndTea

Aduuuh kasian masih cadeeel🤭

2024-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Aluna
2 Gynophobia
3 Terpaksa harus menikah
4 Ke rumah suami
5 Cayangna aaakuuu
6 Keputusan sidang hak asuh Arega
7 Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8 Kebahagiaan Arega
9 Tak ada reaksi?
10 Baju Tarzan
11 Menyukai kamu
12 Kekhawatiran Aluna
13 Berani mendekat
14 Pertemuan Suami dan mantan suami
15 Menggali cerita pahit Aluna
16 Kucing nakal malam itu
17 Perubahan sikap Arvian
18 Si bocah pengganggu
19 Ngambek
20 Berusaha membujuk
21 Ada apa dengan Arvian?
22 Penjelasan Vion
23 Asal mula trauma Arvian
24 Berjuang bersama
25 Tertekannya Erlin
26 Keluar tanduknya
27 Datang bulan
28 Pembalut untuk istri
29 Di suapin suami
30 Ketakutan Arega
31 Ada yang aneh
32 Malam indah
33 Ruam di tubuh Arvian
34 Lontong
35 Pasar malam
36 Kejailan Vion
37 Jail sendiri, kesal sendiri
38 Hari ibu yang sungguh mengharukan
39 Jadi istri, harus pandai
40 Aku mencintaimu
41 Nalendra sadar
42 Sudah siap hamil?
43 Gynophobia Arvian
44 Kesedihan Nalendra
45 Mode cemburu Arvian
46 Jurus ampuh membujuk suami
47 Kamu sempurna bagiku
48 Ada yang aneh
49 Respon Efendi
50 Mama tili?
51 Mantu ganteng Mama Maya
52 Antara kakak beradik
53 Hamil
54 Papa sayang kamu
55 Menantu!
56 Minta hatiku juga boleh
57 Jangan berharap lebih padaku
58 Arega butuh sosok ibu
59 Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60 Ada apa dengan Mega?
61 Lega mimpi Mama
62 Kalung dari suami
63 Konser Arega
64 Mengidam?
65 Janan ili janan ili, janan ili dengki
66 Onty Mega
67 Periksa kandungan
68 Isi hati calon ayah
69 Kekesalan Mega
70 Sindiran tajam Aluna
71 Ketegasan Arvian
72 Kemarahan Arvian
73 Jawaban Mega
74 Suasana yang berbeda
75 Luluhnya Arvian
76 Siapa dia?
77 Lega punya Mama!
78 Tak selamanya bahagia
79 Pertemuan tanpa rencana
80 Kontraksi?
81 Lahirnya sang putri
82 Azura Elaina Sagara
83 jadi anak pak cupil aja lah
84 Sayangnya Arvian
85 Gosip ala Mega
86 Nacib ... nacib
87 Keributan di perusahaan Kalingga
88 Penyesalan Efendi
89 Cakiiiitt!!
90 Penyesalan Efendi
91 Perkara asi
92 Ayam Legaaa
93 Happy Wedding
94 3 Tahun Kemudian
95 Jelomeee!!
96 Eh, calah olang?!
97 Jula nda calah kok!
98 Keinginan yang beda
99 cinta catu atau dua
100 Ci Jelomee
101 Pacal lenjun
102 Tidak bisa di selamatkan
103 Siapa?
104 Bakat ALuna yang terpendam
105 Cekolaaah
106 Pok ame ame belalang kupu-kupu
107 Ngambek nya Azura
108 Jajan
109 Keributan di pagi hari
110 Pertemuan yang tak di janjikan
111 Telah usai
112 KARYA BARUUU
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Duka Aluna
2
Gynophobia
3
Terpaksa harus menikah
4
Ke rumah suami
5
Cayangna aaakuuu
6
Keputusan sidang hak asuh Arega
7
Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8
Kebahagiaan Arega
9
Tak ada reaksi?
10
Baju Tarzan
11
Menyukai kamu
12
Kekhawatiran Aluna
13
Berani mendekat
14
Pertemuan Suami dan mantan suami
15
Menggali cerita pahit Aluna
16
Kucing nakal malam itu
17
Perubahan sikap Arvian
18
Si bocah pengganggu
19
Ngambek
20
Berusaha membujuk
21
Ada apa dengan Arvian?
22
Penjelasan Vion
23
Asal mula trauma Arvian
24
Berjuang bersama
25
Tertekannya Erlin
26
Keluar tanduknya
27
Datang bulan
28
Pembalut untuk istri
29
Di suapin suami
30
Ketakutan Arega
31
Ada yang aneh
32
Malam indah
33
Ruam di tubuh Arvian
34
Lontong
35
Pasar malam
36
Kejailan Vion
37
Jail sendiri, kesal sendiri
38
Hari ibu yang sungguh mengharukan
39
Jadi istri, harus pandai
40
Aku mencintaimu
41
Nalendra sadar
42
Sudah siap hamil?
43
Gynophobia Arvian
44
Kesedihan Nalendra
45
Mode cemburu Arvian
46
Jurus ampuh membujuk suami
47
Kamu sempurna bagiku
48
Ada yang aneh
49
Respon Efendi
50
Mama tili?
51
Mantu ganteng Mama Maya
52
Antara kakak beradik
53
Hamil
54
Papa sayang kamu
55
Menantu!
56
Minta hatiku juga boleh
57
Jangan berharap lebih padaku
58
Arega butuh sosok ibu
59
Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60
Ada apa dengan Mega?
61
Lega mimpi Mama
62
Kalung dari suami
63
Konser Arega
64
Mengidam?
65
Janan ili janan ili, janan ili dengki
66
Onty Mega
67
Periksa kandungan
68
Isi hati calon ayah
69
Kekesalan Mega
70
Sindiran tajam Aluna
71
Ketegasan Arvian
72
Kemarahan Arvian
73
Jawaban Mega
74
Suasana yang berbeda
75
Luluhnya Arvian
76
Siapa dia?
77
Lega punya Mama!
78
Tak selamanya bahagia
79
Pertemuan tanpa rencana
80
Kontraksi?
81
Lahirnya sang putri
82
Azura Elaina Sagara
83
jadi anak pak cupil aja lah
84
Sayangnya Arvian
85
Gosip ala Mega
86
Nacib ... nacib
87
Keributan di perusahaan Kalingga
88
Penyesalan Efendi
89
Cakiiiitt!!
90
Penyesalan Efendi
91
Perkara asi
92
Ayam Legaaa
93
Happy Wedding
94
3 Tahun Kemudian
95
Jelomeee!!
96
Eh, calah olang?!
97
Jula nda calah kok!
98
Keinginan yang beda
99
cinta catu atau dua
100
Ci Jelomee
101
Pacal lenjun
102
Tidak bisa di selamatkan
103
Siapa?
104
Bakat ALuna yang terpendam
105
Cekolaaah
106
Pok ame ame belalang kupu-kupu
107
Ngambek nya Azura
108
Jajan
109
Keributan di pagi hari
110
Pertemuan yang tak di janjikan
111
Telah usai
112
KARYA BARUUU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!