Menangislah

Suasana terasa hening sepanjang perjalanan menuju ke perusahaan. Sesekali Boby melirik atasannya yang duduk di kursi belakang melalui kaca spion. Wajah Damar tampak datar seperti biasa, tapi Boby dapat merasakan jika dia akan menerima kemarahan dari pria itu. Dan benar saja, begitu tiba di perusahaan, Damar meminta Boby langsung ke ruangannya.

"Apa yang kau katakan sehingga membuat Naya menangis ?" tanya Damar dengan nada suara yang dingin. Yang menandakan jika pria itu sedang marah.

Damar bukanlah seorang yang mudah emosi. Dia cendrung selalu tenang dalam menghadapi masalah atau situasi apa pun. Damar tidak pernah memarahi seseorang di depan orang banyak, juga tidak pernah marah dengan cara memaki dengan kata-kata yang kasar sehingga Damar memiliki aura seorang pemimpin yang berwibawa dan disegani.

Boby menghela napas panjang setelah keluar dari ruangan atasannya. Padahal dia hanya menanyakan kabar Naya dan menyemangati wanita itu. Tapi karena melihat Naya menangis, Damar jadi marah padanya.

"Sepertinya mulai hari ini aku harus menjaga jarak dan berhati-hati ketika bicara dengan Naya." gumam Boby sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Sekarang Naya sudah jadi istri dari atasannya, jadi dia pun harus menghormati dan memperlakukan Naya sebagai Nyonya nya. Nyonya Damar. Boby jadi geli sendiri dengan julukan baru yang dia berikan untuk Naya. Beruntung sekali temannya itu bisa menikah dengan atasan mereka. Sudah tampan, kaya dan baik juga.

*

Pukul empat sore Damar pulang. Namun ia tidak langsung pulang ke rumah. Meskipun menjalani hari yang melelahkan, Damar tetap pulang ke rumah sakit. Dia sudah mendapatkan laporan langsung dari dokter yang memeriksa Naya. Baik itu dari dokter spesialis saraf maupun dari dokter psikiater. Selain itu Damar juga meminta laporan dari perawat yang ia tugaskan untuk menjaga Naya.

Tak ada yang serius, kondisi luka pasca operasi Naya juga mulai membaik. Hanya saja Naya mengalami gangguan trauma karena kejadian yang menimpanya beberapa hari ini. Hal ini wajar jika Naya mengalami mimpi buruk, tapi seiring berjalannya waktu akan hilang jika mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.

Naya terkesiap ketika melihat Damar datang. Saat ini dua orang perawat sedang membantu Naya membersihkan tubuhnya, membuat Naya jadi malu. Selesai menggantikan pakaian Naya, kedua orang perawat itu lalu keluar.

"Bagai mana keadaan mu hari ini ?" tanya Damar yang kini duduk di sofa.

Pria itu bertanya sambil membuka dasi dan kancing kerah kemejanya.

"Lebih baik, pak. Bekas operasinya sudah tidak sakit lagi." jawab Naya yang kemudian langsung memalingkan wajahnya.

Naya malu melihat Damar ketika pria itu membuka kancing kemejanya.

"Bagus. Jika keadaan mu semakin membaik, dokter akan mengizinkan mu pulang beberapa hari lagi." kata Damar yang kemudian beranjak menuju lemari pakaian dan mengambil baju ganti sebelum masuk ke kamar mandi.

Naya hanya menganguk tanpa melihat ke arah Damar, sampai pria itu hilang di balik pintu kamar mandi.

Hari ini keadaan Naya memang tampak lebih baik, tapi di saat sendirian Naya masih menangis karena sedih atas kepergian sang ayah dan juga pernikahannya yang batal. Seharusnya tiga Minggu lagi mereka menikah. Tapi siapa sangka musibah yang menimpanya di pabrik malah merubah seluruh kehidupannya.

Naya mengusap air matanya yang jatuh begitu saja setiap kali mengingat nasib dirinya yang tragis.

"Menangis lah jika itu bisa meringankan kesedihan mu. Tapi jangan terlalu larut. Ayah mu sudah tenang di sana. Dia pasti ingin melihat mu hidup dengan baik di sini." kata Damar tiba-tiba yang kini sudah berdiri di sampingnya.

Pria itu mengulurkan beberapa lembar tisu kepada Naya untuk menyeka air matanya.

Entah sejak kapan pria itu berdiri di sana dan melihatnya menangis. Apa karena terlalu larut dalam pikirannya sehingga Naya tidak menyadari kehadiran Damar atau memang pria itu berjalan seperti melayang di udara sehingga tidak menimbulkan bunyi langkah kakinya. Yang pasti Damar selalu membuat Naya terkejut.

Terpopuler

Comments

Heni Yanuati

Heni Yanuati

selalu mewek belum selesai mewekku

2024-05-11

1

Ratna Wati

Ratna Wati

sedihnya

2024-05-18

0

Risna Wati

Risna Wati

terdamar damarlah drikuuu

2024-05-10

2

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!