Rania adalah gadis cantik berusia dua puluh tahun, yang lari dari rumah menghindari perjodohan orangtuanya.
Tanpa sengaja bertemu dengan Tomi Rahardian Putra pria tampan yang sengaja dia copet. Sayangnya Tomi dapat menemukan identitas nya dan memaksa Rania bekerja padanya, jika tidak mau di laporkan kepada polisi.
Bagaimana mereka. Akankah cinta hadir di hati Tomi yang susah lama menjomblo??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boss angkuh
Setelah makan siang Tomi kembali ke kantornya sendiri.
Sejak Radit pergi dia merenungkan semua nasihatnya, "benar yang dikatakan Radit, aku bahkan belum bertemu, tapi aku sudah menolaknya. Tapi aku ingin menikah karena cinta bukan karena terpaksa. Aku akan pulang dan bernegosiasi dengan Papa. Aku kaan mengatakan jika aku akan menikah dengan gadis pilihanku, dan Papa harus mengikutinya." ucap Tomi mantap.
Tomi mengendarai mobilnya dan kembali ke kantor Putra Wijaya.
Tomi memasuki ruangannya dan saat dia duduk, dia tertegun melihat dompetnya tergeletak diatas meja. Dengan sebuah catatan kecil terselip di bawahnya.
Diambilnya catatan tersebut dan Tomi tersenyum membacanya.
*Tuan, aku kembalikan dompet anda berserta isinya, tapi maaf, aku mengambil uangnya sebesar satu juta. Aku berjanji akan melunasinya bulan depan setelah aku menerima gajiku.
Rania*
Wajah Tomi berbinar, entah kenapa dia meras lucu membaca pesan yang ditulis Rania untuknya.
Dasar pencopet amatiran, lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu.
"Juan, bawa kertas yang aku minta kemaren!" perintah Tomi melalui interkom.
Juan masuk membawa surat perjanjian antara Tomi dan Rania.
Tomi sebenarnya tidak mempermasalahkan Rania yang mengambil uangnya, karena dia memiliki uang yang banyak, tapi sikap angkuh dan keras kepala Rania, membuat Tomi ingin menaklukkannya.
Dan Tomi sakit hati saat Rania mengatakan jika dia Boss yang Arogan, angkuh dan sombong. Bukannya minta maaf, Rania seakan sengaja menantangnya. "Aku akan lihat, berapa lama gadis sombong itu akan bertahan." ucapnya pelan.
"Panggil kan gadis OB itu kesini sekarang." perintah nya.
Tomi memandang surat perjanjian tersebut dengan senyum devil.
Rania masuk setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Selamat siang, Pak." ucap Rania sopan.
"Kau baca dan tanda tangan di bawahnya." perintah Tomi dengan angkuh. Dia melempar surat perjanjian itu kearah Rania.
Rania mengambilnya dan membaca isinya. Matanya membulat membaca isi surat perjanjian tersebut, yang pasti sangat memberatkannya.
"Enam bulan??" ucap Rania dengan nyaring. Dia tak dapat mengendalikan emosinya hingga suaranya terdengar kuat dan setengah membentak.
"Ya, selama enam bulan, kau menjadi pembantu ku secara gratis. Kapan pun aku butuh kau harus siap sedia."
"Aku Tidak setuju, aku sudah mengembalikan dompetmu, dan aku juga sudah berjanji untuk mengembalikan uangnya bulan depan setelah aku menerima gajiku, harusnya itu sudah impas." ucap Rania.
"Kalau kau tidak mau tanda tangan tidak masalah, bersiap lah untuk mendekam di penjara." ucap Tomi dingin. Namun sangat menakutkan bagi Rania.
Rania menelan ludahnya kasar, dia tidak mau menandatangani perjanjian itu tapi dia juga tidak mau berakhir di tangan polisi. Usahanya untuk kabur sudah sejauh ini.
"Juan!!" panggil Tomi.
"Baiklah, aku akan tanda tanah, tapi jangan bawa polisi ke sini." ucap Rania memotong ucapan Tomi.
Tomi tersenyum penuh kemenangan. Setelah Rania menandatangani surat perjanjian mereka.
"Mulai saat ini, kau hanya bertugas untuk melayani ku aja, dan gajimu akan tetap diberikan. Sama dengan karyawan lainnya." ucap Tomi.
"Tugas pertama mu buatkan aku kopi." ucap Tomi dengan gaya angkuhnya.
Rania berjalan menuju dapur dan membuat kopi untuk Tomi.
Rania tidak tahu, kopi seperti apa yang diinginkan Tomi. Dia memasukkan dua sendok gula dan dua sendok kopi, lalu menyeduhnya dengan air panas. Setelah selesai dia membawanya ke hadapan Tomi.
"Letakkan disitu!" ucap Tomi sambil memeriksa beberapa berkas dihadapannya. Rania masih berdiri tidak jauh dari Tomi.
Tangannya meraih cangkir dan mulai menyeruput kopinya. Baru beberapa detik, Tomi kembali memuntahkannya dengan wajah merah padam.
"Rania......" panggilnya keras.
Matilah aku apalagi ini. Apa lagi yang salah sehingga singa itu kembali mengamuk.
"Ya, pak*." jawab Rania.
Tomi menatapnya tajam. Kopi apa yang kau buat ini hah!!! Kau ingin aku segera mati karena diabetes. Apa kau tidak tahu cara membuat kopi???" Bentak Tomi.
"Maaf pak, akan saya ganti." ucap Rania.
Tidak perlu, aku sudah tidak berselera. Bisa aja kau malah menaruh racun di dalamnya. Aku heran mengapa orang Tidak kompeten seperti mu bisa di terima di kantor ini."
Rania mengutuk Tomi di dalam hatinya. Boss angkuh, mengapa nggak sekalian kesedak dan pingsan saja tadi. tahu gitu aku beri garam aja tadi minumannya.
" kenapa masih berdiri di situ??? sana kembali lakukan tugasmu!!" ucap Tomi dengan wajah datar.
Rania keluar dengan hati mendongkol.
awas saja akan aku balas suatu saat nanti.
Besok mamie akan crazy up, jika banyak yang like and vote. Terima kasih.
