NovelToon NovelToon
Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Pernikahan rahasia
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....

Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.

Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....

Happy reading....😍😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Aku Benar-benar Mengkhianati Rosa

Bram membuka matanya perlahan, memandang sekeliling dengan pandangan kabur. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Lalu setelah sedikit tersadar, dia memekik kaget. Ia sadar bahwa dirinya berada di kamar orang lain, dan yang lebih mengejutkan, dirinya tidak memakai pakaian apa pun.

Bram duduk bersandar di sandaran tempat tidur, mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih berantakan. Ia mengusap matanya yang terasa berat, mencoba menghilangkan rasa kantuk yang masih menghantui. Ia memandang sekeliling kamar, mencoba mengenali desain dan dekorasi yang ada.

Setelah beberapa saat, Bram mulai mengenali beberapa detail kamar yang familiar. Ia ingat bahwa ini memang kamar Jo, istri keduanya. Ia merasa sedikit lega, tapi juga merasa tidak nyaman.

Bram menghela nafasnya panjang, mencoba menenangkan diri.

Dengan hati-hati, Bram keluar dari tempat tidur dan mulai mencari pakaian yang kemarin ia pakai.

“Sial, kenapa ini terjadi lagi….?” gumamnya menyesal, pergumulan panasnya dengan istri keduanya terjadi kembali.

“Aku benar-benar menghianati Rossa?” katanya menyugar rambutnya frustasi.

“Aku harus pergi dari sini.,..!”

Bram beranjak dari tempat tidur. Memunguti semua pakaiannya yang tercecer di lantai. Lalu memakainya asal pakai saja, jauh dari kata rapih.

Ia keluar dari kamar. Berjalan cepat menuju pintu, namun baru beberapa langkah, tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat familiar.

Joanna.

“Om sudah bangun?” tanyanya dengan lembut menghampiri pria itu yang diam membeku.

“Aku….!” katanya terbata.

“Aku sudah membuat sarapan Sebelum pulang, Om sarapan dulu ya?” katanya terdengar manis dan perhatian.

Dan entah kenapa pria yang memiliki rahang kokoh tersebut begitu senang saat istri keduanya membuat dan mengajaknya sarapan.

“Duduk Om..…!” titahnya. Bram pun kembali menurut, duduk dengan tenang.

“Aku buat sandwich. Om suka nggak? Atau mau ku buatkan yang lain?" tanyanya penuh perhatian.

“Nggak usah, saya makan yang ada saja,"katanya.

“Kalau begitu cicipilah! Pokoknya om ngga akan menyesal memiliki istri seperti aku!" ucap Jo, mempromosikan dirinya sendiri.

“Aku juga buat kopi….?” katanya sambil menyodorkan kopi di meja, “Semoga kopi yang aku buat cocok dilidah, Om,” katanya sambil mengulum senyum.

Bram hanya menipiskan bibir, sambil mencicipi kopi buatan sang istri.

“Bagaimana? Enak?” tanya Jo penasaran.

“Enak,” sahut Bram jujur. Rasa pahit kopi dan manisnya gula sangat pas di lidah pria matang itu.

“Syukurlah kalau Om suka….?” katanya bersorak senang.

“Emm, kamu tinggal sendiri di sini?” tanya Bram mengorek informasi.

“Apa om lihat ada orang selain aku di sini?”

Bram menggelengkan kepalanya.

Dengan tersenyum Jo menjawab,”Itu berarti aku memang tinggal di sendiri di sini!” katanya.

“Kedua orang tuamu mengizinkan kamu tinggal sendiri? Apa mereka tidak khawatir?”

“Papa tidak mungkin khawatir. Mungkin kalau aku mati sekalipun, dia tidak akan pernah khawatir,” jawab Jo dengan santai.

Bram jadi semakin tidak mengerti.

“Kenapa? Bukankah dia papamu? Papa kandungmu? Ibumu juga tidak khawatir?” cecar Bram semakin penasaran.

Bukannya menjawab Jo marah terkekeh kecil.

“Mereka semua itu toxic..,.!” ucap Jo, seperti tidak senang saat Bram bertanya soal keluarganya.

“Habiskan sarapannya, Om. Abis ini aku mau pergi….!” kata Jo beranjak dari tempat duduknya sambil membawa mangkok kotor ke wastafel, lalu mencucinya.

Dari tempat duduk, Bram memperhatikan gerak-gerik Jo yang sedang mencuci mangkok.

Kalau diperhatikan Jo memiliki tubuh yang sangat indah dan sekal. Bagian bokongnya terlihat padat dengan pinggang ramping, buah dada yang cukup montok, dan kaki jenjang, putih dan mulus. Pria manapun yang melihatnya pasti akan terpesona dan tertarik, karena istrinya itu benar-benar sangat cantik.

“Nanti kamu mau ke mana?” tanya Bram saat Jo selesai mencuci mangkoknya.

“Kumpul bareng temen-temen,” jawab Jo dengan mimik wajah yang tenang.

“Ada juga hal yang harus aku bahas dengan mereka,” lanjutnya.

“Oke,” sahut Bram paham urusan anak muda.

Bram merogoh dompetnya yang ada di saku celana, lalu mengeluarkan ATM ada di dompetnya tersebut.

"Disini ada uang. Kamu bisa gunakan itu untuk bersenang-senang. Anggap saja nafkah dari saya?" kata Bram.

“Kenapa?” tanya Bram melihat Jo hanya terpaku dengan mata berkaca-kaca.

“Saya terharu,” sahut Jo terharu, dia langsung mengusap air matanya cepat. Entah kenapa dia terharu mendapatkan perhatian kecil dari suaminya.

Bram menatap heran,"Nomor PIN nya 171xxx!'"katanya lagi. Manik indah Jo semakin berkaca-kaca.

