Mengalami Mimpi Buruk

Baru saja Damar membaringkan tubuhnya di sebelah Naya, wanita itu tiba-tiba menangis terisak dengan mata yang tetap terpejam.

"Ayah jangan tinggalkan Naya." hiks hiks hiks "Naya tidak ingin sendiri." hiks hiks hiks.

Rupanya Naya sedang mengigau. Mungkin kejadian tadi pagi saat melihat tubuh sang ayah yang terbaring kaku hadir dalam alam bawah sadarnya. Damar kembali mendudukkan tubuhnya dan ingin membangunkan Naya namun wanita itu kini sudah tenang kembali.

Beberapa kali Naya mengalami mimpi dan mengigau sambil menangis meratapi sang ayah sehingga membuat Damar tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Pagi-pagi sekali saat Naya terjaga, ia melihat Damar sudah berpakaian rapi dengan pakaian kerjanya. Damar duduk di sofa sambil menatap layar laptopnya.

Beberapa saat kemudian terdengar pintu kamar di ketuk. Perawat mengantarkan sarapan seperti layanan room servis.

"Terima kasih." ucap Naya kepada perawat itu.

Damar menutup laptopnya dan memasukkan ke dalam tas kerjanya. Kemudian dia mendekat ke tempat tidur dan duduk di sana.

"Bagai mana tidur mu ? nyenyak ? tanya Damar sambil membuka penutup makanan yang ada di depannya dan juga Naya.

Ada secangkir kopi hangat, roti dan semangkuk bubur.

Naya hanya mengangguk menjawab pertanyaan Damar.

"Makanlah selagi hangat." kata Damar kemudian.

Ia lalu mengambil kopi dan menyeruputnya. Kemudian mengambil sepotong roti dan memakannya. Kemudian meminum kopinya lagi. Sementara Naya hanya mengambil air putih untuk membasahi tenggorokannya.

"Nanti dokter psikiater akan datang untuk memeriksa mu." kata Damar yang membuat Naya tampak terkejut.

Beberapa hari ini dia hanya di periksa oleh dokter spesialis saraf karena memang sesuai dengan sakit yang ia alami. Memangnya apa hubungan lumpuh dengan dokter psikiater.

"Tadi malam kau mengalami mimpi buruk. Aku takut akan mempengaruhi kesehatan mu." terang Damar lagi yang seolah menjawab pertanyaan dalam hati Naya.

Setelah Damar mengatakan itu, lagi-lagi pintu di ketuk dan ternyata Boby yang datang. Melihat kedatangan sang asisten, Damar pun menyudahi sarapannya dengan mengambil air putih untuk membilas tenggorokannya. Naya terkejut melihat Damar yang minum air putih bekas minumnya tadi. Air putih memang hanya ada satu gelas pada napan, tapi di meja nakas ada air putih dalam kemasan botol. Naya tidak berani untuk menegur karena sudah terlanjur dan Damar juga sudah beranjak dari hadapannya menuju kamar mandi.

"Bagai mana kabar mu, Nay ?" tanya Boby menyapa Naya.

Baru hari ini Boby memberanikan diri untuk menyapa temannya itu setelah melihat keadaan Naya lebih baik dari kemarin-kemarin.

"Aku tidak baik-baik saja, Boby." jawab Naya sesuai dengan apa yang dia rasakan saat ini.

"Kalau aku boleh memilih, aku ingin mati saja bersama ayah ku." kata Naya lagi yang mulai mengeluarkan air matanya.

"Astaga, Naya. Kau tidak boleh bicara begitu. Semua yang terjadi itu sudah takdir dari yang di atas. Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik yang kita tidak tahu." kata Boby yang kini duduk di hadapan Naya.

Sebagai seorang teman, Boby ingin memberikan semangat kepada Naya. Mereka memang cukup akrab karena sudah dua tahun bekerja pada bagian yang sama. Yaitu sama-sama sebagai asisten Damar. Hanya saja Boby lebih sering mendampingi Damar kerja di lapangan, sedangkan Naya mengerjakan tugas di kantor.

"Apa yang kau lakukan ?"

Boby langsung berdiri karena terkejut mendengar suara Damar yang tiba-tiba. Entah sejak kapan atasan mereka itu keluar dari kamar mandi. Bahkan Boby dan Naya tidak mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.

Terpopuler

Comments

Risna Wati

Risna Wati

damarnya ud ada hatiiii tu sama naya

2024-05-10

3

Heni Yanuati

Heni Yanuati

smg damar bener2 jatuh cinta sm naya

2024-05-11

0

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat

2024-01-06

2

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!