Sama-Sama Sakit

Damar menarik kursi yang ada di samping tempat tidur Naya dan duduk di sana.

"Ayah mu memiliki riwayat penyakit jantung. Jadi, dia terpaksa di rawat." kata Damar menjawab pertanyaan Naya.

"Ayah, hiks hiks hiks." Naya langsung menangis sedih mendengar kabar sang ayah.

"Kamarnya hanya berjarak satu kamar dari sini. Saat ini ayah mu sedang beristirahat." lanjut Damar lagi.

Damar tak kuasa untuk membujuk Naya. Biarlah wanita itu menangis melepaskan kesedihannya dulu.

"Aku akan kembali ke kantor sebentar. Kau istirahatlah." kata Damar kemudian sebelum beranjak dari tempat duduknya.

Damar juga minta tolong kepada seorang perawat untuk menjaga Naya.

Pukul tiga sore Damar tiba di perusahaan. Ia berpapasan dengan papanya yang ingin pulang di lobi.

"Dari mana Dam ?" tanya Awan melihat putranya datang dari luar.

"Dari rumah sakit, pa." jawab Damar jujur.

"Ada masalah ?" tanya Awan lagi.

"Ayah Naya terkena serangan jantung."

"Ya Tuhan, berat sekali cobaan Naya." kata Awan yang merasa kasihan kepada karyawannya itu.

"Ya, sudah. Papa pulang dulu." kata Awan kemudian meneruskan langkah keluar dari perusahaan.

Begitu masuk kedalam ruang kerja setumpuk pekerjaan sudah menunggunya. Damar pun mulai fokus dengan pekerjaannya.

Pukul lima sore Damar sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Kemudian pria itu pulang ke rumahnya untuk mandi dan berganti pakaian.

Menjelang malam Damar sudah tiba di rumah sakit dan langsung masuk ke kamar Naya.

"Mengapa kau tidak makan ?" tanya Damar yang mengalihkan perhatian Naya.

Sepertinya wanita itu terkejut melihat atasannya itu tiba-tiba ada di kamarnya. Selalu saja begitu, datang seperti angin tanpa suara dan membuat orang terkejut.

"Aku ingin melihat ayah." lirih Naya yang merengek seperti anak kecil.

Naya tidak peduli lagi meskipun di depan bosnya ia menunjukan sifat cengeng dan kekanak-kanakannya.

"Baik, tapi kau harus makan. Kau tidak mau kan ayah mu bertambah sakit karena mengkhawatirkan mu." kata Damar sambil mengambil napan yang berisi makanan.

Entah karena sudah terbiasa patuh dengan perintah Damar atau karena tak ingin membuat sang ayah bertambah sakit membuat Naya menerima makanan itu tanpa penolakan.

"Aku bisa makan sendiri, pak." kata Naya ketika Damar akan menyuapinya.

Kemarin Damar melihat Naya di suapi oleh Candra, Damar pikir mungkin tangan Naya sakit dan tidak bisa menyuap makanan sendiri.

Damar kemudian meletakkan kembali sendok ke tempat semula dan membiarkan Naya makan sendiri.

Selesai makan, dengan di bantu oleh seorang perawat Naya di pindahkan ke kursi roda untuk pergi ke kamar rawat Pak Budiman. Tentunya atas izin dari dokter. Damar kemudian membawa Naya menemui Pak Budiman.

"Ayah." air mata Naya langsung tumpah saat melihat sang ayah terbaring dengan di penuhi oleh kabel-kabel yang menempel di dadanya.

Melihat itu saja Naya sudah tahu jika kondisi sang ayah tidak baik-baik saja.

"Nay ya." lirih pak Budiman ketika melihat putrinya datang.

Setetes air mata pria tua itu mengalir dari sudut matanya. Sedih dengan ketidakberdayaannya sebagai seorang ayah karena tidak bisa menjaga putrinya.

"Pak, ti tip Nay ya." kata Pak Budiman beralih menatap Damar dengan tatapan memohon.

Damar langsung menganguk agar membuat Pak Budiman tenang.

"Ayah jangan bicara begitu. Ayah pasti sembuh." kata Naya masih dengan sesegukan.

Sekuat tenaga ia menahan agar tidak menangis dan membuat sang ayah khawatir.

Pak Budiman berusaha tersenyum mendengar ucapan Naya.

"Ja gan ce ngeng ji ka a yah ti dak ada." Pak Budiman mengusap kepala Naya dengan tangan tak berdaya.

Keduanya saling menyemangati meskipun sama-sama sedang sakit.

Terpopuler

Comments

Yulia Rosmita

Yulia Rosmita

sekarang judulnya Naya dan Damar

2024-05-15

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

thour, sedih amat ceritanya, jd kebawa 😭😭

2024-05-11

0

Heni Yanuati

Heni Yanuati

😭😭😭😭😭😭😭👍👍👍👍👍👍

2024-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!