“Saya harus pulang. Anak dan istri saya pasti khawatir semalam saya tidak pulang,” kata pria itu.

Ada perasaan tidak rela, tapi kenyataannya memang suami mempunyai tanggung jawab lain selain dirinya.

Jo mengangguk pelan. Dadanya terasa sesak saat suaminya pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam perpisahan atau kecupan sayang sama sekali. Disitu Jo sadar bahwa dirinya hanya orang ketiga yang hadir tanpa suaminya inginkan.

Lekas Jo menyusut air matanya.

Dia tidak boleh memakai hati dalam aksi balas dendamnya, bukankah tujuan dia menikah dengan Bram ingin membalas semua perbuatan Kevin yang sudah mencampakkannya begitu saja.

“Kevin, kamu sudah menghancurkan hatiku, jangan salahkan aku---kalau aku menghancurkan keluarga mu!!!!"

******

Tepat pukul 10 pagi, Jo dan teman-teman seprofesinya berkumpul di sebuah cafe anak muda yang terletak di pusat kota. Cafe tersebut memiliki tema yang sangat khas anak muda, dengan dekorasi yang modern dan penuh warna. Suasana di dalam cafe sangat nyaman dan tenang, membuat mereka merasa santai dan bebas untuk berbagi cerita dan tawa.

Mereka memesan berbagai jenis makanan dan minuman yang enak-enak dan ramah di kantong, sesuai dengan selera anak muda.

Jo dan teman-temannya menikmati waktu bersama saat liburan seperti ini, berbagi cerita tentang apapun. Dan yang paling seru saati teman-temannya membahas soal cowok-cowoknya.

Suasana yang santai dan penuh keakraban membuat mereka merasa seperti di rumah sendiri.

Perhatian Jo beralih menatap meja di sudut cafe itu. Dimana dia melihat pemandangan yang sangat menarik.

Karin.

Jo melihat Karin yang duduk di sudut cafe dengan seorang pria, tapi itu jelas bukan Kevin. Mereka terlihat sangat akrab dan mesra, seperti pasangan kekasih yang sedang menikmati waktu bersama. Orang-orang di sekitar mereka mungkin juga akan memiliki kesan yang sama, melihat betapa dekat dan nyaman mereka bersama.

Karin dan pria itu saling tertawa dan bercanda, menikmati setiap momen bersama. Sesekali, Karin bahkan menggelayut manja di lengan pria itu, menunjukkan betapa nyamannya mereka dalam kebersamaan. Jo merasa penasaran dan sedikit terkejut melihat adegan tersebut.

Diam-diam, Jo mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya, mengambil beberapa foto tanpa diketahui oleh Karin dan pria itu. Setelah berhasil mengabadikan momen tersebut, Jo menyimpannya di galeri ponselnya. Senyum puas terbit di wajahnya, seperti seseorang yang baru saja mendapatkan jackpot besar.

“Kenapa, Jo? Dari tadi senyum-senyum sendiri?” tanya Lilian penasaran.

“Elo liat pasangan yang duduk di sudut sana?” Jo menunjuk sudut ruangan cafe.

Lilian mengikuti telunjuk sahabatnya, di mana Jo menunjuk dua pasangan, perempuan dan pria yang mengobrol begitu mesra.

“Itu kan…. Karin? Adek tiri elo?”

“Yups,” sahut Jo tersenyum tipis.

“Oh my God. Cowoknya siapa?” tanya Lilian dengan berbisik.

“Mana gue tau, Li. Yang jelas itu bukan Kevin….!” sahut Jo tersenyum lebar.

“Dasar jalang!” gumam Jo dalam hati.

“Ah, mereka jangan-jangan ada main di belakang Kevin….!” kata Lilian menutupi mulutnya sendiri tidak percaya.

“Nggak tau, dan nggak mau tahu….!” sahut Jo tersenyum tipis.

“Elo nggak mau foto mereka lalu kirimkan ke nomornya Kevin….?”

“Jangan dulu, Li. Gue mau menikmati pertunjukan ini dulu. Karena pertunjukan sebenarnya baru akan segera dimulai…!” kata Jo tersenyum smirik.

“Maksudnya…?”

“Nanti gue jelasin kalau mereka udah pada cabut….!” bisik Jo di telinga sahabatnya.

Lilian pun berhenti bertanya lagi.

******

Bram memutar stir mobilnya dengan gelisah, pandangannya tidak lepas dari kaca spion yang merefleksikan wajahnya yang tegang. Hatinya berdesir karena pikiran-pikiran tentang Rossa yang mungkin sudah menunggu dan penuh tanya. Ketakutan itu membuatnya memilih untuk melewati jalan menuju rumah dan mengarahkan mobil ke kantor. Sebuah tempat perlindungan sementara dari semua pertanyaan yang tidak ingin ia jawab.

Ia khawatir Rosa akan curiga, dan sudah pasti akan berpengaruh pada kesehatan Rosa. Bram pun mencari aman, dia menghindari istri pertamanya untuk sementara.

Begitu sampai di kantor, dia buru-buru mengganti pakaiannya. Dirumah Jo, dia hanya mandi, dan tidak ada pakaian ganti.

Keluar dari ruangannya, Shane merasa perasaannya seakan terangkat. Di wajahnya tergambar kelegaan, karena dia bersyukur sudah menyiapkan baju kantor cadangan untuk keadaan darurat seperti hari ini.

Tok ... Tok....Tok

"Permisi, Pak?"

"Iya, ada apa??'

"Diluar ada Bu Rosa, Pak?"

Bersambung.....

Komen dong.....

1
US
bagus alurnya thor /Drool/
Cahyaning Fitri: Terima kasih 😘😘😘
total 1 replies
Fang
Kisah yang menyentuh hati.....😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!