Si bocah pengganggu

Aluna asik memasak sarapan pagi, dia hanya memasak nasi goreng yang simple untuk sarapan. Juga, sebagai bekal sekolah Arega. Sedari tadi, dia asik bersenandung sembari menambahkan bumbu pada nasi gorengnya.

"Abang pilih yang mana, per4wan atau janda, per4wan memang b0hai janda lebih aduhaaii. Tarik siis,"

Tanpa Aluna sadari, jika sejak tadi Arvian menonton pertunjukan yang sang istri lakukan sembari bersandar pada kulkas dengan tangannya yang terlipat di depan d4d4. Pria itu menyunggingkan senyumnya saat istrinya menggerakkan tubuhnya dengan begitu lihai. Tak heran jika Aluna cepat akrab dengan Arega, kedua orang itu sama anehnya menurut Arvian.

"Sudah konsernya?" Celetuk Arvian yang mana membuat Aluna terkejut."

"Ka-kamu, dari kapan disitu?!" Pekik Aluna dengan tatapan tak percaya.

Arvain menghela nafas pelan, dia beranjak sana dan berjalan menuju Aluna sembari memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Aluna menatap penampilan Arvian yang begitu tampan pagi ini. Dengan kemeja berwarna biru tua di padukan dengan celana bahan biru muda. Lengan kemejanya tergulung hingga siku, membuat aura tampan pria itu begitu terasa.

"Lanjutkan lagi saja, aku menjadi penontonnya." Ujar Arvian dengan santai.

"A-pa sih!" Gugup Aluna.

Arvian mengeluarkan sebelah tangannya yang dia masukkan ke dalam saku celananya tadi. Lalu, dia gunakan tangan itu untuk memegang pinggiran meja dapur bermaksud menopang tubuhnya.

"Semalam, kenapa tidak tidur di kamarku?" Tanya Arvian dengan tatapan dinginnya.

"Ngapain? Aku pikir semalam kamu marah, sehingga kamu memutuskan masuk kamar lebih dulu. Lagian, aku tidak nyaman tidur dengan orang lain." Ujar Aluna yang mana membuat alis Arvian menukik tajam.

"Maksudnya, kamu tidak nyaman tidur dengan suamimu sendiri?" Tanya Arvian dengan nada yang ketus.

"Eh bukan begitu. Maksudnya masih sungkan gitu. Begitu lah pokoknya!" Seru Aluna dengan gugup.

Lalu, Aluna pun mematikan kompor yang masih menyala. Nasi goreng itu telah siap, tinggal dia menaruhnya di piring. Arvian begitu memperhatikannya, sehingga Aluna bingung apa yang harus dia lakukan. Saat dirinya akan mengambil piring di lemari, tak sadar menginjak tumpahan minyak. Hal itu, membuat Aluna tak sengaja tergelincir.

"Aaa!!"

Aluna memejamkan matanya, merasa jika sebentar lagi dirinya akan segera terjatuh. Namun, ternyata sebuah lengan kekar menahan pinggangnya hingga Aluna berada di pelukan orang tersebut. Tersadar jika tubuhnya tak jadi menghantam lantai, Aluna pun membuka matanya. Jantungnya berdegup kencang, mata cantiknya bertatapan langsung dengan mata elang milik pria tampan yang sedang memeluknya.

Sedangkan di posisi Arega, bocah itu berjalan keluar kamarnya. Dia sudah siap dengan seragam sekolahnya, dan senyumannya merekah menghiasi paginya saat ini. Tak sabar, dia akan menghampiri sang Tante tersayang. Seperti biasanya, sepagi ini dia menduga jika Aluna berada di dapur. Bocah menggemaskan itu pun melangkah santai sembari bersenandung ria.

"Dicini aku menghibul kamu, belmain dan teltawa belcamaku, a ..." Senandung Arega terhenti kala melihat dua orang pria dan wanita dewasa sedang berpelukan dengan tatapan lekat seakan tak terpisahkan. Melihat itu, Arega mencebikkan bibirnya ke bawa.

"AC4L0LE EKHEEE ... CAYANGKUUU!!" Teriak Arega yang mana membuat Aluna dan Arvian tersadar. Keduanya melepaskan pelukan mereka, mata mereka menatap ke arah Arega yang memandang keduanya dengan mata memerah di sertai hidungnya yang kembang kempis.

