Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu
Gadis cantik itu bergerak dengan lembut di atas Kevin, menciptakan kehangatan yang mendalam di antara mereka. Tubuh Kevin yang berbaring di bawah tampak tegang, napasnya berat dan keringat membasahi kulitnya, menandakan intensitas perasaan yang sedang ia rasakan.
Keduanya terdiam sejenak setelah momen itu berlalu, menikmati kehangatan dan kedekatan yang baru saja terjalin. Mereka berdua merasakan hubungan yang sangat dekat, seperti tidak ada jarak di antara mereka.
Dalam keheningan itu, mereka merasakan getaran hati yang sama, seperti denyut jantung mereka berirama bersama. Keduanya menikmati momen ini dengan sangat dalam, merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang tidak terkatakan.
"Ahh, nikmat sekali, Sayang," ia mendesah lembut, raut wajahnya memerah oleh kenikmatan.
Karin, dengan tubuh yang lentur, membalas dengan gerakan yang semakin cepat.
"Aku juga sangat menikmatinya?" bisiknya sambil memperdalam irama.
Sorot matanya yang tajam memancarkan kepuasan. Dalam keheningan, hanya suara nafas mereka yang terdengar berkejaran, membentuk simfoni keintiman di antara mereka.
"Milikmu sangat enak. Rasanya luar biasa....?" kata Karin dengan nafas yang memburu.
"Apa yang kamu suka dari milik ku?"
"Semuanya. Ini sangat enak. Panjang dan berurat!" katanya saat menggoda sang pria.
"Kau juga luar biasa, Honey!" kata pemuda itu sambil memainkan tubuh depan Karin. Menyesap pucuk pink itu dengan gemas.
Tanpa mereka sadari perbuatan mereka diketahui oleh Joana. Gadis cantik yang selama ini ada hubungan dengan Kevin. Dan mereka sudah merencanakan akan menikah satu bulan lagi.
Tapi apa yang Joana dapati. Kekasih hatinya justru tengah bermain gila dengan adik tirinya. Di apartemen sang kekasih.
Kekasih hatinya yang sangat ia cintai justru sedang berbagi peluh dengan adik tirinya.
Yang membuat Joana jijik, Karin sedang bergerak di atas tubuh Kevin dengan gaya yang sangat liar dan binal seperti perempuan murahan. Joana tak percaya, kekasihnya tega melakukan itu. Mengkhianati kepercayaannya.
Satu kata yang pantas adik tirinya sandang adalah, murahan.
Joana membuka pintu kamar apartemen Kevin dengan kuat-kuat, dan keduanya terjengit kaget. Wajah mereka pucat, dan keduanya menutupi tubuh masing-masing dengan selimut yang ada di sana. Gairah yang tadinya menggebu-gebu kini langsung lenyap begitu melihat Joana yang sudah berdiri di ambang pintu dengan mata yang berkaca-kaca.
Matanya yang berkaca-kaca semakin dalam menunjukkan luka dan penyesalan yang mendalam.
Di hadapannya, Kevin—pria yang selama ini ia panggil cinta, tampak pucat pasi, tubuhnya melipat gunduk di bawah selimut tebal, mencoba menyembunyikan rasa bersalah yang membuncah.
Wajah Kevin yang dulu selalu penuh cinta kini hanya tertunduk dalam bayang-bayang penyesalan, tersudut oleh pengakuan dosa yang tak terhindarkan.
Joana tak kuasa menahan gemuruh dalam dadanya, perasaan terluka dan tertipu oleh orang yang paling dipercayai.
Seketika, air mata yang selama ini dipendam pecah, mengalir membasahi pipi tanpa terbendung. Air mata itu lebih dari sekedar duka, mereka adalah saksi bisu pengkhianatan oleh dua orang terdekatnya—kekasih hati dan adik tirinya sendiri.
"Kenapa? Kenapa kamu tega melakukan hal menjijikkan ini dibelakang ku?" Kata-kata itu keluar sebagai racauan lirih namun penuh duka. Di dalam keheningan yang menusuk, hanya suara isakan Joana yang memecah kesunyian, seakan melantunkan nyanyian pilu dari hati yang remuk redam.
Karin dan Kevin tidak bisa menjawab. Mereka hanya diam membisu di sana, menatap Joana dengan wajah yang pucat dan mata yang sayu.
Joana merasa seperti telah kehilangan sesuatu yang berharga. Dia masih belum percaya bahwa Kevin tega mengkhianati kepercayaannya.
"Apa kalian tidak memiliki hati?" Joana bertanya dengan suara yang keras.
"Sayang, ini tidak seperti yang kamu liat? Aku dan Karin.....?" ucap Kevin terbata.
"Aku dan kak Kevin saling mencintai," celetuk Karin.
"Sejak kapan...?" tanya Joana sambil menyusut air matanya yang terus menerus mengalir.
"Hubungan kami terjalin sudah tiga bulan lamanya," jawab Karin, "Iya kan, sayang?"
Kevin menghela nafasnya panjang saat Joana menatapnya.
"Aku.....?" Kevin gelagapan. Bingung harus mengatakan apa.
