Sejak Kapan ?

Naya mengusap dadanya karena terkejut. Bos yang kini menjadi suaminya itu sering sekali membuatnya terkejut. Untung saja jantung Naya tidak bermasalah, jika tidak sudah lama dia mati karena terkejut.

"Kau sedang apa ?" tanya Damar yang masih berdiri di tempatnya.

"Aku hanya melihat Boby yang baru saja pergi." jawab Naya jujur.

Damar tidak menanggapi ucapan Naya itu dan malah mengajak Naya keluar.

"Kau ingin jalan-jalan di sekitar sini ?"

Tak berapa lama kemudian Damar dan Naya sudah berada di halaman depan rumahnya. Melihat kendaraan yang berlalu lalang. Awalnya Damar ingin mengajak Naya pergi ke taman yang ada di perumahan ini, namun Naya menolak karena Naya masih insecure dengan kondisinya yang lumpuh.

"Minggu depan jadwal mu cek ulang ke rumah sakit." kata Damar memulai pembicaraan.

"Jika lukanya sudah sembuh, kita bisa mengatur jadwal terapi untuk pengobatan selanjutnya." lanjut pria itu.

Damar sudah menghubungi Dokter Sky, Direktur rumah Sakit Medika Sejahtera untuk mencarikan dokter neurologi terbaik yang akan menangani Naya agar bisa sembuh.

"Bagai mana jika aku tetap tidak bisa berjalan ?" Naya tersenyum miris mengingat keadaannya yang begitu menyedihkan.

"Aku akan terus mencari pengobatan terbaik di seluruh dunia sampai kau bisa berjalan." jawab Damar yakin.

Bagi Damar sebanyak apa pun dia harus mengeluarkan uang tidak masalah untuknya asal dia bisa membuat Naya dapat berjalan lagi.

Lagi-lagi Naya tersenyum miris mendengar ucapan Damar yang begitu manis. Seperti seorang kekasih yang sanggup berkorban demi kekasih yang begitu dicintainya. Namun kenyataannya tidak seperti itu. Damar melakukan semua ini hanya karena sebuah tanggung jawab, bukan karena cinta.

*

Cahaya matahari yang masuk melalui celah tirai kamar membuat Naya mengerjabkan matanya. Ini sudah hampir pukul delapan pagi. Selama satu minggu ini Naya selalu bangun kesiangan karena tidurnya yang setiap malam terganggu dengan mimpi-mimpi buruk.

Tapi pagi ini Naya begitu terkejut ketika melihat Damar yang sedang tidur di sampingnya. Biasanya Naya tidak mendapati siapa pun di kamar ini setiap dia bangun pagi.

Sejak kapan mereka tidur di ranjang yang sama ? sejak mereka tinggal di sini atau mungkin sejak hari pertama mereka menikah saat di rumah sakit ? batin Naya menerka-nerka.

Wajah tampan Damar yang sedang terlelap membuat tatapan Naya tidak bisa berpaling. Meskipun sudah dua tahun bekerja dengan atasannya itu, tapi baru kali ini Naya melihat jelas wajah Damar dari jarak yang sangat dekat.

Pantas saja para karyawan wanita di kantor selalu mengharap dan berkhayal untuk menjadi kekasih atau menikah dengan Damar karena pria itu memang sangat tampan. Tapi selama ini mengapa Naya melihat Damar biasa saja. Just good looking. Mungkin karena Naya sudah memiliki Candra sehingga matanya hanya menatap pada pria yang dicintainya saja.

Naya mengurungkan niatnya untuk memanggil Cica dan Fitri karena takut akan menganggu tidur Damar. Jadi, Naya hanya bisa diam saja di tempatnya sampai Damar bangun.

Dalam diamnya ternyata Naya menghitung hari. Hari ini adalah hari Minggu, itu artinya sudah satu minggu ayahnya meninggal, sudah satu minggu juga dia tidak bertemu Candra dan sudah satu minggu juga ia menikah dengan Damar.

Ingatan Naya kemudian kembali ke masa lalu. Masa di mana saat bersama Candra. Enam bulan yang lalu Candra di angkat jadi manager di perusahaan tempatnya bekerja. Candra pun memutuskan untuk melamar Naya dan langsung bertunangan. Naya begitu bahagia saat itu.

Candra meminta waktu enam bulan agar ia bisa menyiapkan pernikahan yang meriah untuk Naya karena gaji yang ia dapatkan sebagai manager lumayan besar. Setelah uangnya sudah cukup, mereka akan pergi ke sebuah WO untuk memilih konsep pernikahan dan juga mempersiapkan segala sesuatunya.

Naya mengusap air matanya yang jatuh begitu saja. Ia tersenyum miris. Seharusnya hari ini dia dan Candra sibuk untuk mengurus pernikahan mereka karena hari ini merupakan hari Minggu pertama di bulan pernikahan mereka yang akan diselenggarakan pada akhir bulan ini.

Karena begitu larut dengan pikirannya, Naya tidak sadar jika Damar sudah membuka mata.

"Kau menangis ?" suara Damar tiba-tiba membuyarkan lamunan Naya.

Terpopuler

Comments

Mebang Huyang M

Mebang Huyang M

damar diam2 cinta sama naya ya thor? da mungkin dia korbankan semua wkt luangnya utk naya klu da cinta.

2024-02-15

4

Retno Palupi

Retno Palupi

susah memang untuk melupakan orang yang dicintai

2024-02-04

1

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat.

2024-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!