Arega berlari ke arah Arvian dan juga Aluna. Lalu, dengan kesal dia memukul lutut Arvian dengan tangan gempalnya. Arvian tak merasakan sakit, dia justru merasa kesal saat Arega meminta untuk di gendong pada Aluna.

"CUDAH DI LEBUTNA CAYANGKU KEMALIN! MAU DI LEBUT JUGA HALI INI! NDA BOLEH LEBUT CAYANGKUU!! CALI ICTLI CENDILI CANAA!" Omel Arega setelah berada di gendongan Aluna. Bahkan, air matanya mengalir di pipi gembulnya, seakan dia telah di khianati oleh kedua orang dewasa ini.

"Syutt, ayo sarapan. Aunty sudah buatkan nasi goreng buat Arega." Ujar Aluna menghentikan tangisan Arega.

Arvian hanya menghela nafas pelan, dia membiarkan Aluna dan Arega pergi dari sana. Beberapa maid kembali datang untuk menyajikan sarapan di meja makan. Untuk itu, Arvian akhirnya beranjak mengikuti Aluna yang sudah lebih dulu pergi ke ruang makan.

"Punya keponakan aja ngeselin begini, apalagi punya anak." Batin Arvian dengan mendengus sebal.

.

.

.

Setelah mengantar Arega ke sekolahnya, Arvian langsung membawa mobilnya menuju rumah sakit. Sudah lama dia tak menjenguk adiknya, dam dia juga ingin tahu bagaimana kondisi perkembangan sang adik. Jujur saja, Arvian berharap adiknya segera sadar. Pria itu khawatir, adiknya tak akan selamat. Berbagai cara sudah dia lakukan, bahkan mendatangkan dokter luar n3gri untuk mengobati sang adik. Namun, tak ada kemajuan yang signifikan dari kondisi adiknya itu.

Sesampainya di rumah sakit, Arvian segera pergi menuju ruangan dimana sang adik di rawat. Pria itu berjalan sembari memainkan ponselnya. Namun, dia mengalihkan pandangannya saat mendengar suara yang tak asing baginya.

"Jangan manja Erlin! Aku capek, sudah bagus aku mau menjemputmu sekarang! Aluna saja tidak semanja kamu!" Desis seorang pria yang tak lain adalah Efendi. Dia sedang membentak istrinya yang menggendong bayi mereka.

"Mas, luka sesarku masih sakit. Kenapa juga kamu malah membandingkan ku dengan mantan istrimu itu!" Sentak wanita itu dengan kata berkaca-kaca.

Efendi mencoba mengatur emosinya. Rasa lelah membuatnya sulit mengontrol emosi. Dia pun mengambil bayinya dari gendongan sang istri. Melihat perlakuan efendi pada istrinya, membuat Arvian menyunggingkan seringainya.

"Sudah menjadi perangai nya. Mau sama wanita manapun, dia tetap akan bersikap seperti itu. Walaupun pria itu telah menikah dengan wanita yang di cintanya. Namanya watak, sulit bisa di rubah." Gumam Arvian dan beranjak pergi dari sana. Meninggalkan sepasang kekasih yang sedang adu mulut itu.

Langkah Arvian terhenti setibanya dia di depan pintu ruangan sang adik. Terlihat, dua orang bodyguard yang sengaja Arvian tugaskan di sana untuk memantau keadaan adiknya. Melihat Tuan mereka datang, sontak keduanya menyambutnya dengan baik.

"Apa ada yang datang?" Tanya Arvian dengan tatapan datarnya.

Keduanya saling pandang, sebelum akhirnya kembali menatap Arvian yang penasaran dengan jawaban keduanya. "Tuan, malam tadi Tuan Seno kesini. Dia ingin melihat dengan Tuan Nalendra." Ujar salah satu dari mereka yang mana membuat tatapan Arvian berubah dingin.

"Apa kalian biarkan orang itu masuk?" Tanya Arvian dengan tatapan penuh selidik.

Keduanya sentak menggeleng, "Tidak tuan! Tidka ada yang boleh masuk kecuali anda dan para petugas medis yang di kenali." Ujar keduanya dengan tegas.

"Bagus, jangan biarkan siapapun masuk ke ruang rawat adikku. Walaupun, Seno adalah mertua adikku. Aku tetap tidak mengizinkan pria itu menemuinya. Apa kalian paham?!"

