Kepergian Sang Ayah

Pukul lima pagi Damar mendapatkan telpon dari rumah sakit yang mengatakan jika Pak Budiman meninggal dunia. Damar memang memberikan nomor telponnya sebagai keluarga pasien karena menurut Naya, mereka tidak punya siapa-siapa lagi selain dia dan ayahnya.

"Damar, mau ke mana ?" tanya Maudy ketika melihat putranya jam segini sudah berpakaian rapi memakai kemeja hitam lengan panjang.

"Aku mau ke rumah sakit ma. Ayahnya Naya meninggal."

"Apa ?" Awan yang baru saja keluar dari kamar terkejut mendengar kabar yang disampaikan Damar.

"Ma, pa aku pergi." kata Damar terburu-buru.

"Ya, hati-hati. Nanti mama dan papa menyusul." kata Maudy mengiringi langkah Damar yang menuruni anak tangga.

"Bagai mana bisa ayahnya Naya meninggal pa ? bukannya yang sakit itu Naya ?" tanya Maudy yang tidak tahu apa-apa.

"Kemarin ayahnya terkena serangan jantung. Papa juga tidak tahu bagai mana itu terjadi. Damar tidak menceritakan kejadian persisnya." jawab Awan apa adanya.

Begitu tiba di rumah sakit, Damar terpaksa membangunkan Naya dan memberitahukan tentang kematian Pak Budiman. Naya langsung menangis histeris karena di tinggalkan oleh sang ayah tercinta di saat kondisinya begini. Tak hanya kakinya yang lumpuh bahkan pernikahannya juga sengaja di batalkan karena kelumpuhannya itu.

Naya menangis menyaksikan jenazah sang ayah di bawa masuk ke dalam ambulans untuk menuju ke pemakaman. Semua prosesnya di lakukan di rumah sakit karena Naya masih belum di perbolehkan pulang oleh dokter.

"Kau istirahatlah. Aku akan mengurus semuanya." kata Damar ketika mengantarkan Naya kembali ke kamarnya.

Sejak tadi pagi tadi Naya duduk di kursi roda dan itu sangat tidak baik untuk kondisi tulang belakangnya yang baru di operasi. Sebenarnya Naya ingin ikut mengantarkan sang ayah ke tempat peristirahatan terakhirnya, tapi dokter melarang karena takut akan memperparah kerusakan sarafnya yang memang sudah rusak.

Ketika Naya sedang sendirian meratapi kepergian sang ayah, tiba-tiba Candra datang. Candra sungguh merasa bersalah kepada Naya dan Pak Budiman atas kejadian semalam dan hari ini ia datang untuk meminta maaf.

"Naya." sapa Candra yang tidak mendapat respon dari Naya.

Wanita itu tengah menatap satu arah dengan tatapan yang kosong dan air mata yang terus mengalir

"Aku minta maaf." kata Candra lagi yang sungguh merasa bersalah telah membuat Naya terluka.

Melihat mata Naya yang bengkak, Candra yakin jika Naya menangis terus karena sedih atas pembatalan pernikahan oleh mamanya. Padahal Candra tidak tahu jika Naya menangis karena kematian sang ayah.

Candra meletakkan sebuah kantong di meja nakas dan melihat makanan Naya masih utuh. Kemudian dia mengambil makanan itu dan duduk di samping Naya.

"Makan ya, aku suapi." kata Candra berusaha untuk membujuk Naya. Tapi lagi-lagi tidak mendapat respon.

Candra menghela napasnya karena Naya hanya diam saja. Bahkan wanita itu sedikitpun tidak menoleh ke arahnya. Namun itu tidak membuat Candra putus asa dan pergi. Dia akan terus mengajak Naya bicara sampai wanita itu mau menanggapinya. Naya pasti marah pada padanya dan dia harus terus berusaha untuk membujuk Naya.

"Di mana ayah ?" tanya Candra sambil memperhatikan seluruh ruangan dan tidak melihat Pak Budiman.

Candra benar-benar tidak tahu tentang kematian Pak Budiman.

"Apa ayah mu pulang ?" tanya Candra yang terus berusaha menjalin komunikasi dengan Naya.

"Ya, sebaiknya begitu biarkan ayah beristirahat dengan baik di rumah. Aku ..."

PRRAAANGGGG!

Belum sempat Candra menghabiskan kalimatnya, Naya langsung menepis napan makanan yang ada di tangan Candra sehingga terjatuh di lantai dan menimbulkan suara yang keras.

Terpopuler

Comments

Heni Yanuati

Heni Yanuati

ceritanya sangat meng aduk2 hati

2024-05-11

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

ampun thour, sedih amat🥲

2024-05-11

0

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat

2024-01-04

5

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!