"Ayolah katakan saja pada kak Jo, bahwa kak Kevin mencintaiku. Katakan juga kalau kamu sudah nggak ada perasaan apa-apa dengannya. Ingat. Kakak yang mengatakannya sendiri saat kita sedang bercinta....!" kata Karin dengan tidak tahu malu.
Joana meremat tangannya sendiri. Marah, kecewa dan sakit rasanya.
"Jo, maafkan aku. Apa yang dikatakan Karin benar. Cintaku yang dulu menggebu-gebu sama kamu, tiba-tiba menghilang. Aku sudah nggak cinta kamu, Jo." Kata pria itu tanpa merasa bersalah, "Kamu terlalu pasif sampai aku bosan. Hubungan kita monoton. Aku jenuh menjalani hubungan yang seperti itu. Dan bersama Karin, aku sangat bahagia......" Kata Kevin.
Joana yang mendengar itu semua, tentu saja rasanya sakit.
Joana merasa seperti telah mencapai titik terendah dalam hidupnya. Dia tidak bisa percaya bahwa Kevin tega mengatakan itu.
Joana menatap Kevin dengan mata sembab yang mulai merah, bibirnya bergetar menahan amarah dan luka yang dalam.
"Sebaiknya kita putus saja, Jo. Kita batalkan rencana pernikahan kita..." suara Kevin bergetar tapi penuh penyesalan.
Joana menarik napas panjang, dadanya sesak seperti menahan badai. Ia menghela napas perlahan, mencoba mengumpulkan keberanian.
"Baiklah, kalau memang itu yang kamu mau," jawabnya pelan, namun setiap kata terucap seperti pisau menembus hati.
"Mulai hari ini, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi." Kevin terbata-bata, "Jo, aku tahu aku salah... tapi kalau kita putus, mungkin kita masih bisa jadi teman..."
Joana langsung mengangkat tangan, matanya membara menolak. "Tidak. Tidak ada kata 'teman' untuk kita. Setiap kali kita bertatap muka, aku hanya akan ingat pengkhianatanmu." Suaranya tegas dan dingin. Kemudian ia tertawa getir, pandangannya menusuk tajam ke arah Kevin.
"Aku ngerti maksudmu, Rin. Semua yang aku sayang, kamu rebut satu per satu. Kasih sayang papa, kamarku, bahkan rumah tempat aku tumbuh dewasa." Ia berhenti sejenak, lalu suaranya mengecil tapi tajam seperti jarum.
"Dan sekarang... kamu juga merebut pacarku." Joana menatap adik tirinya dengan senyum dingin, lirih tapi menusuk, "Sekarang kamu puas?"
"Aku nggak ngambil kak Kevin. Dia yang datang padaku. Dia ngerasa nyaman sama aku, dan kami saling jatuh cinta. Itu bukan salahku.....?" kata Karin sama sekali tidak tau malu.
Joana tersenyum sinis, "Ternyata buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya....? Sifat ibu kamu, sama persis. Tukang rebut. Playing victim. Cuih?"
"Apa kakak bilang....?" Karin bangkit dari tempat tidur, padahal masih dalam keadaan polos. Belum memakai pakaiannya. Wanita itu seolah-olah tidak perduli.
"Murahan....?" ejek Joana, terkekeh jijik.
"Tapi sudahlah..... Semuanya sudah terjadi. Aku nggak bisa maksain diri.....,!" Joana menghembuskan nafasnya panjang.
"Semoga kalian bahagia dan kena karmanya....?"
Joana berbalik dan pergi, meninggalkan adik tiri sekaligus mantan kekasihnya yang terpaku di tempat tidur dengan wajah yang entahlah. Benar-benar membuat Joana kesal, marah dan jengkel. Gadis itu pun memilih pergi meninggalkan apartemen itu.
Joana pulang lebih awal dari penerbangan sebagai pramugari, berharap bisa memberikan kejutan menyenangkan untuk kekasihnya, Kevin. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Kevin justru yang membuatnya terkejut dengan mengakhiri hubungan mereka di hari yang sama. Semua rencana pernikahan yang telah disusun dengan hati-hati kini hancur tak berbekas.
Satu setengah tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mencintai seseorang. Mereka telah melewati suka dan duka bersama, menciptakan kenangan-kenangan indah yang tak terlupakan. Dari perjalanan panjang hingga makan malam romantis, setiap momen telah memperkuat hubungan mereka. Namun, semua itu tidak cukup untuk menjaga hubungan mereka tetap utuh.
Joana masih ingat saat-saat indah yang mereka lalui bersama, saat-saat yang membuat mereka tersenyum dan bahagia. Namun, kini semua itu hanya menjadi kenangan pahit dan menyakitkan. Pengkhianatan Kevin telah menghancurkan fondasi kepercayaan yang telah mereka bangun bersama. Joana kini harus menghadapi kenyataan bahwa hubungan mereka telah berakhir, dan semua yang mereka miliki kini hanya menjadi kenangan.
Bersambung....
Komen dong?????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Fang
Kisah yang menyentuh hati.....😭😭😭
2025-06-21
0