"Paham Tuan!"

Arvian betanjak masuk, pandangannya langsung di suguhkan oleh banyaknya alat medis yang membantu Nalendra agar tetap bertahan. Perlahan, Arvian melangkah mendekat. Matanya menatap wajah adiknya dengan sorot mata yang sendu. Arvian tahu, jika alat-alat itu pasti menyiksa adiknya. Namun, Arvian tak mau membiarkan adiknya pergi begitu saja. Walaupun semua dokter mengatakan jika adiknya tak akan mungkin bangun dari komanya. Arvian tetap percaya, keajaiban pasti ada.

"Nalen, apa kamu tidak punya rencana untuk bangun? Tidak bosan tidur terus? Kamu tidak kasihan pada kakakmu ini? Kamu tahu? Anakmu selalu mengganggu waktu ku bersama istriku. Bangun dan rawatlah anakmu sendiri. Aku pusing setiap harinya harus mendengar dangdutan gak jelas dari anakmu itu. Jadi, cepatlah bangun." Lirih Arvian.

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

apakah rega pernah dibawa moenjenguk bapaknya?
mana tau dg mendengar celotehan si gemoy yg berisik nalendrs jd terusik.😁

2024-05-23

2

Palupy Setiya

Palupy Setiya

aku kok nggak suka sama karakternya arega,,terlalu lebay..dan ngemesinnya tu kurang natural tidak spt anak anak pada umumnya

