Pulang Dari Rumah Sakit

Tiga hari kemudian Naya sudah di izinkan pulang oleh Dokter. Pukul sepuluh pagi, setelah rapat di perusahaan selesai Damar akan pulang ke rumah sakit untuk menjemput Naya.

"Pa, bisakah papa menggantikan ku untuk bertemu dengan Tuan Kazumi siang ini ?" tanya Damar tiba-tiba.

"Ada apa ?" tanya Awan.

Tak biasanya Damar akan membatalkan jadwalnya di saat-saat terakhir seperti ini jika tidak karena sesuatu yang penting.

"Hari ini Naya sudah di izinkan pulang dari rumah sakit dan aku akan pergi menjemputnya sebentar lagi." jawab Damar.

Saat ini mereka sama-sama berjalan menuju ke ruangan masing-masing setelah keluar dari ruang rapat.

"Aku sudah meminta Boby menyiapkan berkasnya dan Boby juga akan pergi mendampingi nanti." lanjut Damar lagi.

Awan hanya menganguk menanggapi ucapan Damar.

"Kau sudah mengabari mama Naya akan pulang ?" tanya Awan yang masih membahas tentang Naya.

"Belum pa. Nanti aku akan menemui mama dan mengatakan secara langsung." jawab Damar.

*

Sebelum pukul sebelas siang, Damar sudah tiba di rumah sakit dan menyelesaikan administrasi kepulangan Naya. Damar mengangkat tubuh Naya dari kursi roda untuk memasukkannya ke dalam mobil. Naya menahan napas untuk mengurangi degupan jantungnya karena baru kali ini mereka melakukan kontak fisik sedekat dan se intim ini.

Setelah barang-barang dan kursi roda dimasukkan ke bagasi belakang mobil dengan di bantu oleh satpam rumah sakit, Damar mulai melajukan mobil meninggalkan rumah sakit yang selama seminggu ini jadi tempat tinggal mereka.

Sepanjang perjalan tak ada yang bicara. Naya menatap ke jendela samping tempat duduknya dengan segala pikiran di kepalanya. Sebenarnya Naya ingin pergi mengunjungi makam sang ayah, tapi karena mengingat Damar yang selalu sibuk, Naya jadi mengurungkan niatnya itu.

Naya yang sedang larut dalam pikirannya, terkesiap ketika Damar menghentikan mobilnya di area pemakaman. Naya langsung menatap wajah Damar.

"Kita akan mengunjungi makam ayah mu dulu." kata Damar yang seolah mengerti arti tatapan Naya.

Naya tidak menyangka jika Damar akan mengajaknya ke makam sang ayah. Bagai mana pria itu tahu jika dia ingin ke sini. Apa Damar bisa membaca pikirannya. Ah, atasannya ini suka sekali membuatnya terkejut.

Damar kemudian keluar dari mobil dan mengambil kursi roda lebih dulu sebelum membuka pintu mobil sebelah Naya. Lagi-lagi Damar mengangkat tubuh Naya untuk di letakkan di kursi roda. Sepertinya Naya harus membiasakan diri dengan sentuhan Damar seperti ini.

Naya kembali menangis dan meratap di depan kubur ayahnya dan Damar selalu sedia mengulurkan tisu untuk wanita itu. Hampir dua puluh menit mereka berada di sana dan kemudian Damar mengajak Naya untuk pergi karena cahaya matahari semakin terik.

"Terima kasih." ucap Naya ketika mereka sudah sama-sama masuk ke dalam mobil.

Damar hanya menjawab dengan anggukan sebelum akhirnya fokus menjalankan mobil pergi dari pemakaman.

Sekarang tinggal satu lagi yang masih menjadi beban di hati Naya yaitu dia akan tinggal di rumah Damar. Sebenarnya Naya ingin menolak karena merasa tidak nyaman jika tinggal bersama keluarga Damar. Dengan kondisinya yang lumpuh, apa kata ibu Maudy nanti jika dia hanya duduk dan tidak bisa membantu apa-apa. Bahkan menyiapkan makanan untuk suaminya saja tidak bisa. Tapi untuk mengajak Damar tinggal di rumahnya juga tidak mungkin.

Kondisi rumahnya yang sangat sederhana mungkin akan terlalu sempit bagi Damar yang terbiasa tinggal di rumah mewah dengan fasilitas yang lengkap. Berbeda jauh dengan fasilitas yang ada di rumahnya. Contohnya saja kamar mandi dengan shower yang mempunyai air panas dan dingin, di rumah Naya itu tidak ada.

Naya menghela napas panjang untuk mempersiapkan hatinya ketika mobil Damar mulai memasuki area sebuah perumahan elit di kota ini. Yang artinya sebentar lagi mereka akan tiba di rumah. Naya mendadak tegang ketika Damar menghentikan mobilnya.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga mmnya Damar tulus ya thour nerima Naya😭

2024-05-11

0

Heni Yanuati

Heni Yanuati

yang kuatya nay

2024-05-11

0

Retno Palupi

Retno Palupi

semoga diperlakukan baik nay

2024-02-04

5

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!