Perhatian Dari Sang Tunangan

Setelah jam makan siang Damar kembali ke perusahaan. Banyak yang harus ia kerjakan.

"Apa yang terjadi Dam ?" suara Awan mengalihkan Damar dari pekerjaaan yang sedang ia lakukan.

Awan mengambil tempat duduk di sofa yang ada di ruangan Damar sebagai wakil direktur.

"Polisi masih menyelidiki penyebab ledakan, pa." jawab Damar sambil memijit keningnya.

"Lalu bagai mana dengan korbannya ?" tanya papa Awan lagi.

Sebagai pemilik perusahaan Awan memang sudah mendapatkan laporan tentang kejadian di pabrik. Tapi dia tetap ingin bertanya kepada Damar karena putranya itu berada di tempat kejadian dan menyaksikan itu secara langsung.

"Seorang pengawas dari pabrik mengalami patah tulang kaki sebelah kiri dan Naya yang kemungkinan mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya." jawab Damar sesuai apa yang dokter katakan kepadanya.

"Ya Tuhan. Papa tidak menyangka bisa separah itu." Awan mengusap wajahnya kasar.

Naya salah satu karyawannya yang begitu disiplin dan ulet dalam bekerja. Sayangnya harus mengalami nasib buruk.

"Secepatnya kau urus santunan untuk mereka dan berikan perawatan yang terbaik." perintah Awan sebelum keluar dari ruangan Damar.

Sebagian besar urusan perusahaan memang Awan menyerahkan kepada putra sulungnya karena nanti pun ia akan menyerahkan perusahaan ini kepada Damar. Sedangkan Revan, putra keduanya lebih tertarik menjadi dosen seperti ibunya dari pada mengurus perusahaan dan Aulia putrinya yang paling bungsu itu masih sekolah SMA dan bercita-cita untuk menjadi dokter.

*

Di rumah sakit.

Menjelang sore Naya mulai mengerjabkan mata setelah hampir lima jam tertidur akibat efek bius saat operasi.

"Naya." suara pak Budiman memanggil putrinya.

Pria tua merasa lega karena putri satu-satunya akhirnya sudah sadar.

"Ayah." lirih Naya menoleh ke arah Pak Budiman yang duduk di samping tempat tidur.

"Syukurlah kau sudah sadar. Jangan banyak bergerak dulu." kata Pak Budiman ketika melihat Naya yang berusaha untuk bangun.

"Sakit, ayah." rengek Naya yang merasakan sakit di seluruh tubuhnya.

Wanita yang berusia dua puluh lima tahun itu sampai mengeluarkan air mata karena rasa sakit yang mendera tubuhnya. Naya memang cengeng dan manja pada sang ayah di saat sakit meskipun sudah se dewasa ini.

"Iya. Ayah tau. Naya sabar ya, ayah akan panggilkan perawat." Pak Budiman mengusap kepala Naya dengan sayang untuk menenangkannya layaknya menenangkan anak kecil.

Beberapa saat kemudian dua orang perawat datang memeriksa Naya dan memberikan suntikan obat pada infusnya untuk mengurangi rasa sakit.

Pukul lima sore, Candra yang baru pulang kerja langsung datang ke rumah sakit.

"Mas Candra." Naya tersenyum melihat pria yang ia cintai datang dengan membawa sebuket bunga.

Pak Budiman langsung berdiri untuk memberikan Candra duduk di samping Naya.

"Om sebaiknya om pulang dulu istirahat. Biar saya yang menjaga Naya." kata Candra karena tahu calon ayah mertuanya itu sejak pukul sepuluh pagi tadi menjaga Naya.

"Tidak apa-apa. Om akan istirahat di sini saja." tolak Pak Budiman yang masih sangat mengkhawatirkan putrinya.

"Makan ya. Aku suapi." pujuk Candra dengan lembut.

Makanan di meja ujung tempat tidur masih utuh itu artinya Naya belum makan. Candra kemudian menggeser meja itu mendekat. Pria itu mulai membuka makanan.

"Mau makan ini atau makanan yang lain ? aku akan carikan." tanya Candra lagi. Takutnya Naya tidak mau makan makanan dari rumah sakit.

Candra memang begitu mencintai dan sangat perhatian kepada Naya.

"Tidak usah. Yang ini saja. Mas pasti capek baru pulang kerja." kata Naya yang tidak mau menyusahkan kekasihnya.

Candra lalu mengambil makanan itu dan mulai menyuapkan pada mulut Naya sambil tersenyum. Selain cantik, Naya juga sangat pengertian dan penuh kasih sayang. Candra sangat beruntung karena akan memiliki istri seperti Naya.

Di tengah kehangatan Candra yang sedang menyuapi Naya tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar rawat Naya. Sontak saja mereka berdua mengalihkan pandangan ke arah pintu.

Terpopuler

Comments

Heni Yanuati

Heni Yanuati

walau mereka saling cinta naya dan tunangannya, kalo naya lumpuh permanen apa masih mau neruskan ke pernikahan ?