2024-05-31

0

Isabela Devi

Isabela Devi

ya astaga arvian sama ponakan sendiri di cemburui

2024-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Aluna
2 Gynophobia
3 Terpaksa harus menikah
4 Ke rumah suami
5 Cayangna aaakuuu
6 Keputusan sidang hak asuh Arega
7 Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8 Kebahagiaan Arega
9 Tak ada reaksi?
10 Baju Tarzan
11 Menyukai kamu
12 Kekhawatiran Aluna
13 Berani mendekat
14 Pertemuan Suami dan mantan suami
15 Menggali cerita pahit Aluna
16 Kucing nakal malam itu
17 Perubahan sikap Arvian
18 Si bocah pengganggu
19 Ngambek
20 Berusaha membujuk
21 Ada apa dengan Arvian?
22 Penjelasan Vion
23 Asal mula trauma Arvian
24 Berjuang bersama
25 Tertekannya Erlin
26 Keluar tanduknya
27 Datang bulan
28 Pembalut untuk istri
29 Di suapin suami
30 Ketakutan Arega
31 Ada yang aneh
32 Malam indah
33 Ruam di tubuh Arvian
34 Lontong
35 Pasar malam
36 Kejailan Vion
37 Jail sendiri, kesal sendiri
38 Hari ibu yang sungguh mengharukan
39 Jadi istri, harus pandai
40 Aku mencintaimu
41 Nalendra sadar
42 Sudah siap hamil?
43 Gynophobia Arvian
44 Kesedihan Nalendra
45 Mode cemburu Arvian
46 Jurus ampuh membujuk suami
47 Kamu sempurna bagiku
48 Ada yang aneh
49 Respon Efendi
50 Mama tili?
51 Mantu ganteng Mama Maya
52 Antara kakak beradik
53 Hamil
54 Papa sayang kamu
55 Menantu!
56 Minta hatiku juga boleh
57 Jangan berharap lebih padaku
58 Arega butuh sosok ibu
59 Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60 Ada apa dengan Mega?
61 Lega mimpi Mama
62 Kalung dari suami
63 Konser Arega
64 Mengidam?
65 Janan ili janan ili, janan ili dengki
66 Onty Mega
67 Periksa kandungan
68 Isi hati calon ayah
69 Kekesalan Mega
70 Sindiran tajam Aluna
71 Ketegasan Arvian
72 Kemarahan Arvian
73 Jawaban Mega
74 Suasana yang berbeda
75 Luluhnya Arvian
76 Siapa dia?
77 Lega punya Mama!
78 Tak selamanya bahagia
79 Pertemuan tanpa rencana
80 Kontraksi?
81 Lahirnya sang putri
82 Azura Elaina Sagara
83 jadi anak pak cupil aja lah
84 Sayangnya Arvian
85 Gosip ala Mega
86 Nacib ... nacib
87 Keributan di perusahaan Kalingga
88 Penyesalan Efendi
89 Cakiiiitt!!
90 Penyesalan Efendi
91 Perkara asi
92 Ayam Legaaa
93 Happy Wedding
94 3 Tahun Kemudian
95 Jelomeee!!
96 Eh, calah olang?!
97 Jula nda calah kok!
98 Keinginan yang beda
99 cinta catu atau dua
100 Ci Jelomee
101 Pacal lenjun
102 Tidak bisa di selamatkan
103 Siapa?
104 Bakat ALuna yang terpendam
105 Cekolaaah
106 Pok ame ame belalang kupu-kupu
107 Ngambek nya Azura
108 Jajan
109 Keributan di pagi hari
110 Pertemuan yang tak di janjikan
111 Telah usai
112 KARYA BARUUU
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Duka Aluna
2
Gynophobia
3
Terpaksa harus menikah
4
Ke rumah suami
5
Cayangna aaakuuu
6
Keputusan sidang hak asuh Arega
7
Belanja diskon ala Nyonya Sagara
8
Kebahagiaan Arega
9
Tak ada reaksi?
10
Baju Tarzan
11
Menyukai kamu
12
Kekhawatiran Aluna
13
Berani mendekat
14
Pertemuan Suami dan mantan suami
15
Menggali cerita pahit Aluna
16
Kucing nakal malam itu
17
Perubahan sikap Arvian
18
Si bocah pengganggu
19
Ngambek
20
Berusaha membujuk
21
Ada apa dengan Arvian?
22
Penjelasan Vion
23
Asal mula trauma Arvian
24
Berjuang bersama
25
Tertekannya Erlin
26
Keluar tanduknya
27
Datang bulan
28
Pembalut untuk istri
29
Di suapin suami
30
Ketakutan Arega
31
Ada yang aneh
32
Malam indah
33
Ruam di tubuh Arvian
34
Lontong
35
Pasar malam
36
Kejailan Vion
37
Jail sendiri, kesal sendiri
38
Hari ibu yang sungguh mengharukan
39
Jadi istri, harus pandai
40
Aku mencintaimu
41
Nalendra sadar
42
Sudah siap hamil?
43
Gynophobia Arvian
44
Kesedihan Nalendra
45
Mode cemburu Arvian
46
Jurus ampuh membujuk suami
47
Kamu sempurna bagiku
48
Ada yang aneh
49
Respon Efendi
50
Mama tili?
51
Mantu ganteng Mama Maya
52
Antara kakak beradik
53
Hamil
54
Papa sayang kamu
55
Menantu!
56
Minta hatiku juga boleh
57
Jangan berharap lebih padaku
58
Arega butuh sosok ibu
59
Arvian yang jail dan Arega yang emosian
60
Ada apa dengan Mega?
61
Lega mimpi Mama
62
Kalung dari suami
63
Konser Arega
64
Mengidam?
65
Janan ili janan ili, janan ili dengki
66
Onty Mega
67
Periksa kandungan
68
Isi hati calon ayah
69
Kekesalan Mega
70
Sindiran tajam Aluna
71
Ketegasan Arvian
72
Kemarahan Arvian
73
Jawaban Mega
74
Suasana yang berbeda
75
Luluhnya Arvian
76
Siapa dia?
77
Lega punya Mama!
78
Tak selamanya bahagia
79
Pertemuan tanpa rencana
80
Kontraksi?
81
Lahirnya sang putri
82
Azura Elaina Sagara
83
jadi anak pak cupil aja lah
84
Sayangnya Arvian
85
Gosip ala Mega
86
Nacib ... nacib
87
Keributan di perusahaan Kalingga
88
Penyesalan Efendi
89
Cakiiiitt!!
90
Penyesalan Efendi
91
Perkara asi
92
Ayam Legaaa
93
Happy Wedding
94
3 Tahun Kemudian
95
Jelomeee!!
96
Eh, calah olang?!
97
Jula nda calah kok!
98
Keinginan yang beda
99
cinta catu atau dua
100
Ci Jelomee
101
Pacal lenjun
102
Tidak bisa di selamatkan
103
Siapa?
104
Bakat ALuna yang terpendam
105
Cekolaaah
106
Pok ame ame belalang kupu-kupu
107
Ngambek nya Azura
108
Jajan
109
Keributan di pagi hari
110
Pertemuan yang tak di janjikan
111
Telah usai
112
KARYA BARUUU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!