2024-05-11

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga aja niat baik Chandra, tetap berjalan baik😇

2024-05-11

0

Suzila Matsalleh

Suzila Matsalleh

next Thor

2024-01-01

2

lihat semua
Episodes
1 Kanaya Prasanti
2 Kecelakaan Kerja
3 Perhatian Dari Sang Tunangan
4 Kebaikan Pemilik Perusahaan
5 Aku Lumpuh
6 Membatalkan Pernikahan
7 Serangan Jantung
8 Sama-Sama Sakit
9 Kepergian Sang Ayah
10 Kedatangan Candra
11 Menikah
12 Biasakan Dirimu
13 Mengalami Mimpi Buruk
14 Menangislah
15 Pulang Dari Rumah Sakit
16 Tinggal di Sini
17 Kau Menyukainya ?
18 Jangan Memaksakan Diri
19 Membantumu Mandi
20 Sejak Kapan ?
21 Kerumah Mama
22 Wanita Itu
23 Tidak Perlu Cemburu
24 Aku Mengerti
25 Rosa
26 Melakukan Pemeriksaan
27 Hasil Pemeriksaan
28 Seharusnya Aku
29 Begitu Manis
30 Selamat Ulang Tahun
31 Ini Dari Mama
32 Kata-Kata Aulia
33 Mulai Terapi
34 Pernikahan Candra
35 Terserah Mas Damar
36 Damar Sibuk
37 Merahasiakan Pernikahan
38 Pak Damar Sudah Menikah
39 Belajarlah Menerima Takdir
40 Damar Marah
41 Kau Tetap di Sini
42 Peringatan Terakhir
43 Sembuh
44 Merayakan Kesembuhan Naya
45 Membawakan Sarapan
46 Makan Siang
47 Ketahuan Bergosip
48 Bisa Kita Bicara ?
49 Jangan Merasa Istimewa
50 Mengundurkan Diri
51 Pulang Ke Rumah
52 Lupa Membawa Handuk
53 Tolong Pijitkan Tubuhku
54 Akulah Orang Ketiga Itu
55 Naya dan Aulia
56 Mampir ke Rumah Mama
57 Pergi Ke Paengadilan
58 Maafkan Aku Ma
59 Maaf Mengganggu Tidurmu
60 Jadi Berdebar
61 Mengapa Dia Datang ?
62 Bertemu
63 Sudah Puas Menatap ku ?
64 Sebuah Undangan
65 Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66 Aku Mencintai Mu
67 Bolehkah Aku ?
68 Ada Yang Menelpon
69 Aku Takut
70 Mengapa Harus di Umumkan ?
71 Tidak Bosan
72 Ulang Tahun Perusahaan
73 Menceritakan Semuanya
74 Memeriksa Kehamilan
75 END
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Kanaya Prasanti
2
Kecelakaan Kerja
3
Perhatian Dari Sang Tunangan
4
Kebaikan Pemilik Perusahaan
5
Aku Lumpuh
6
Membatalkan Pernikahan
7
Serangan Jantung
8
Sama-Sama Sakit
9
Kepergian Sang Ayah
10
Kedatangan Candra
11
Menikah
12
Biasakan Dirimu
13
Mengalami Mimpi Buruk
14
Menangislah
15
Pulang Dari Rumah Sakit
16
Tinggal di Sini
17
Kau Menyukainya ?
18
Jangan Memaksakan Diri
19
Membantumu Mandi
20
Sejak Kapan ?
21
Kerumah Mama
22
Wanita Itu
23
Tidak Perlu Cemburu
24
Aku Mengerti
25
Rosa
26
Melakukan Pemeriksaan
27
Hasil Pemeriksaan
28
Seharusnya Aku
29
Begitu Manis
30
Selamat Ulang Tahun
31
Ini Dari Mama
32
Kata-Kata Aulia
33
Mulai Terapi
34
Pernikahan Candra
35
Terserah Mas Damar
36
Damar Sibuk
37
Merahasiakan Pernikahan
38
Pak Damar Sudah Menikah
39
Belajarlah Menerima Takdir
40
Damar Marah
41
Kau Tetap di Sini
42
Peringatan Terakhir
43
Sembuh
44
Merayakan Kesembuhan Naya
45
Membawakan Sarapan
46
Makan Siang
47
Ketahuan Bergosip
48
Bisa Kita Bicara ?
49
Jangan Merasa Istimewa
50
Mengundurkan Diri
51
Pulang Ke Rumah
52
Lupa Membawa Handuk
53
Tolong Pijitkan Tubuhku
54
Akulah Orang Ketiga Itu
55
Naya dan Aulia
56
Mampir ke Rumah Mama
57
Pergi Ke Paengadilan
58
Maafkan Aku Ma
59
Maaf Mengganggu Tidurmu
60
Jadi Berdebar
61
Mengapa Dia Datang ?
62
Bertemu
63
Sudah Puas Menatap ku ?
64
Sebuah Undangan
65
Harusnya Menikah Dengan Orang Yang Dicintai
66
Aku Mencintai Mu
67
Bolehkah Aku ?
68
Ada Yang Menelpon
69
Aku Takut
70
Mengapa Harus di Umumkan ?
71
Tidak Bosan
72
Ulang Tahun Perusahaan
73
Menceritakan Semuanya
74
Memeriksa Kehamilan
75
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!